The Ego

157 36 22
                                    

Mau egois, voment dong:(

***

Demi Tuhan, Sasa masih tidak mengerti bagaimana Ia bisa berakhir disini, saat ini, bersama dua orang ini. Kebingungannya lima belas menit lalu seperti masih terasa.

“Halo! Sasa ya?”

Sasa yang masih kaget dengan kemunculan orang itu cuma bisa tersenyum kaku sambil ngangguk. Tatapannya bertumbuk dengan Jeffrey yang hanya balas tersenyum tanpa menjelaskan.

Kenalan dulu kenalan dulu..” kebingungan Sasa terusik. “Yesi.”

‘Oh, that girl.’ batinnya sambil menerima uluran tangan Yesi.

Perkenalan singkat yang membawa kecanggungan di mobil Jeffrey untuk menit-menit berikutnya. Sasa saja sih, sebab dua lainnya tetap terlihat asik-asik saja. Setidaknya itu yang Sasa kira.

“Eh, lo beli buku apa di Gramed tadi?” celetuk Yesi membuyarkan lamunan Sasa.

“Hah? Oh, cuma novel sih, hehe.”

“Oh ya? Novel apa? Boleh liat?” Yesi yang duduk dibangku belakang sampai memaju-majukan tubuhnya.

Ini entah Sasa yang memang lempeng kurang energi atau Yesi yang kelewat hyperaktif, sebab dua cewek itu terlihat sekali aura mereka yang sangat bertolak belakang. Bahkan dalam sekali bercakap, orang akan tau siapa yang introvert dan extrovert.

“Astaga kayak gini semua?” Yesi mengangkat salah satu buku literatur milik Sasa dengan amazed. “Novel cinta-cintaan?”

“Ng... nggak suka sih buku gituan.”

“Demi??”

Kekehan Jeffrey membuat dua cewek itu menoleh ke arahnya. “Apa?” tanyanya bingung.

“Apa apa! Make pelet apaan lo sampe modelan Sasa gini bisa nyantol sama lo?” tanya Yesi menggebu sampai memukul kuat pundak Jeffrey yang sedang menyetir.

“Heh! Gue lagi nyetir ini.” dumel Jeffrey sambil tertawa.

“Kalo dia nih sukanya baca komik doang, Sa.” ujar Yesi pada Sasa. “Masih mending kalo beli sendiri, nah dia minjem doang balikin enggak.”

“Sial—eh, buset mulut lo!”

“Loh emang kan? Coba mana sekarang komik doraemon gue yang edisi pertama? Gue inget ya lo minjemnya sama Mami makanya dibolehin bawa balik.”

“Udah gue balikin astaga! Lupa lo waktu gue pindahan semua barang lo gue balikin, malah gue kasih tuh semua komik-komiknya Jaemy sekalian.”

“Oh iya ya? Hahaha...”

“Dasar Jaiko.”

“Apa?! Siapa maksud lo?”

“Kelakuan lo itu kayak Jai—aduh! Hahaha..”

Dua orang itu masih sibuk mendebatkan hal-hal gak penting sementara Sasa menyaksikan semuanya dalam diam. Damn it!

[✔] NUMBTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang