65| Morning Kiss

140 28 8
                                    

*****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*****

Happy Reading Carat Hyungdeul! ^^

*****

Jisoo menekan tombol remote yang ia bawa dari atas nakas, lalu mengarahkannya pada jendela yang masih tertutup gorden warna navy. Membuat gorden mewah itu terbuka dengan sendirinya. Menampilkan cahaya matahari yang langsung menerobos masuk ke dalam kamar, mengakibatkan Seokmin yang masih meringkuk nyaman di atas kasur mengernyitkan dahi karena silau.

Seokmin bergumam tak jelas, mungkin ia protes karena Jisoo membuka gordennya. Tapi bukan merasa bersalah, Jisoo justru tersenyum gemas mendengar gumaman yang lebih seperti rengekan anak kecil. Dengan sepatu marun yang menghiasi kedua kakinya, dia melangkah ke arah ranjang dan duduk di tepian kasur dekat kepala pria yang kembali tidur.

"Seokmin-nim.. ireona."

Seokmin sudah keluar dari rumah sakit seminggu lalu. Meski komentar-komentar jahat netizen masih banyak berseliweran di media sosial, namun Seokmin dan Jisoo sudah tidak memikirkan itu. Karena selain hitam pasti ada putih. Selain kiri pasti ada kanan. Pun begitu dengan manusia, selain ada yang jahat pasti ada yang baik.

Banyak penggemar mendukung hubungan mereka, ramai-ramai datang ke rumah sakit menyambut kepulangan Seokmin, memberi selamat atas kesembuhannya. Banyak pula yang berbondong-bondong menuliskan hastag SeokSoo sebagai bentuk dukungan atas hubungan Seokmin dan Jisoo. Menjadikan kedua insan itu sudah tak perlu sembunyi-sembunyi lagi jalan berdua.

Seokmin yang merasakan usapan lembut di kepalanya langsung membuka kedua mata. Menampilkan manik legam yang selalu berhasil menghipnotis Jisoo. Bibir Seokmin menyungging, saat hal pertama yang ia lihat adalah wajah manis kekasihnya.

"Apa aku di Surga?"

"Ne?"

"Kenapa ada Malaikat di depanku?"

Jisoo terkekeh dengan semburat merah di kedua pipi, "Baru bangun sudah gombal."

Seokmin tertawa kecil, lambat laun kedua matanya kembali menutup.

Jisoo melihat Seokmin malah kembali tidur langsung terkesiap, dengan refleks ia guncang bahu tegap itu.

"Seokmin-nim.. jangan tidur lagi. Katanya mau antar aku casting."

Sekarang sudah pukul 08:00 sementara casting dimulai pukul 09:00. Tapi kekasihnya yang kemarin berjanji akan mengantar, masih saja bergelung dengan selimut. Dia tidak mau kesiangan dan nanti malah mengakibatkan ia kehilangan kesempatan emas yang diberikan Seungcheol padanya.

Bukan bangun dengar rengekan sang kekasih, Seokmin malah semakin meringkuk nyaman dengan selimutnya, "Ngantuk, Sayang. Aku baru tidur jam 6 karena membuat lagu semalaman," ujarnya dengan suara serak.

Jisoo cemberut. Dia tahu semenjak keluar dari rumah sakit, Seokmin kembali disibukkan membuat lagu untuk album comeback boygrup CBX, yang mana membuat kekasihnya pasti kelelahan. Tapi tetap saja Seokmin sudah berjanji akan mengantarnya ke lokasi casting.

"Ya sudah kalau Seokmin-nim tidak mau, aku minta tolong Hansol antarkan saja," Jisoo berdiri dari duduknya dengan kaki sedikit menghentak lantai.

Kantuk Seokmin seolah menguap begitu saja mendengar kekasihnya merajuk. Dengan kecepatan kilat ia segera bangun dan menarik tangan Jisoo yang hendak melenggang menuju pintu, membuat tubuh kurus itu terjungkal ke atas kasur.

"Seokmin-nim! Bahaya tahu tarik-tarik!"

Jisoo protes sambil mencoba bangun, tapi Seokmin langsung mengukungnya di antara kedua lengan.

"S-seokmin-nim ngapain sih? Sana ah aku mau berangkat casting!"

Jisoo mendorong dada Seokmin mencoba kabur dari kekasihnya. Demi apapun tatapan Seokmin sangat menyeramkan.

Seokmin menurunkan tubuhnya semakin menempel pada Jisoo, hal itu membuat Jisoo repleks menahan napas karena terkejut. Kepalanya memaling ke arah kiri, jangan sampai Seokmin tertawa karena melihat kedua pipinya yang ia yakini memerah.

"Aku tidak suka kau bawa-bawa Hansol dalam hubungan kita. Meski Hansol bilang akan move on darimu, tetap saja fakta kalau dia sangat suka padamu tidak bisa dihilangkan. Ingat, untuk sampai ditahap ini hubungan kita banyak sekali cobaannya."

Seokmin mengutarakan perasaannya mengapa ia menarik Jisoo. Itu hanyalah gerakan spontan karena takut Jisoo pergi lagi dari hidupnya. Bukan bermaksud membuat Jisoo dalam bahaya. Lagi pula kenapa kekasihnya hobi sekali membuat ia cemburu?

"Ne, ne. Arrayo. Lagi pula aku tidak serius mengatakan itu."

"Terus apa maksudnya ngomong mau diantar Hansol segala?"

"Ya habisnya Seokmin-nim ingkar janji! Katanya mau antar aku ke lokasi casting. Kalau aku tidak bawa-bawa nama Hansol, Seokmin-nim tidak akan bangun seperti sekarang ini," rajuk Jisoo masih dengan kepala yang memaling ke kiri.

Seokmin mengatupkan bibir sejenak, menahan gemas melihat ekspresi Jisoo sekarang.

"Soo-ya, sebenarnya dari tadi kau bicara dengan siapa? Kenapa wajahmu menghadap lemari terus?"

Jisoo semakin merengut dan langsung menatap Seokmin hendak melayangkan protes. Tapi belum juga bersuara, bibirnya sudah dibungkam duluan oleh Seokmin dengan sebuah ciuman lembut.

Kedua mata Jisoo perlahan menutup, dengan tangan meremas piyama bagian depan Seokmin. Meski ini bukan pertama kali, namun tetap saja jantungnya berdebar kuat sampai rasanya ia akan pingsan.

Seokmin menjauhkan wajahnya, melepas tautan mereka. Ia tatap kedua mata yang masih terpejam itu, mengusap pipi yang langsung kemerah-merahan tiap ia melakukan hal-hal romantis pada sang empunya.

Jisoo membuka kedua mata, hal pertama yang ia lihat adalah wajah tersenyum Seokmin. Ia kedipkan matanya beberapa kali, membuat seseorang di atasnya menahan tawa. Perlahan tangan Seokmin yang tadinya mengelus pipi Jisoo berubah jadi menekan, membuat bibir berwarna cherry itu maju ke depan beberapa centi.

"Morning kiss."

Sebelum Jisoo bereaksi, Seokmin segera bangun dari tempat tidur dan bergegas ke kamar mandi. Bersiap-siap mengantar Jisoo.

Jisoo masih bengong sampai suara pintu kamar mandi yang ditutup membuatnya tersadar telah dijahili. Jisoo menutup wajahnya sambil berteriak.

"SEOKMIN-NIIIIIIIIM!"

Dan dapat Jisoo dengar jelas, suara tawa dari dalam kamar mandi yang menjadi balasan untuk teriakannya.

Dan dapat Jisoo dengar jelas, suara tawa dari dalam kamar mandi yang menjadi balasan untuk teriakannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

©Dede Ihot

Annajwo | SeokSoo [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang