21. Tolong Dimitri.

7.4K 1K 57
                                    

Saat itu Caslo masih duduk di atas bahu Dimitri, merendam di kolam renang halaman belakang. Suasana pagi yang indah di tambah sarayu sejuk yang saling bersahutan benar-benar membuat jiwa nya merasa tenang. Lalu tiba-tiba, Andi dan Aris yang sudah seminggu hilang muncul begitu saja dari dalam Mansion.

Membuat Caslo tanpa sadar hendak berlari sebelum tenggelam dalam air kolam, maklum, Caslo tidak bisa berenang. Beruntung, Dimitri dengan sigap menarik nya dan kembali mendudukan sang anak di atas bahu nya. Kini, Caslo tengah berpelukan dengan Andi dan Aris menyebabkan kepala Dimitri terjepit di antara nya. Benar-benar lupa daratan.

"Aku tuh miss sama abang," ujar nya di tengah isakkan. Andi tertawa menanggapi nya, kemudian melepas pelukan sang adik saat sadar keadaan Dimitri tidak lah baik.

"Udah jangan nangis, cengeng banget kamu dek," balas Aris. Kini mulai menelusuri kolam sedalam dada orang dewasa itu.

"Oi Ares, kamu mah mana tau isi hati aku," tutur nya membuat Dimitri hendak muntah di tempat. Nada sang anak benar-benar terdengar menggelikan di telinga nya.

"Daddy, kok gitu sama anak nya? Udah gak sayang lagi sama aku? Mau aku coret dari KK nama Daddy?" kata Caslo saat melihat ekspresi yang Dimitri keluarkan tadi.

Semakin ke sini, ucapan Caslo semakin melantur saja. Membuat Dimitri takut anak nya kesambet penghuni kolam. Andi menggeleng pelan, tidak bertemu seminggu mengapa adik nya sering kumat?

"Maafkan Daddy," tutur Dimitri, tidak ada yang bisa pria itu katakan selain meminta maaf. Jika di teruskan, Caslo akan semakin menjadi. Caslo mengangguk puas, kini mulai berpegangan pada kedua telinga sang Daddy.

"Iya, aku maapin. Udah sekarang ayok berenang," ujar nya membuat Dimitri menggeleng pelan. Dirinya dan sang anak sudah hampir dua jam berendam di dalam air. Jika di teruskan anak nya bisa masuk angin.

"Untuk hari ini kita sudahi sampai sini saja, besok lagi. Lihat tangan mu sudah keriput karena terlalu lama berendam," ujarnya membuat Caslo mendesah kecewa. Mau tidak mau harus menurut, Caslo tidak mau jadi anak nakal.

Dimitri mulai beranjak, kini mengubah posisi sang anak dari duduk di bahu menjadi gendongan ala koala. Mengambil handuk yang sudah tersedia kemudian melilitkan nya ke tubuh sang anak.

"Kalian, jangan terlalu lama. Segera keluar dari air dan makan lah," perintah Dimitri itu hanya di balas anggukan oleh Andi dan Aris. Rasa nya, Aris dan Andi seperti memiliki orang tua lagi.

"Oi! Risten gak? Bangkit ayok bangkit! Itu tadi kolam nya aku pipis-in, huahaha!" Caslo tertawa jahat, membuat Andi dan Aris langsung berlari kocar-kacir, masalah nya Aris tadi tidak sengaja menelan seteguk air saat hampir tenggelam. Berbeda dengan Dimitri yang menggeleng pelan.

"Listen nak, bukan risten," ralat nya yang langsung mendapat tabokan pelan di bibir. Mata anak itu melotot garang.

"Daddy mau ngejatohin harga diri aku ya? Mau bilang kalo aku gak bisa ngomong enggres?" tuduh nya membuat Dimitri menggeleng dengan cepat. Helaan napas kembali terdengar, tolong siapa pun beri tahu Dimitri di mana tempat beli stok kesabaran.

"Udah lah, turunin aku sekarang. Aku benci, gak mau sama you lagi," tutur nya. Caslo mengayunkan kaki nya agar di turunkan oleh sang Daddy, namun tidak juga mendapatkan hasil.

"Diam! Mengapa mulut mu cerewet sekali?" sungut Dimitri. Tidak tahan akan ocehan sang anak sedari tadi. Ketahuilah bahwa Dimitri tidak memiliki kesabaran yang banyak.

Sontak Caslo langsung terdiam, kepala anak itu sudah menunduk dalam dengan jemari yang saling meremat. Jika di lihat lebih dekat, mungkin akan tahu bahwa bibir tipis itu kini mencebik. Dimitri menghela napas.

"Maaf, maafkan Daddy," kata nya, menyesal juga Dimitri jika sudah seperti ini. Namun, tanggapan Caslo selanjutnya benar-benar jauh dari pemikiran nya.

"Hiks OPA! KELUARIN DIMITRI DARI KK!" teriak anak durjana.

____

"Gak usah deket-deket!" teriak Caslo membuat Dimitri kembali memundurkan langkah nya. Padahal Dimitri bukan ingin menghampiri sang anak, melainkan mengambil ponsel nya yang terletak di atas meja.

"Hustt, tidak boleh seperti itu," tegur Aslan. Namun Caslo justru mendengus sebelum turun dari pangkuan nya. Anak itu berkacak pinggang di depan Aslan.

"Jadi, papa bela dia? Papa gak bela aku yang nyata nya lebih ganteng? Papa gak sayang aku lagi?" tutur nya sengit. Membuat Aslan kelabakan sendiri, berbeda dengan Dimitri yang mengusap wajah nya prustasi.

Suara cekikikan di pojok sofa yang keluar dari bilah bibir Kyle, Clarissa, Andi dan Aris itu menjadi alunan tersendiri. Berbeda dengan Alka dan Ars yang mengamati dari sofa seberang. Baru kali ini, Dimitri dan Aslan di bungkam oleh anak kecil.

"T-tidak, tidak seperti itu sayang. Papa hanya ing--"

"Sayang, sayang. Jangan panggil aku pake sayang-sayangan, jijik tau gak?!" cerca nya sebelum berlalu membawa toples biskuit di atas meja. Caslo lebih memilih duduk di lantai saja dari pada di dekat Dimitri dan Aslan. Benar-benar membuat nya darah tinggi, padahal kan Caslo masih muda.

Sayang nya, acara televisi di depan sana tidak sampai masuk ke otak nya. Semua channel di isi oleh bahasa Inggris, sedangkan Caslo yang belum seberapa pro tentu merasa sulit. Ah, harus nya Caslo minta belajar banyak bahasa dengan bapack pocong.

"Mukidi!" pekik Caslo kala melihat seorang maid perempuan lewat. Namun maid itu terus berlalu tanpa berhenti, ya, karena nama maid itu bukan seperti yang Caslo panggil.

Alhasil Caslo bangkit untuk mengejar nya. Kali ini bukan mengejar cinta, tapi minuman merah yang di bawa maid tersebut. Di lihat dari warna nya benar-benar sangat menarik. Pasti rasa nya menyegarkan seperti mata yang memandang tante-tante senam aerobik.

"Woi Markonah!" panggil nya lagi membuat maid itu menghentikan langkah. Ternyata, Caslo benar memanggil nama nya.

Markonah mendekat, mengatakan ada yang bisa di bantu untuk sang tuan muda. Namun Caslo menggeleng pelan sembari mengambil minuman tersebut. Caslo sadar, jika Markonah tidak hanya ada di Indonesia saja, tapi juga di Texas.

"Mau ini aja," jawab nya namun langsung di tahan oleh si Markonah. Wanita dengan tompel di pipi kanan itu menggeleng pelan sembari menunjukan senyum terbaik nya.

"Tidak boleh tuan muda, ini hanya untuk orang dewasa saja," ujar nya sembari mengambil gelas dari tangan sang tuan, tanpa sadar tangan kedua nya bersentuhan. Membuat Caslo dengan cepat melepaskan gelas nya.

"Nama ente beneran Markonah ya?" tanya Caslo yang memang masih penasaran.

Membuat wanita itu tersenyum tipis sembari mengangguk. Mengira bahwa tuan muda nya itu akan memberikan gombalan seperti acara Indonesia yang pernah ia tonton. Kalau tidak salah nama acara nya DJDJ.

"Oh, pantes ada tompel nya. Itu ada bulu nya satu gak bisa di cabut apa? Kasian kesepian," lanjut Caslo membuat maid itu terperengah di tempat nya.

Suara tawa menggelegar dari deretan sofa ruang keluarga. Membuat maid tadi pamit dengan tergesa sambil terisak malu. Meninggalkan Caslo yang terdiam di tempat, menggaruk pipi nya pelan. Memang ada yang salah ya?









____

Hai, seharusnya udah selesai nulis dari tadi. Tapi ada kendala yang buat down.

Maap untuk typo.

Golden EyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang