Yang Mengganggu

397 70 10
                                    

Apa yang Sasa benci di dunia ini selain asap rokok?

The fckin' 3rd day!

Full class dari pagi sampai sore, empat mata kuliah dan semua nya teori. Damn bad day!

Dari malam menuju Rabu pun lelahnya sudah terasa. Apa lagi harus bangun, mengambil handuk dan mandi sepagi ini, lalu membayangkan menghabiskan hari dengan buku tebal penuh tulisan tanpa gambar.


Shit!!!

Padahal di waktu dulu, Rabu adalah satu diantara tujuh lainnya yang pernah menjadi sumber kenangan baik Sasa. Tapi itu dulu. Jauh sebelum Sasa mengenal yang namanya ‘dipatahkan’. 

Sasa menyudahi lamunannya tatkala melihat susu kotak dengan note kuning di atas mejanya—sebenarnya tidak bisa dijadikan hak milik sih, siapa aja bisa duduk di sini, tapi yang jelas dikotak susu itu tertulis 'PUNYA SASA' yang ditulis capslock menggunakan spidol besar.

Dan disusul tulisan kecil di bawahnya.. 'Semangat hari Rabunya ^_^'

Ini bukan kali pertama sih, jadi sudah bisa ditebak siapa pelakunya.


Sasa memutar tubuh dan langsung meluruskan pandangan pada cowok blasteran Canada di deretan meja paling ujung belakang itu, yang sedang tersenyum manis ke arahnya.

Si cowok menggerakan tangan memberi gestur pada Sasa, menyuruhnya minum. Sasa mengangguk lalu mengucapkan "makasih" tanpa suara. Si cowok mengangguk sambil senyum.

Helena yang ternyata sudah berdiri di ambang pintu melihat semua adegan itu.

"Buat Helen mana yang?" todong Helen sembari mendekat.

"Minta sama si Dery lah." balas Mahen, menyikut lengan cowok di sampingnya.

"KOK JADI GUE?" Hendery panik namanya disebut-sebut.

"Halah sok denial lo." cibir Ajun. "Siapa ya, yang tadi malem asik stalki—hmfff! Ohokk! Anying tangan lo bau banget, nyet!!"

Helen dan beberapa orang yang melihat itu terkikik geli.

Hendery refleks mengendus tangannya. "Bau dari mana?? Idung lo tuh sakit!"

Sasa masih tertawa geli melihat tingkah konyol koko-koko China keturunan Jawa itu, sampai tidak sadar jika sedari tadi sepasang mata cokelat itu terus mengawasinya.

Tiba-tiba layar ponsel Sasa menyala, satu pesan whatsapp masuk.


Mahen
Diminum weh, keburu masuk

07.49 AM


Refleks tersenyum lagi. Bukan apa, dari yang Sasa dengar katanya si Mahen ini memang menaruh hati padanya. Sasa nggak mau feeling so high, tapi Ia jelas sadar kalau Mahen tengah gencar mendekatinya tiga minggu terakhir ini.

"Mahen liatin lo terus dari tadi." celetuk Helen sambil menduduki kursi sebelah.

Sasa tidak memperdulikan omongan Helen. Asik menyedot susu ultranya dan membaca asal buku di depannya.


[✔] NUMBTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang