Sour Candy

126 36 5
                                    

(Note : alur maju-mundur, better on focus supaya nggak bingung :))

***



Di dunia ini, mungkin Sasa adalah satu dari jutaan makhluk bumi yang jarang sekali mengekspresikan perasaan. Lebih tepatnya sih, nggak bisa. Mau bahagia, jatuh cinta, sedih, atau bahkan marah dan jengkel, ya ekspresinya selalu gitu-gitu aja.

Kalau kata Ryuna, "Ugh! Capek banget gue ngobrol sama manusia jelmaan kanebo kayak lo!"

Kadang kaku, kadang lemes, tapi banyakan lempengnya.


Bukti jelasnya adalah sekarang, Sasa dengan rambut yang digulung asal dan berantakan kini sedang duduk diam di tengah kegelapan ruang tamu sambil menggenggam kaleng bearbrand yang nyaris kosong.

Tidak terlihat jelas karena gelap, tapi ekspresi Sasa yang datar dengan mata menyorot kosong membuat Ryuna yang hendak lewat terjengak super kaget.

"ANJ—astaghfirullah! Sumpah kaget gue anjing!"

Sasa melirik kesal, lamunannya buyar seketika.

"Lo apa banget sih, Mil??" teriak Ryuna sambil menghidupkan lampu.

Sasa tidak langsung menjawab, otaknya sibuk menata satu-persatu pikiran yang saling bertumbuk membuat pening kepalanya.

"Ngomong kek, anjir! Bisu beneran tau rasa lo!" Ryuna ngegas soalnya masih jengkel karena serius kaget banget tadi.

"Berisik ah! Lo kalo mau pergi, pergi aja. Sana." usir Sasa kemudain menenggak habis susunya.

“Lo kenapa deh?”

“Apa?”

“Ya elo itu.”

“Gue nggak kenapa-kenapa perasaan.”

Bohong!


"Serius gue.”

Sasa diam, bimbang sendiri. Ryuna menahan diri buat nggak melempar tisu kotak di atas meja. "Nyahut kek, Mil!"

Pada detik Sasa sudah akan membuka mulut ponsel Ryuna berdering, mengalihkan fokusnya pada Sasa. “Duh, gue udah ditunggu nih. Buruan jawab.”

Sedikit kecewa bergumul dihati Sasa. Eh, buat apa? Bukannya Sasa sendiri yang sudah bertekad tidak akan lagi bergantung pada orang lain?

“Mil?”

“Sumpah lo berisik banget. Mending buruan pergi deh?”

Ryuna mendengus, “Gue tau ya lo lagi nggak baik-baik aja. Tapi gue beneran udah ditunggu ini.”

Lalu terdengar suara klakson dari halaman depan.

“Nanti. Tunggu gue pulang dan lo ceritain semua ke gue, oke?”

Sasa sama sekali nggak merespon, pikirannya sudah tidak menentu. Ryuna berhenti sebelum tangannya menarik tuas pintu, 

[✔] NUMBTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang