The Last

343 69 13
                                    

Alysa dan isi kepalanya, siapa yang bisa menebak?

Jeffrey jadi terpikir apa-apa saja yang berada di dalam kepala kecil dengan wadah cantik itu, yang jarang sekali menunjukkan sisi cerahnya pada dunia. Padahal Jeffrey yakin sekali ada sinar yang sengaja disembunyikan di sana.

“Udah reda.”

Suara Sasa menarik Jeffrey dari pikirannya. Lelaki itu meneliti sekitar, benar hujan sudah berhenti, dan Ia nyaris melupakan tubuhnya yang sudah menggigil sebab presensi gadis di hadapannya saat ini.

“Nih, kak,” Jeffrey menatap kaget pada benda kecil yang Sasa sodorkan padanya. “Biar nggak masuk angin.” imbuhnya.

Jeffrey menerima kotak kuning kecil bertuliskan ‘tolakangin’ itu. “Buat gue?”

Sasa mengangguk sekali. “In case you don’t want to catch a cold.

...thank you.

Ada yang bergemuruh riuh tapi bukan petir, melainkan jantung Jeffrey. Jujur saja Jeffrey tidak pernah suka dengan apa-apa yang berbau herbal, namun anehnya lelaki itu bertekad sekali ingin mencoba cairan asing itu.

“Gue duluan kalau gitu—”

“Nggak bareng aja?” sahut Jeffrey kelewat cepat.

Nope. Udah dijemput kok.”

“Hah dijemput siapa??”

Sasa menoleh lalu mengulas senyum penuh arti, “Something always there for me.” jawabnya sambil berlalu, membuat Jeffrey uring-uringan sendiri.


Eh—wait! Hah?


Masih tidak mengerti sebelum kemudian Sasa menggoyangkan ponselnya yang masih menampilkan jendela aplikasi Grab dan masuk ke dalam mobil setelah menyapa sang driver.

“Aah..” Jeffrey manggut-manggut setelah hampir saja kehilangan akal sehat hanya karena hal super sepele. Lelaki itu tertawa kecil—menertawakan diri sendiri—sambil terus menatap mobil yang membawa Sasa sampai menghilang dari jangkauannya.

Sekali lagi Jeffrey tertawa sendiri menatap dirinya dan juga tolak angin yang masih berada di genggamannya.

 

You nuts, Jef! You are!



***

Jam sudah menunjukkan pukul 01.27, sudah lewat dini hari. Dan seharusnya Sasa bisa saja langsung memejamkan mata dan tertidur. Namun gadis itu sudah terlanjur menciptakan satu kebiasaan kurang baik tanpa Ia sadari.

Sasa terbiasa terjaga hingga subuh hampir menjelang, seperti mempersilakan pikiran-pikiran jahat untuk datang mengganggu kepalanya dan menolak pergi hingga fajar menyapa.

[✔] NUMBTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang