22| Gomawo

132 22 0
                                    

*****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*****

Happy Reading Carat Hyungdeul! ^^

*****

Seokmin membaca naskah skenario pemberian Junhui, yang datang ke rumahnya sejak 15 menit lalu. Jisoo sudah tidak ada di sana, kekasihnya pergi ke kampus tepat sebelum Junhui datang mengunjungi. Seokmin membuka lembar demi lembar kertas naskah, dia baca kalimat-kalimat yang tertulis di sana.

"Bagaimana menurut Seokmin-nim? Naskahnya bagus, kan?" Junhui bertanya hati-hati setelah melihat Seokmin membaca hampir seperempat naskah tersebut. Naskah drama yang ia dapatkan dari Seohyun untuk Seokmin perankan.

Seokmin mengangguk, setuju bahwa naskah yang sedang ia baca mempunyai cerita menarik. Dia menutup naskah itu, melihat judul dan penulisnya.

"Hug Me-Kim Minseok?" kening Seokmin berkerut saat melihat nama penulisnya, merasa asing dengan nama itu.

"Minseok Jakka-nim penulis hebat, Seokmin-nim. Dia baru saja kembali dua minggu lalu dari Harvard setelah mengambil gelar Masternya di jurusan sastra, dan langsung diajak kerja sama oleh Jongdae Gamdok-nim," Junhui menjelaskan profil Minseok selaku penulis naskah skenario pada Seokmin saat melihat pria itu tampak bingung tak mengenali penulisnya.

"Penulis baru?"

"Aniyo. Sudah banyak naskah yang beliau tulis untuk film maupun drama, buku-bukunya pun banyak dijual di pasaran. Hoejang-nim bilang 10 tahun lalu Seokmin-nim pernah menolak tawaran film dengan judul Help Me. Nah, cerita itu Penulisnya Minseok Jakka-nim."

Seokmin ingat. Penolakkan shooting 10 tahun lalu yang membuatnya kehilangan banyak hal. Dirinya, keluarga, termasuk sosok yang pernah ia anggap kakak.

Seokmin menyimpan naskah yang tadi dibacanya di atas meja, membuat Junhui terkejut takut pria itu menolaknya. Ia menatap Seokmin harap-harap cemas.

"Aku suka ceritanya. Menampilkan banyak pelajaran hidup."

"JIncayo?" Junhui memastikan. Tak mau sampai Seokmin berubah pikiran.

"Um."

"Dahaengiyo.."

"Kapan aku harus bertemu Jongdae Gamdok-nim?"

"Hoejang-nim bilang Seokmin-nim bisa langsung ke kantor Jongdae Gamdok-nim saja."

"Kalau begitu Hyeong tunggu di sini, aku ganti baju dulu."

"Nde, Seokmin-nim!"

~o0o~

Jisoo menyimpan tasnya di atas meja begitu sampai kelas. Kemudian menggeser kursi untuk ia duduki. Tapi baru saja akan duduk Jihoon datang menghampiri, membuatnya mengurungkan niat untuk duduk di kursi.

"Maaf mengganggu," kata Jihoon saat melihat Jisoo tak jadi duduk karena kedatangannya.

Jisoo menggeleng, ia tersenyum. Di kelas hanya Jihoon teman paling baik, karena tidak pernah menyombongkan apalagi melihat seseorang dari harta dan tahtanya.

"Ada yang mau kau bicarakan denganku?"

Tanpa mengatakan apapun tangan Jihoon terulur memberikan sebuah surat.

Jisoo menatap bingung sebelum akhirnya menerima surat itu, "Mwonde igeo?"

"Baca saja."

Meski bingung Jisoo membuka surat tersebut. Dilihat dari segi tampilan sepertinya surat resmi. Kedua mata Jisoo melebar begitu membaca isi surat, tatapannya beralih pada Jihoon yang tersenyum.

"Selamat ya, kau jadi siswa pelatihan di Agensi Hyde Entertainment."

Surat tersebut undangan audisi dari Hyde Entertainment. Yang membuat Jisoo terkejut adalah ia tidak pernah bertemu atau ditawari oleh seseorang yang mengaku staff agensi, tapi entah mengapa tiba-tiba diberi surat undangan saja.

"Jihoon.. tapi aku-"

"Aah.. mian. Aku memberikan videomu bernyanyi saat mata kuliah Junmyeon Gyosu-nim ke agensi. Yah.. mereka menyukainya."

"Mwo?"

"Suaramu bagus. Sayang kalau disia-siakan."

"..go-gomawo.. jinca gomawo, Jihoon-ah."

"No, jangan berterimakasih. Kau tahu, aku tidak melakukan apa-apa."

"Aniya.. kau baik sekali."

Jihoon tersenyum, "Sepulang kuliah kita harus ke agensi. Ada yang mau Hoejang-nim katakan padamu," ucapnya memberitahu.

"..uri? Ka-kau.. seorang trainee?"

"Wae? Kau meremehkan bakatku?"

Jisoo mengerjap melihat raut wajah Jihoon tampak salah paham dengan pertanyaannya, "Bu-bukan begitu! Aku hanya senang karena itu artinya kita berada di perusahaan yang sama," jelasnya.

Bibir Jihoon menyungging, mengerti kenapa Hansol menyukai Jisoo. Jisoo benar-benar lugu. Seperti sekarang, padahal Jihoon bertanya seperti itu hanya untuk menggodanya, tapi Jisoo menanggapi dengan serius.

"Sebenarnya aku tidak mau mengatakan ini karena terdengar seperti menyombongkan diri. Tapi asal kau tahu, aku sudah menjadi trainee Agensi Hyde Entertainment sejak lama."

"Daebak! Kenapa kau menyembunyikannya?"

Jihoon terkekeh, "Aku hanya tak mau bersikap sombong. Lagi pula aku masih trainee, bukan Artis," pungkasnya.

"Tetap saja kau hebat."

Jihoon tersenyum, tangannya terangkat, "Selamat bergabung di agensi."

Jisoo meraih tangan Jihoon, "Gomawo.."

©Dede Ihot

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

©Dede Ihot

©Dede Ihot

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Annajwo | SeokSoo [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang