Harapan

330 66 4
                                    

Selalu ada pertanyaan sama yang kerap muncul, kenapa luka terbesar selalu datang dari mereka yang terkasih? Dan jawabannya akan terus sama, sebab hanya mereka yang punya akses hati kita.

Yang kita kasihi sedemikian dalam, nyatanya mereka juga yang menggores luka sesakit ini.

Dan Sasa kerap merapalkan mantranya acap kali dirinya merasa ‘sakit’. I enjoy the pain, really I am. I’ll be okay.. sambil sesekali memukul kuat dadanya yang terasa sesak.

Lucu ya? Mereka yang membuat kita sakit, tapi kita yang harus berjuang untuk bangkit dan sembuhin luka itu sendirian. Tanpa siapa pun.

Sebab nggak akan ada orang yang benar-benar bisa mengerti rasa sakit kita, kecuali kita sendiri. Makanya kita harus kuat.

Papa
Sa, papa pengin ketemu Sasa
03.47 PM



Jantung Sasa sempat terhenti untuk sepersekian detik saat membaca pop-up notif whatsapp itu, lalu kemudian mulai bergemuruh hebat sampai tangannya hampir gemetaran.

"Gimana? Dah cantik kan gue?"

Tanya Helen tak digubris, Sasa masih diam mengamati layar ponselnya. Pikirannya sudah tak karuan dengan jantung yang mulai menghentak-hentak di dalam sana.



Ting!


Ting!




Papa
Sa, papa pengin ketemu Sasa
da yang pengen papa omongin
03.47 PM


Sasa ada waktu? Papa tunggu di resto biasa ya jam 4 nanti? 
03.48 PM



Kali ini sampai langkahnya terhenti, jelas mengundang pertanyaan Helen yang masih berdiri di sampingnya.

"Kenapa sih?"

"Len, gue skip ya?" Sasa sudah hendak berbalik namun dicekal Helen.

"Heh! Ada apa sih?"

"Penting."

Begitu saja dan Sasa langsung berbalik memutar tubuhnya, tidak fokus sampai tak sengaja menubruk tubuh kokoh yang ternyata berdiri di belakangnya sedari tadi.

"Awh, maaf maaf!"

Sempat tangan itu hendak terlurur, namun urung karena si Alysa sudah berlari tanpa sedikit pun menggubrisnya.

***

Sasa sering mempertanyakan arti bahagia pada benaknya. Bahagia yang bagaimana? Seperti apa? Hidup berkecukupan dan dikelilingi orang-orang baik bukankah sudah cukup?

Harusnya.

Tapi nyatanya belum.

Nyatanya Sasa tetap membutuhkan sosok tangguh yang sudi membagi pundak padanya. Sebab terkadang hidup memang sering kelewat bercanda. Dan pada kemungkinan terburuk yang lewat di benaknya, Sasa masih menggenggam satu harapan kecil yang tersisa.

[✔] NUMBTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang