17. Test DNA

8.6K 1.2K 29
                                        

"Huhu ai mis mis yu broder!" Caslo masih terisak haru, merasa tidak percaya bisa merasakan pelukan Andi lagi.

Sedangkan Andi masih setia mengelus punggung sang adik. Banyak yang harus ia lalui untuk sampai kemari. Demi bertemu dengan Caslo, Andi tidak apa. Dua tujuan yang harus ia jalani akan terpenuhi dalam satu garis saja. Selain dapat mengetahui siapa dalang kematian kedua orang tuanya, Andi juga bisa menjaga janji kepada kedua orang tuanya untuk selalu bersama sang adik.

"Andi yang paling dewasa, janji sama Ayah buat jaga adek-adeknya."

Teringat jelas perkataan sang Ayah yang masih setia berputar di kepala. Bagaimana pria itu dengan lembut mengelus kepalanya. Memberi perintah sekligus tanggung jawab di masa depan. Andi ingat sekali, saat itu Ayahnya akan melakukan perjalanan jauh dengan sang Bunda. Entah kemana, Andi pun tidak tahu. Yang Andi tahu, kedua orangtuanya pergi dengan tergesa.

Andi tidak tahu jika saat itu adalah terakhir kalinya ia bermain dengan sang Ayah. Saat itu ia masih sekolah, lalu salah satu guru memanggilnya dan menyuruhnya untuk pulang. Bendera kuning dan karangan bunga benar-benar masih teringat di kepalanya.

"Abang juga, kangen Adek." Balasnya, menatap dua kepala yang saat ini bersandar di dadanya.

"Abang juga kangen Adek lho." Aris ikut menyahut. Memeluk anak yang membuatnya khawatir itu dengan erat.

Teringat akan kejadian Minggu lalu. Dimana ia dan Andi yang baru saja pulang langsung di perlihatkan rumah yang berantakan. Awalnya, Aris kira adiknya tengah bermain dengan teman-temannya. Namun saat mengingat jika adiknya tengah merajuk membuat Aris sadar bahwa adiknya tidak mungkin bermain hingga malam.

Hilangnya Caslo waktu itu membuat komplek Swistories geger. Pak RT langsung menyuruh warganya untuk membantu mencari Caslo, setelah sehari tidak ketemu. Barulah ia dan Andi melapor kepada polisi. Beberapa hari berlalu, Andi dan Aris benar-benar khawatir akan keadaan Caslo yang belum juga mendapat kabar.

Namun saat Dimitri datang kerumah sembari memberi tahu yang sebenarnya barulah Andi dan Aris sedikit merasa lega. Lalu, rahasia yang masih mereka ketahui samar pun mulai terlihat. Mereka juga tahu, pada siapa kedua orang tuanya selama ini bekerja. Yang tadinya terlihat tabu kini mulai terbongkar di depan mata.

Tiga taruna yang saling berpelukan itu mendapat berbagai macam tatapan dari keluarga Cravis. Bagaimana Caslo yang terlihat ketergantungan, raut lega Andi ataupun wajah melepas rindu milik Aris.

______

Seharusnya Caslo bersikap santai seperti biasa, karena sejatinya ia sudah mencoba meyakinkan hati. Menatap amplop putih yang ada di tangannya. Tercetak jelas di kirim dari bangunan medis bernama rumah sakit.

Surat hasil test DNA. Sudah berada di depan mata saat ini. Tergenggam erat dengan tangan yang sedikit gemetar. Banyak prasangka yang berada di otak Caslo saat ini. Jika memang hasilnya ia adalah bagian dari keluarga Cravis, maka bagaimana kehidupan selanjutnya? Akan kah Caslo harus berpisah dengan Andi dan Aris?

Mungkin jika sebaliknya, Caslo bukan lah bagaian dari keluarga Cravis, mengapa rasanya sedikit menyesakkan? Itu berarti ia harus kembali berpisah dengan Clarissa bukan? Lantas keputusan yang bagaimana yang baik untuk dirinya?

Genggaman tangan Andi di tangannya mengerat, membuat Caslo sadar bahwa ia kini tengah di tatap. Memang hasil test itu langsung berada ditangannya begitu baru datang. Membuat kegugupan Caslo kini bertambah berkali-kali.

"Everything Will be fine, jangan takut dek." Andi berujar pelan, mengelus kulit mulus sang adik dengan lembut. Namun yang di dapat justru dengusan kasar.

Golden EyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang