Perhatian bertubi

5.3K 234 1
                                    

"Punya akun Instagram?"

"Ada pak."

"Ketik aja disitu. Nanti kamu follback."

Senyum bahagia ini tercipta karena kedekatan kami diluar ekspektasi. Aku harap setelah ini kami bertukar janji.

"Sudah saya follow pak."

Pak Affar tersenyum lalu menatapku lekat.

Sebenarnya, obat apa yang mbak perawat tadi masukkan lewat selang infusku, membuat mataku terasa berat.

"Are you sleepy?"

Kuusap mataku yang berair lalu menggeleng. Aku ingin dia disini.

Pak Affar tersenyum geli. "Your eyes are already red."

"No sir."

"Kamu harus istirahat." Putusnya kemudian berdiri sambil menilik jam tangannya.

"Udah hampir setengah sepuluh malam. Mungkin hasil lab nya udah keluar."

Dengan berat hati aku mengembalikan ponselnya dan menghela nafas kecewa.

"Ketik nomer kamu di ponsel saya. Kalau ada apa apa kamu bisa hubungi saya. Kan kamu nggak mau menghubungi orang tua."

"No....nomer saya pak?" Terkejutnya aku.

"Nomer telfon, wa, akun line atau apapun itu. The important things, I can contact you quickly."

Ya nabi salam.... Ini namanya rejeki nomplok.

Aku mengembalikan ponselnya dengan kedua tangan, berharap tidak lupa menghubungiku balik.

"Makanan dihabiskan. Jangan banyak mikir kerjaan dulu. Jangan stres. If you need everything, you can call me. Kalau teman kamu pas lagi repot."

'Ini gila. Gila. Gila. Gila.'

"Saya balik ya?" Pak Affar mengelus lengan kananku. Kemudian memasukkan ponselnya.

Setiap gerakannya tak luput dari rekam pandangku, he really catch my eye.  Bahkan jika sekarang aku ketahuan flirting pun I really don't care.

"Get well soon."

"Iya pak saya juga ingin segera sehat dan bisa bekerja lagi...... dengan bapak."

Aku tidak menyesali ucapanku yang terlihat ingin berdekatan dengannya.

Setelah pintu tertutup aku  memekik histeris, efek dari sebuah touching and saying goodbye seorang Affar Khaleed Dirgantara. Manajer SHE kantorku yang matangnya melebihi mangga tetangga.

Mencintai seseorang yang usianya mungkin hampir dua kali usiaku. I do something differently than I did before. Bukannya aku jijik, malah aku makin menjadi.

🌺🌺🌺🌺🌺

Sudah empat hari aku dirawat dirumah sakit. Dan pak Affar tidak lagi menjengukku sejak malam itu, padahal aku.... rindu.

Seorang pria dewasa memakai seragam rapi berdiri di depan pintu kamar rawatku dengan senyum ramah.

"Mbak Audrey ya?"

"Iya. Maaf anda siapa?"

"Kenalkan saya Samsul. Sopir pribadi pak Affar Dirgantara." Ucapnya sedikit membungkuk.

Aku terkejut. "Eh....maaf, maksudnya?"

"Pak Affar menyuruh saya membantu mbak Audrey beres beres barang yang mau dibawa pulang. Boleh saya masuk?" Ucapnya sopan.

Ready To ServeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang