19. Gara-gara pancake.

8.1K 1.1K 55
                                    

Warning 15+
Terdapat adegan ciuman.
Aku gak tau menurut kalian kiss itu gimana, tapi menurut aku adegan kissing itu tetep bersifat mature.








________

"Caslo jangan di situ sayang, nanti terkena minyak panas." Ujaran Clarissa itu membuat sang anak bergerak menjauh, lebih memilih duduk di kursi dekat pantry sembari menunggu sang ibu selesai memasak.

Setelah beberapa hari berlalu dengan pemikiran rumit, akhirnya Clarissa ikhlas dengan mengganti nama Arcio menjadi Arcaslo. Cio putra kecilnya telah menjadi Caslo si pemuda keras kepala. Arcaslo adalah nama resmi dari putra pasangan Clarissa dan Dimitri.

"Mom, masih lama ya?" Caslo bertanya, dengan tangan yang menumpu kepala. Tidak lagi kuat menahan kantuk. Clarissa berbalik sejenak, menatap sang anak yang memiliki binar sayu.

Ingin mengatakan tidak, namun apa yang terjadi selanjutnya merupakan kebalikan. Clarissa menyuruh anaknya untuk menunggu di ruang keluarga saja, takut jika anaknya itu terlalu mengantuk dan malah terjatuh dari atas kursi.

Setelah mengantar sang anak ke ruang keluarga. Clarissa langsung berbalik menuju dapur, kembali berkutat dengan olahan sehat yang ia buat khusus untuk sang anak. Target Clarissa Minggu ini adalah menaikan bobot tubuh sang anak.

Di sisi lain, Caslo langsung merebahkan tubuhnya di atas ubin lantai dingin. Menikmati sensasi kulitnya yang bersentuhan dengan hawa dingin. Cuaca siang di Texas cukup panas hari ini. Entah memang karena cuaca, atau neraka yang sedang bocor.

Caslo tidak mau repot-repot memikirkan teori neraka bocor, lebih baik ia memejamkan mata sebelum nanti terbangun untuk makan. Tidak lagi peduli jika posisinya saat ini sudah seperti cicak. Rasa kantuk itu terasa menyerang bertubi-tubi.

Membuat kelopak mata itu mulai menutupi bola mata sayu berwarna merah jernih. Namun agaknya, orang baik seperti Caslo selalu mendapat cobaan. Saat baru saja hendak melompat ke alam mimpi, seseorang menahannya dengan gerakan tiba-tiba yang terasa mengangkat tubuhnya. Membuat Caslo terpaksa membuka mata.

Kini netra jernihnya menemukan eksistensi sang Daddy, padahal tadi pria itu masih duduk di sofa dengan MacBook di tangannya. Tidak berkutik banyak, Caslo hanya diam memandang pria yang memiliki mata serupa dengannya.

Di lihat dari bawah, wajah tegas Dimitri terlihat lebih tampan berkali-kali lipat. Namun pemikiran itu segera Caslo hilangkan, karena bagaimanapun juga tidak ada yang lebih tampan darinya. Arcaslo, adalah anak tertampan di muka bumi ini.

"Banyak tempat kosong, mengapa harus tidur di lantai?" Dimitri berujar. Pria itu sedikit heran dengan sifat sang anak yang di luar batas normal.

"Ser-ser aku dong, mau aku tidur di genteng juga urusan aku tuh." Nada tengil Caslo terdengar, membuat Dimitri mengangkat salah satu alisnya. Sudah kecil, susah sekali dinasehati.

Pria dewasa itu menahan tubuh sang anak yang hendak keluar dari dekapannya. Kembali mengurungnya, tubuh Caslo benar-benar kecil ketika disandingkan dengannya. Anak itu mencoba untuk keluar namun Dimitri menahannya.

"Diamlah, anak nakal. Lebih baik tidur, Mommy mu akan selesai memasak." Ujarnya membuat Caslo terdiam.

"O, iya juga ya." Bergumam pelan, Caslo beranjak untuk menyamankan posisinya didekapan sang Daddy. Mengetuk-ngetuk perut delapan kotak itu dengan jari, lumayan untuk tempat tidur.

Berakhir dengan Caslo yang tertidur di sana, membuat Dimitri kembali bergulat dengan rumus bisnis yang memusingkan di MacBook nya. Lumayan lama, sebelum Clarissa datang dengan pancake di tangannya.

Golden EyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang