Recovery?

145 36 14
                                    

"Sumpah lo? Trus lo biasa aja?" Helen sampai memajukan badan saking antusias plus greget nya.

"Ya emang gue kudu gimana?"

Ryuna memijit batang hidungnya, mulai frustasi. Ketiga cewek itu kiranya sudah menghabiskan hampir satu jam duduk melingkar di meja coffeshop dengan Sasa yang menjadi topik utama obrolan.

"Capek kan ngomong sama nih orang?" Ryuna menyandarkan punggung sambil melipat tangan menatap Helen. "Kalo lo jadi dia, lo marah nggak Hel?"

"Lena aja!" hardik Helen.

"Ya udah sih, sama aja kan?"

Helen mencebik, "Yaaa... tergantung?"

"Tergantung apa? Padahal jelas-jelas cowoknya yang salah!" Ryuna terlihat menggebu sekali.

"Eh, ya nggak gitu dong. Kan udah denger penjelasannya tadi pagi."

Sasa menghela nafas lelah, pusing sendiri kenapa malah jadi dua orang itu yang geger.

"Kayak gitu dimana jelasnya coba? Masa-"

"Heh! Udah ya. Stop. Masalah udah selesai nggak usah diributin lagi gue pusing." sambar Sasa.

"Nggak usah sok keren deh Sa, lo pikir gue nggak tau rasanya kayak gimana?!" balas Helen, ikut berapi-api terbawa aura Ryuna.

"Ya emang lo nggak tau. Kan yang ngerasain gue." timpal Sasa, "Lagian.." lanjut Sasa sebelum teman-temannya itu sempat menyahut.

"Lagian gue juga nggak berhak kali ngelarang Kak Jeffrey buat temenan sama siapa aja. Emang gue siapanya?" Sasa memaksa tawa keluar dari mulutnya. "Gue juga nggak mau gede-gedein masalah. Nanti capek sendiri. Hidup gue udah capek banget kalian tau sendiri kan."

'Gue.. gue cuman nggak mau kehilangan orang yang peduli sama gue Len, Na.' batin Sasa.

"Lo nggak sayang ya sama Kak Jeffrey?"

Sasa tersenyum, "Justru karena gue sayang, Len."

Ryuna mendelik, "Wah! Udah kerasukan setan bucin nih temen lo, Hel!"

Atmosfir berangsur mencair setelah Ryuna melempar joke garingnya itu.

"Fine. Okay. Kalau lo nggak keberatan ya it's okay, nggak apa. Lagian gue juga kenapa sih ya nyampe emosi gitu?" Ryuna bertanya sama dirinya sendiri.

"Nggak ada hubungan yang bakal manis terus sih. Lo harus siap ngerasain pahit asemnya juga." petuah Helen.

"Ya jangan di doain juga dong!" sembur Sasa, padahal dalam hati membenarkan.

"Gue ngasih tau, anjir!"

"Astaghfirullah! Gue ada kelas anjrit!" Panik Ryuna begitu mengecek ponselnya. Cewek itu segera mengepak barang dan mengosongkan gelas.

"Sialan! Segala gue silent nih hp. Gue duluan ya? Byeee!"

"Eh, eh! Bareng!" pekik Helen terburu.

[✔] NUMBTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang