25| Rahasia

110 21 0
                                    

*****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*****

Happy Reading Carat Hyungdeul! ^^

*****

Jisoo berjalan pulang menuju rumah untuk bertemu Areum yang telah menunggunya di sana. Raut wajahnya sedih mengkhawatirkan Hansol. Hari ini Jisoo tidak menemukan Hansol di kelas. Terakhir kali ia melihat Hansol pada saat mata kuliah Junmyeon Gyosu-nim tempo hari. Sepertinya pria itu benar-benar akan berhenti bernyanyi dan kuliah jurusan musik.

Jisoo menaiki tangga satu-persatu begitu tiba di depan rumah. Saat hendak membuka pintu Jisoo menarik napas terlebih dulu, mempersiapkan dirinya sebelum bertemu dengan sang eomma.

"Aku pulang.."

Jisoo membuka pintu dan berjalan masuk ke dalam rumah saat mendengar suara Areum menjawab dari dalam. Ia dekati Areum yang sedang berdiri memunggunginya, mempersiapkan sesuatu.

Areum berbalik sekejap, "Duduk Nak, kau belum makan, kan? Eomma sedang membuatkanmu sesuatu," ucapnya saat melihat Jisoo hanya berdiri mematung sambil memperhatikan. Tersirat rasa bersalah di wajah manis itu.

Jisoo langsung duduk di lantai, menengokkan kepala ke kanan dan kiri melihat keadaan sekitar. Rumahnya kembali rapi, piring-piring pecah yang dilemparkan Wonshik malam itu kini tak ada lagi. Entah mengapa Jisoo merasa rindu rumah ini, meski hanya ditinggalkan beberapa hari. Jisoo kemudian berdiri, masuk ke kamarnya ingin melihat sesuatu.

Areum yang menyadari itu menolehkan kepala sambil tersenyum, "Eomma tidak tahu kau sebegitunya menyukai Seokmin Doryeonim."

Jisoo menghentikan langkah, menolehkan kepalanya terkejut.

"Saat kau pergi, Eomma masuk ke kamarmu karena rindu. Tapi begitu masuk Eomma langsung terkejut karena kamarmu penuh wajah Seokmin Doryeonim," jelasnya. Saat itu Areum benar-benar melongo dibuatnya.

Jisoo menunduk, bukan malu sebab Areum mengetahui betapa ia menggilai Seokmin, tapi karena ia mendengar kata rindu keluar dari mulut ibu yang telah ia sakiti. Jisoo berjalan mendekati Areum yang kini membelakanginya lagi, kedua tangan Areum masih sibuk menyiapkan sesuatu. Begitu di belakang Areum, Jisoo mengulurkan tangannya memeluk wanita itu. Dia tempelkan pipinya pada pungguh sang ibu. Areum tertegun merasakan tubuhnya dipeluk erat.

"Jeongmal mianhaeyo.."

Tangan Areum terangkat mengelus lengan Jisoo yang melingkari perut.

"Seharusnya aku tidak berkata kasar pada Eomma malam itu."

Areum melepas pelukan Jisoo, berbalik menghadap tubuh kurus itu. Ia menatap Jisoo yang kini berkaca-kaca, "Seharusnya Eomma yang minta maaf padamu. Karena Eomma, selama ini kau menahan banyak penderitaan," tangannya terulur menyentuh pipi Jisoo dengan sayang.

"Aku menyesal telah berkata tidak ingin dilahirkan dari keluarga ini. Aku berucap demikian karena aku sangat benci Appa yang terus menyakiti Eomma," air mata Jisoo menetes. Benar-benar menyesal telah berkata seperti itu. Seharusnya meskipun sangat marah dia tidak boleh sampai mengeluarkan kata-kata tak pantas untuk wanita yang telah melahirkannya.

Areum mengusap air mata Jisoo meski kini air matanya pun ikut menetes, "Kau tidak perlu minta maaf, Eomma tahu kau berkata seperti itu karena kesal dengan semua ini. Seharusnya dulu Eomma tidak menerima Appa-mu kembali dalam hidup kita. Eomma sungguh menyesal."

Jisoo memeluk Areum. Ia hirup aroma wanita yang telah melahirkannya. Seharusnya dari dulu ini yang dia lakukan, memeluk Areum dan menceritakan semua perasaannya. Karena permasalahan tidak akan selesai hanya dengan berdiam diri dan menahan semuanya sendirian.

"Saranghae, Eomma.." Jisoo mengeratkan pelukannya.

Tangan Areum terangkat mengelus rambut Jisoo, "Eomma do saranghae.."

~o0o~

"Huh?! Pindah ke rumah Seohyun Hoejang-nim?!" Jisoo tak mempercayai pendengarannya. Saking terkejutnya ia sampai harus menutup mulut karena takut makanan yang sedang ia kunyah nyembur keluar.

Areum memberikan segelas air, Jisoo pun menerimanya. Setelah saling melepas rindu, Areum langsung menceritakan kemana mereka akan pindah. Sekarang dia menyesal karena menceritakannya saat mereka sedang makan, sebab Jisoo langsung tersedak karena itu.

"Iya, kita akan pindah ke rumah Hoejang-nim. Tadinya Eomma berniat keluar kerja dan membawamu pulang kampung saja. Tapi Hoejang-nim menyuruh Eomma membiarkanmu lanjut kuliah supaya kau bisa hidup sukses. Selain itu beliau juga masih membutuhkan tenaga Eomma. Karena itulah beliau membiarkan kita tinggal di rumahnya jika alasan kita pergi adalah takut Appa-mu kembali ke rumah ini."

Jisoo bergeming beberapa saat, tak menyangka Hananim akan memberinya kesempatan tinggal di rumah wanita yang telah melahirkan pria tercintainya.

"Bagaimana? Kau tidak keberatan?"

Jisoo menatap Areum, "Asalkan bersama Eomma aku mau. Kemana pun itu," putusnya.

Areum tersenyum bahagia, "Baiklah kalau kau setuju. Malam ini kita langsung pindah ke rumah Hoejang-nim," Areum senang karena akhirnya bisa kembali bersama Jisoo. Ia harap semoga di rumah Seohyun mereka bisa mendapat kebahagiaan tanpa harus khawatir dipukuli Wonshik lagi.

Jisoo pun berharap semoga keputusan tinggal di rumah Seohyun tidak akan menghancurkan hubungannya dengan Seokmin. Untuk sementara Jisoo harus merahasiakan ini dari Seokmin. Kalau dirinya pindah ke rumah Seohyun, mama pria itu.

 Kalau dirinya pindah ke rumah Seohyun, mama pria itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

©Dede Ihot

Annajwo | SeokSoo [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang