21| Saranghae

139 22 0
                                    

*****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*****

Happy Reading Carat Hyungdeul! ^^

*****

Jisoo membuka kedua mata perlahan saat sinar matahari masuk ke dalam kamar lewat kaca jendela yang telah dibuka gordengnya. Dia beringsut bangun dengan kening mengerut pening. Tangannya terangkat mengurut kedua pelipis, menghilangkan pening di kepala karena terlalu banyak menangis.

Jisoo turun dari atas ranjang, pandangannya mengeliling ke segala juru ruangan. Mengingat-ingat kejadian semalam dan memikirkan dimanakah ia sekarang. Jisoo berdiri, teringat kalau sekarang sedang berada di rumah Seokmin. Ia membuka pintu mencari sang empunya rumah. Saat sudah di luar, Jisoo mendengar bunyi suara pisau yang beradu dengan tatakan. Dia pun langsung bergegas menuju dapur. Dilihatnya Seokmin sedang memotong rebusan wortel menjadi dadu-dadu kecil.

Seokmin mendongak saat merasa seseorang memperhatikan. Bibirnya menyungging senyum begitu mengetahui ternyata seseorang itu adalah Jisoo.

"Sudah bangun?"

Jisoo mengangguk, berjalan mendekati Seokmin yang kini menatapnya.

Seokmin menyimpan pisau, kemudian mengelilingi pantry dapur guna menggeser satu kursi di sana, "Duduklah, aku sedang membuat bubur untukmu."

Tanpa mengatakan apapun Jisoo pun duduk.

Seokmin tersenyum sebelum kemudian kembali lanjut memasak.

"Tidurmu nyenyak?" tanya Seokmin disela kegiatan memotong rebusan wortel. Sesekali matanya melirik Jisoo.

Jisoo menjawab dengan anggukan kepala, matanya fokus memperhatikan Seokmin.

Tangan Seokmin meraih semangkuk bubur yang disimpan tak jauh dari tatakan, setelah itu ia taburkan potongan wortel tadi ke atas bubur tersebut, "Makanlah," titahnya sambil memberikan bubur itu pada Jisoo.

Jisoo memperhatikan bubur itu sekejap, sebelum akhirnya mengambil sendok dan mulai memakannya.

Seokmin langsung tersenyum melihat Jisoo memakan masakannya.

Jisoo menghentikan makannya saat bubur baru saja sesuap masuk ke dalam perut. Ia merasa hangat, entah karena bubur atau terenyuh ada seseorang yang dengan tulus memedulikannya. Tanpa disadari air matanya menetes. Dia terisak.

Seokmin yang tadinya tersenyum langsung terkejut. Dia bergegas menghampiri Jisoo, "Kenapa nangis?" tangannya terulur menyentuh pipi Jisoo, ia dongakkan wajah itu supaya melihatnya. Dengan pelan ibu jarinya mengusap air mata Jisoo.

"Uljima," Seokmin menghela napas karena air mata Jisoo tak kunjung berhenti, kedua tangannya terulur merengkuh Jisoo dalam pelukan.

~o0o~

Seokmin diam memperhatikan Jisoo yang kini duduk di hadapannya dengan kepala menunduk. Dia perhatikan wajah Jisoo, lebam-lebam masih jelas melekat di sana.

Annajwo | SeokSoo [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang