Hai, cuman mau bilang.
Aku nulis untuk kalian baca, bukan di plagiat. Setidaknya kalo terinspirasi izin dulu ke aku. Jangan asal buat cerita.Bukannya apa, siapa sih yang ngerasa biasa aja waktu tau karyanya di tiru? Gak ada. Pastinya marah.
Jadi, mohon kerja samanya ya ^^
Kalian cukup baca, biar aku yang nulis. Udah gitu aja.______
Setengah jam berlalu, Caslo yang terjebak di ruangan asing itu hanya mampu terdiam lama. Hingga bosan mulai menguasai, membuat bibir tipisnya mencebik ke bawah. Sedari tadi netranya terus memperhatikan wanita yang berdiri diam di depan jendela besar.
Tidak ada pergerakan berarti dari wanita itu. Hanya terdiam menatap ke depan. Caslo sendiri sampai di buat bingung, pemandangan sebagus apa yang membuat wanita itu bahkan tidak mengalihkan pandang?
Meraup wajahnya prustasi, Caslo mengangkat kedua kakinya untuk duduk bersila di atas kasur. Bingung, sedari awal Caslo terbangun sudah amat bingung dengan keadaan.
Para penculiknya yang tadinya menyiksa dengan tiba-tiba meminta maaf, lalu mereka yang memperlakukan dirinya dengan baik bahkan sampai merawat lukanya juga. Ia sungguh bingung, dan sekarang ia di biarkan bersama wanita asing yang sama sekali tidak ia kenal.
"Hiks ..." Isakkan mulai terdengar. Anak itu sudah menangis sembari sesekali mengelap cairan yang keluar dari hidungnya. Namun rupanya isakkan Caslo membawa keajaiban.
Wanita asing yang sedari tadi mematung di dekat jendela itu mulai memberikan pergerakan. Menoleh dengan perlahan, menatap seorang anak yang entah dari mana bisa masuk ke kamarnya.
Menatap lekat, nafas wanita itu mulai tercekat. Tenggelam akan raut wajah Caslo yang mengingatkan ia pada seseorang, lantas beralih pandang ke arah netra merah jernih yang kini berkaca-kaca.
Tangan wanita itu terulur, kini setetes cairan bening turut hadir menyertai. Di dekatinya ranjang besar berwarna putih itu, membuat sang empu yang berada di atas kasur mulai merasa takut.
Di tangkupnya pipi berisi anak itu, terdiam lama untuk mengenali. Hingga sepersekian detik, tangis wanita bernama Clarissa itu pecah. Tanpa aba-aba memeluk anak di di hadapannya dengan erat, tanpa tahu bahwa sang anak meringis akibat lukanya yang tertekan.
"C-cio ..." Bisiknya, sedikit mengendurkan rengkuhan. Clarissa menatap lamat wajah yang amat berbeda sejak terakhir kali itu. Di kecupnya kening sang anak yang berkerut bingung.
Caslo yang di perlakukan demikian tentu merasa bingung. Tidak mengerti dengan apa yang wanita asing itu lakukan padanya. Ingin menghindar, namun sesuatu di dalam diri Caslo melarang. Merasa bahwa ruang kosong itu kini telah terisi.
Caslo merasa sebagian dari dirinya yang telah lama hilang kini kembali. Terisi oleh sesuatu yang memang seharusnya berada di sana. Di tatapnya wanita yang telah basah dengan air mata itu lama. Sebelum membalas rengkuhan yang terasa amat nyaman. Membuat tangis wanita itu semakin mengeras.
"Hiks My baby ...."
Desir aneh membuat hati Caslo bergetar nyaman. Netra anak itu mulai berkaca-kaca. Ia pun tidak tahu, namun kini perasaannya bercampur menjadi satu. Haru, sedih dan bahagia sekaligus. Caslo pun heran, ia tidak mengenal wanita yang memanggilnya baby. Meskipun ia tidak tahu artinya, tapi terasa sangat indah di telinganya.
Tentu Caslo merasa aneh, selain Bunda dan Ayah angkatnya. Tidak ada yang membuatnya nyaman. Rasa perih yang berasal dari punggunya pun kini tidak lagi menjadi alasan untuk Caslo melepas pelukan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Golden Eye
AçãoArcaslo, pemuda yang tidak sengaja menonton live pembantaian keluarga seorang model Barcelona harus merasakan takutnya menjadi saksi, sekaligus incaran selanjutnya. Sebuah rahasia yang hanya ia dan keluarga tirinya yang tahu. Saat tepat di mana ia m...