How to Treat

321 62 27
                                    

Jeffrey merasakan rengkuhan di atas perutnya sudah tak sekuat tadi, cowok itu melirik spion dan mendapati Sasa masih terus diam tanpa ekspresi, dengan kepala sepenuhnya bersandar pada pundak kanannya.

Tiba-tiba saja gadis itu menegakkan punggungnya dan mengeluh pegal. "Ah, leher!" keluhnya sambil memijat tengkuk.

Jeffrey terkekeh. "Pegel kan? Suruh siapa keenakan nyender."

Sasa memanyunkan bibir, lantas menatap punggung tegap dengan kepala terbungkus helm didepannya itu dengan perasaan aneh, campur aduk.

"Jam berapa sih?" tanya Sasa karena tidak yakin dengan tebakannya.

"11 kurang 10 menit. Kenapa?"

Jeffrey menunggu jawaban, tapi tak ada sahutan apapun setelahnya. Jeffrey cukup paham apa yang sedang dirasakan cewek itu.

Setelah satu jam Jeffrey melajukan motornya tak tentu arah, tiba-tiba aja cowok itu memberhentikannya disembarang tempat.


"Bentar." begitu katanya, lalu merogoh saku dengan cepat.

Sasa bingung. "Kenapa? Motornya mogok?"

"Enggak." jawab Jeffrey tanpa menoleh.

"Terus? Capek? Mau gantian?" tanya Sasa beruntun.

"Iya. Eh enggak. Ah bentar pokoknya bentar."


Sasa memicing kesal juga penasaran. Cewek itu memaju-majukan tubuhnya, mencoba melihat apa yang sedang dilakukan Jeffrey.

"Anteng ih, nanti jatoh!" peringat Jeffrey tanpa mengalihkan perhatian dari layar ponselnya.

"Ngapain siiiih?" Sasa makin brutal. Melongok-longokan kepalanya rusuh. Jeffrey kewalahan sendiri.

Dengan sigap Jeffrey langsung memasukkan kembali benda pipih itu lalu menoleh sok galak. "Hih dibilang anteng juga, ngeyel! Jatoh gimana?"

Sasa cemberut. "Ya habisnya gue dicuekin!"


Sedetik kemudian Sasa mendelik, kaget sendiri mendengar penuturannya. Shit! Sejak kapan lo jadi alay gini, Sa???

Lain Jeffrey yang malah ketawa-ketawa ganteng. Ia menyadari sudah menemukan satu sisi lain dari diri Sasa.


"Ciee yang ngambek.." ledeknya lalu memamerkan tawa gantengnya lagi. Sasa dongkol, apalagi sudut bibirnya yang dengan kurang ajarnya naik-naik sendiri tanpa dikomando.

"Sa, suka susu jahe nggak?" tanya Jeffrey super random.

"Enggak. Rasanya aneh."

"Sama. Yaudah susu anget aja ya?"

"Hah?"

Tanpa menjawab apapun lagi, Jeffrey langsung menghidupkan mesin dan melajukan motor mencari sesuatu. Tak butuh waktu lama, di depan sana sudah terlihat tenda biru yang cukup ramai.

Sasa sama sekali tidak terfikir akan dibawa di sebuah angkringan oleh Jeffrey. Bukan apa, hanya saja sudah lama sekali sejak kali terakhir Sasa menyambangi warung bertenda biru ini, dan kini datang lagi setelah selama itu dan bersama seorang lelaki.

[✔] NUMBTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang