Semalam aku tidak bisa tidur nyenyak karena terbayang perkataan dan perlakuan Kian hingga membuatku lari pulang ke kosan dengan derai air mata.
Aku memaksa bangun dengan mata yang masih berat karena kurang tidur. Ini waktunya mandi dan segera berangkat kerja. Beruntung mama tidak menelfon atau mengajak video call saat mataku masih bengkak karena menangis.
Aku tidak mau mama mengira aku memiliki masalah. Sehingga wajah senang dan bahagia yang selalu kutunjukan bisa membuatnya tenang.
Menguap lalu meregangkan badan sembari berjalan menuju teras kamarku yang berada di lantai dua. Mentari pagi baru saja bersinar dan langit masih terlihat kurang cahaya.
Aku menajamkan penglihatan begitu melihat seorang wanita berumur yang biasanya bertugas membersihkan rumah Kian. Dia datang kemudian membuka pintu gerbang rumah Kian.
"Jadi Kian bohongin gue kalau si ART panggilan lagi pulang kampung?" Tanyaku tidak percaya.
Kian menciptakan drama di dalam drama. Dia menjadikan aku sebagai partner dramanya dihadapan Elea dan Alfonso, juga memainkan drama tunggal dihadapanku.
"Kenapa dia pengen ngawasin gue? Apa dia khawatir gue bakal bocorin informasi tentang dia dan keluarganya?"
Aku tidak tahu pasti dan tidak mau tahu apapun tentang Kian dan keluarganya.
Cukup sampai disini aku mencintainya dan harus menerima kenyataan bahwa Kian tidak membalas cintaku. Kalau aku bertemu Elea, satu hal yang harus ia ketahui jika aku bukan pelakor ataupun orang ketiga. Aku lelah mendapat predikat itu.
Belum selesai rasa galau ini, ada sebuah notifikasi pesan email dari akun yang bernama 'al_fonsogbril@...com'
"Mau apa dia ngirim surel?"
Alfonso tidak bisa menghubungiku via telfon karena telah kublokir. Dan rupanya Alfonso tidak menyerah untuk menghubungiku via email.
Cc : Baca dulu.
Sha, gue nggak tahu kenapa Lo blokir nomer gue. Udah gue pikir apa salah gue tapi nggak bisa nemuin.Sekarang gue pengen cerita satu moment yang mungkin aja bisa bikin Lo berubah pikiran ke gue.
Kian mencintai Elea.
Mungkin Lo udah tahu itu lama. But, I want to emphasize it one more time. With the hope that you will not go wrong to trust Kian or me.
Kian dan Elea sudah lama menjalin hubungan tanpa status. Mereka dekat tapi enggak punya ikatan sebagai seorang kekasih. Kian never say love her but his act show it.
Gue tau Kian pasti mendidih saat tau gue bakal dijodohkan dengan Elea. Gadis yang udah lama jalan dengannya. Mereka sering jalan bareng, layaknya sepasang kekasih. Dan gue sama sekali nggak masalah dengan itu karena gue nggak cinta Elea.
I love a girl. Not Elea. I can't tell who she is to you. Sorry.
Parahnya saat gue udah bilang ke Kian kalau gue nggak cinta dan nggak minat dengan perjodohan ini, Kian nggak percaya. Dia mikir gue tetap maju dan rasa kecewanya ke gue bertambah besar. Padahal yang maju adalah orang tua gue, bukan gue.
Oke Sha, gue terima Lo blokir nomer gue. Gue juga terima amarah Lo ke gue. Gue cuma pengen mastiin Lo tetep baik baik aja meski ketahuan Kian.
Mending Kian baku hantam sama gue dari pada Lo kena getahnya. Gue cuma pengen tau Lo baik baik aja kan Sha?
Oh ya Sha, bulan lalu, keluarga gue dan keluarga Elea ketemuan. Sumpah ini di luar skenario gue. Mama dan papa udah atur semuanya sejak awal dan gue ditarik begitu aja buat ketemuan di restoran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ready To Serve
Roman d'amourMenjalin hubungan dengan duda tanpa anak. Hubungan kami berlanjut menjadi lebih intim. Lalu dia kerap 'menikmatiku' layaknya a piece of cake. IKUTI AKUNKU UNTUK CERITA LENGKAP.