Favorite Taste [NOMIN] ✔

4⃣2⃣

𝙵𝚊𝚟𝚘𝚛𝚒𝚝𝚎 𝚃𝚊𝚜𝚝𝚎 𝚋𝚢 𝚂𝚗𝚊𝚠𝚒𝚗𝚐_𝚗𝚊

✧༺♥༻✧

Tatapan sengit Haechan layangkan pada pria beriris tajam di hadapannya. Tangan di kedua sisi tubuhnya terkepal kuat. Menahan amarah yang memuncak. Wajah angkuh itu meliriknya tanpa minat, kemudian terkekeh mengejek.

"Aku tidak melakukan apapun Haechan-ssi"

"Dasar keparat!! Kau dan orang itu membuat dunia hancur!!" Bentak Haechan yang sudah terlanjur tersulut emosi.

"Hey hey hey apakah begitu para malaikat berbicara?" Kekeh Hendery, ia menyeringai puas saat mendapati wajah Haechan yang tampak terkejut atas ucapannya sendiri.

Baiklah Haechan, setelah ini kau harus segera meminta pengampunan.

Menarik nafas panjang dan memejamkan mata, Haechan berusaha untuk tidak terlarut dalam emosinya "Hendery-ssi, tidakkah kau sudah bertindak terlalu jauh?" Ucapnya setelah dirasa emosinya sudah jauh lebih stabil.

Hening kemudian, Hendery hanya diam menatap ke arah gumpalan awan di luar sana "Semua ini tidak sepenuhnya salahku"

"Kau benar-benar sudah dibutakan oleh cinta" Ucap Haechan yang dibalas dengan decihan oleh Hendery.

Pemuda tampan beraut wajah tegas itu beralih menatap lawan bicaranya. Satu sudut bibirnya tertarik seakan meremehkan ucapan Haechan.

"Ucapan itu seharusnya kau tujukan untuk dirimu sendiri Lee Donghyuck-ssi" Hendery tampak menjeda ucapannya "Ahh maaf maksudku Lee Haechan-ssi" Senyum si tampan mengembang begitu menyeramkan.

Tubuh Haechan membeku di tempat. Matanya membola atas ucapan Hendery. Namun, tak lama kemudian sorot matanya berubah sendu. Kepalan tangannya yang kencang perlahan mengendur.

Hendery yang melihat raut wajah Haechan kembali terkekeh senang. Ia bangkit dari kursi yang ia duduki. Menatap pemuda yang menjadi lawan bicaranya sekali lagi.

"Sebaiknya kau berkaca terlebih dahulu sebelum berkata, karena ucapan yang kau tujukan untuk orang lain bisa saja menjadi pisau yang menusuk dirimu sendiri"

"Ahh dan juga sebenarnya aku tidak benar-benar menaruh perasaan setitikpun pada pria itu, kau akan tau rencanaku babe"

Usai mengucapkan kalimat tersebut pria itu meninggalkan Haechan yang masih mematung di tempatnya. Setetes air mata perlahan jatuh dari manik indahnya. Terus menetes hingga tanpa disadari oleh Haechan air matanya itu mulai mengalir deras.