10| Jika Kau Sakit, Aku Lebih Sakit

201 27 0
                                    

*****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*****

Happy Reading Carat Hyungdeul! ^^

*****

Seorang pria paruh baya dengan pakaian serba hitam berjalan gagah di sebuah lorong rumah sakit. Para dokter dan perawat yang bekerja di sana membungkuk hormat saat pria paruh baya itu melewatinya. Setelah berjalan beberapa menit melewati lorong, akhirnya pria paruh baya itu pun berhenti tepat di depan pintu sebuah ruangan yang bertuliskan Dr. Kim Mingyu. Pria paruh baya itu meraih gagang pintu dan membukanya tanpa permisi, menandakan dialah yang tertinggi di rumah sakit ini.

Mingyu mengalihkan pandangannya dari berkas untuk melihat siapakah orang yang berani masuk tanpa mengetuk pintu. Tapi bukannya marah, Mingyu malah tersenyum senang melihat seseorang yang datang.

"Appa," Mingyu berdiri melihat ternyata yang mendatanginya adalah Jongin.

"Masih sibuk, Adeul?" Jongin berjalan mendekati putranya.

Mingyu keluar dari balik meja mendekati sang ayah, "Biasa Appa, bergelut dengan berkas-berkas," ujarnya sambil melirik tumpukan dokumen yang menggunung.

Jongin tertawa, "Kalau gitu kita keluar yuk? Cari makan, Appa lapar."

"Boleh Appa. Aku juga lapar, belum makan siang."

"Ya ampun Adeul, ini sudah sore dan kau belum makan siang? Jika terus begini sebelum kursi Appa jatuh padamu kau bisa jatuh sakit duluan," gurau Jongin.

"Wah Appa, andwae!" seru Mingyu tak terima.

Jongin merengut. Mereka pun tertawa bersama. Setelah itu Jongin dan Mingyu keluar dari ruangan menuju restoran.

"Appa darimana? Kok hitam-hitam?" tanya Mingyu baru menyadari pakaian ayahnya. Dia melihat dari pantulan kaca lift yang akan membawa mereka ke lantai bawah.

Jongin menunduk memeriksa diri, "Ah.. ini, Appa baru pulang jenguk Eomma," Jongin berpakaian serba hitam karena baru pulang dari makam istrinya, Kyungsoo.

"Sudah 18 tahun ya Eomma pergi meninggalkan kita," lirih Mingyu.

Jongin merangkul bahu putranya, menyalurkan kekuatan. Masih jelas diingatan Mingyu bagaimana dia melihat ibunya tergeletak tak bernyawa di lantai rumah dengan asap briket batu bara mengepul di udara.

"Kau harus kuat, kita sudah bertahan selama ini. Eomma-mu juga pasti tidak merasa kesakitan lagi di sana," hibur Jongin. "Oh ya, bagaimana kabar Seokmin?" berbicara tentang istrinya membuat Jongin jadi teringat Seokmin, karena mempunyai kondisi yang sama.

"Dia masih tidak mau konsultasi Appa."

"Jangan menyerah, Adeul. Terus bantu dan semangati Seokmin. Jangan sampai kita kembali kehilangan seseorang yang berharga karena penyakit ini," Jongin menasihati.

Annajwo | SeokSoo [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang