"Drey, bener nggak sih Anjar punya something sama pak asmen?" Tanya Nani saat kami makan siang berdua.
"Emang kenapa?"
"Gue nggak yakin sekelas pak asmen doyan sama staff biasa kayak Anjar. And she is not very pretty."
"Cantik kan relatif Nan."
"Nggak mungkin pak asmen yang cuek dan pendiam doyan ama Anjar yang pecicilan."
Aku menahan tawa. "Jodoh kali Nan."
"Gue aja yang body kayak biola nggak dilirik tuh sama pak asmen. Ngeselin!"
Oooh jadi mereka memperebutkan perhatian si duda ini?
Phisically, Nani adalah cewek paling bahenol dengan segala bedak taburnya di divisi keuangan.
"Lo naksir pak asmen?"
"Nggak harus pak asmen sih. Yang penting salah satu bos di sini ada yang naksir gue lah."
"Maksudnya?"
"Ya elah Audrey. Udah biasa kali nyari sandaran orang atas biar naik posisi lebih gampang."
"Mending naik golongan karena prestasi."
"Drey, Lo bisa sekece sekarang rahasianya apa sih?"
"Ngaco Lo!"
"Udah deh Lo terbuka aja. Anak personalia juga ada yang sama pak Rudy. Awal masuk sih biasa, sekarang selevel lah sama Lo."
Aku takut ada yang pernah melihatku jalan dengan Affar.
"Gu...gue biasa aja Nan."
Nani menggeleng. "Lo ada cowok disini?"
"Gue jomblo tahu."
"Lo pernah satu lift sama pak asmen terus tarik tarikan. Itu jadi gosip receh di tim gue."
"Gue......mau keluar tapi liftnya nutup lagi."
"Kalau pak asmen sama Lo sih masih cocok. Nah kalau sama Anjar? Nggak banget." Nani bersedekap sambil menggeleng.
"Gue nggak ada apa apa sama pak asmen." Elakku.
"Menurut Lo, dia cakep nggak?!"
Aku kembali gelagapan. "Kenapa makan siang kita jadi kayak gini sih Nan?"
Aku tersanjung dengan ucapan Nani, tapi aku tidak mau besar rasa.
No imminent plans be romantically involved with any man in this office.
Setelah makan siang, kami melihat Anjar berbincang dengan pak Lio. Lalu Nani menyeretku bersembunyi di balik tembok.
"Kalau pak asmen ngobrolnya sambil senyum, fix gue percaya mereka pacaran." Celetuk Nani.
Tapi, tidak ada interaksi layaknya sepasang kekasih yang terlibat office romance.
"Chemistry-nya bak sepasang majikan dan kuli."
Kali ini pak asmen menatap Anjar dengan ekspresi tegas. Sedang Anjar menunduk.
"Katanya ayang beb, nyatanya diomelin di lobby. Diiiih muka rata deh buuuuk." Imbuhnya.
Aku menepuk lengan Nani. "Lo tega amat sama teman sendiri."
"Siapa suruh bikin gosip murahan. Kalau dia cantik mau gebet pak Affar sekalian pun oke oke aja."
Mendengar nama itu aku merasa geram.
"Gue malah salut sama cewek yang punya affair sama bos tapi lebih milih diem."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ready To Serve
RomanceMenjalin hubungan dengan duda tanpa anak. Hubungan kami berlanjut menjadi lebih intim. Lalu dia kerap 'menikmatiku' layaknya a piece of cake. IKUTI AKUNKU UNTUK CERITA LENGKAP.