Love is over

15.8K 297 0
                                    

Pandanganku menerawang ke plafon kamar kos berukuran 3x2 meter. Hanya ada kasur, rak sepatu, meja belajar, dan lemari mini.

Isi kamar kosku tidak aneh aneh layaknya kamar anak old money. Setidaknya bisa berlindung dari dinginnya wengi dan teriknya matahari.

Tapi mataku serasa ditimpa serpihan kaca tapi tak berdarah. Karena Alex bermain hati dengan perempuan yang kujuluki 'si penggoda'.

Mereka duduk bersama disamping gedung Widyaloka. Tempat yang teduh untuk memadu rasa. Hingga tidak menyadari bahwa ada hati yang terluka. Dan saya lah orangnya.

Alex menyandarkan kepala perempuan itu di pundaknya. Saling mengelap sisa makanan layaknya bocah yang baru bisa memakai celana.

Sok pamer mesra, uang pun masih minta orang tua.

Awalnya sok cinta, esoknya mendua.

I am not sure they are friend, but I can sure they are fall in love each other.

Haruskah aku tetap bertahan dan memaafkan kesalahannya? Walau kami lama saling mencinta dan berbagi cerita indah serta melipur lara?

"Bajingan!!!!"

Aku melempar tasku lalu menghasilkan suara renyah.

"Ya ampuuuun ponsel gue!!"

"Aaaargghhhh... Banci kaleng si Alex. Gara gara Lo tempered glass gue retak!"

Nyatanya sumpah serapahku tidak cukup menguatkan hati yang patah. Justru aku ingin berlari meminta penjelasan hubungan yang terbelah jadi dua.

Drrrrtt....

Drrrrtt....

New number is calling....

Apa Alex akan menghubungiku secepat ini? Atau nomer perempuan barunya yang akan melabrakku? Memintaku melepaskan Alex?

"Shit! Gue mikir jeleknya nggak ketulungan."

Syukur jika itu memang Alex maka detik ini juga aku minta putus. Meski hati ini tetap minta terus.

🌺🌺🌺🌺🌺

"Mel buruan gih. Gue laper nih." Protesku karena cacing di perut sudah meronta.

"Bentar Drey. Bau parfum dan keringetnya Nathan nih."

"Lo nggak malu gitu naked setengah badan di depan gue?"

"Lo nggak bakal nepsong atau minta kuda kudaan sama gue kan."

Temanku Amelia, dia terbiasa make love dengan pacarnya, Nathan. Si cowok blasteran Indonesia Australia yang gantengnya amit amit.

"Ditinggal, baru tahu rasa Lo. Perawan Lo ilang, Nathan juga pergi."

"Astagaaaa! Lo doain gue putus sama Nathan. Amit amit. Doa Lo jelek."

Aku meringis sambil mengusap kepala yang baru saja ditimpuk buku tebal.

"Lah emang gitu kan kelakuan cowok cowok. Udah dapet madunya lalu ditinggal minggat."

"Khusus Nathan enggak kok."

"Confidence banget anda. Apa karena Lo dikasih janji manis doang?!"

"Lo kenapa sih Drey? Tumben banget bahas hubungan gue sama Nathan. Ada masalah sama Alex?"

Amelia tahu betapa aku mencintai Alex.

"Love is over." Ucapku sendu.

"What? Alex mutusin Lo? Demi apa?!"

"Demi lobang yang lain! Asshole!" Geramku.

"Dia jalan sama cewek lain? Lo lihat sendiri?"

Aku mengangguk. "Saat gue berjuang buat masa depan, dia malah incip sana sini. Dasar cowok kere mana duit gue masih di Alex."

"Lagian sih Lo sok perhatian. Pake acara minjemin duit segala. Lo harus move on, lupain Alex biar nggak sensi sama gue." Amelia menepuk pundakku.

"Cita cita gue pengen punya cowok tajir, tua dikit nggak apa lah." Ucapku melantur.

"Gold digger! Cuma mau duitnya aja. Kalau yang kayak gitu sih duda kali."

"Nggak masalah. Mau duda kek. Mau yang udah empat puluh kek. Kalau tajir dan gue klik sama dia, why not."

"Jadi doa Lo ye ngomong begituan."

"Aaamiinn! Puas Lo?!" Sahutku yang langsung membuat Amelia bergidik.

"Kok Lo jadi maniak sama yang tua tua keladi sih Drey?"

"Mending sekalian ama yang dewasa tapi mapan, tajir, punya usaha."

"Lo kalau patah hati suka ngelantur ye?! Yang masih muda masih banyak ngapain Lo cari laki laki bekas."

"Gue capek pacaran sama seumuran kayak Alex. Janji doang digedein tapi ujungnya gue ditinggalin."

Aku harap Alex meminta maaf, agar hubungan ini bisa disudahi. Karena mana bisa dipertahankan lagi. Pergi mencari pengganti adalah jawaban yang correctly.

"Nasib duit Lo gimana Drey? Apa Lo ikhlasin gitu aja?" Tanya Amelia saat kami berjalan menuju warung makan.

"Dari pada gue ikhlasin tuh duit, mending gue ikhlasin dia sama tuh lonte sekalian!!"

Aku menghentikan langkah lalu meraih tangan Amelia.

"Bantuin gue ambil duit gue dong Mel. Lo tahu kan nasib anak kosan jauh dari rumah?" Rengekku.

Sekarang, siapa lagi yang bisa kujadikan tempat bermanja manja kalau bukan sahabatku ini.

"Kok gue sih?"

"Siapa lagi yang bisa gue ajak kerja sama kalau bukan Lo." Rayuku kembali.

"Saudara Lo?"

"Yang mana? Gue anak tunggal."

"Anak bapak Lo sama bini barunya."

"Mereka bukan saudara gue!" Aku menghempaskan tangan Amelia dan berjalan mendahuluinya.

"Iyee iye gue bantuin tapi besok traktir makan malam ya?"

"Beres. Sekalian syukuran biar gue lolos interview."

Dia menarik tubuhku sampai hampir jatuh.

"Serius? Dimana? Jadi apa?"

"Lo mau bikin aset berharga gue penyok kena aspal?!!" Semprotku.

Amelia nyengir. "Sorry sorry."

"Gue besok mau interview user di PT Antara Karya, jadi staff accounting payable. Keren kan?!"

"Good luck ya Drey. Gue ikut senang. Traktir dim sum ya?"

"Mahal monyong."

"Gue bantuin ambil duit Lo di Alex atau kagak?!"

"Ngancem nih!"

Amelia menatapku serius. "Gue bakal totalitas bantuin Lo. Sekalian mau gue kasih pelajaran si Alex udah nyakitin Lo."

"Janji?"

Amelia mengulurkan tangannya. "Seorang Amelia Nathania nggak akan bohong."

"Sejak kapan nama Lo ganti jadi aneh gitu?"

"Since Nathan always makes me shout his name every fucking me."

"Gila Lo."

Perselingkuhan adalah hal memuakkan dalam hidupku. Keluargaku hancur karena perselingkuhan yang dilakukan papa.

Membuat hidupku dan mama terlunta lunta. Kami pernah berada dalam batas minimal saat papa tidak memberi nafkah untukku dan mama belum diterima bekerja.

Dan itu tidak akan kubiarkan terjadi dalam kisah asmaraku.

Tidak ada kata maaf untuk perselingkuhan Alex.

🌟 Klik tanda bintangnya. Terimakasih

Ready To ServeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang