Hai!
Penuhi lapak ini dengan komen dan vote kalian!
Happy reading♡
°°°
Semalaman Queen tidak bisa tidur dengan tenang, gadis itu terus menduga-duga apa yang akan terjadi, banyak kecemasan di dalam pikiran Queen. Queen takut papanya mengetahui hasil peringkatnya itu.
Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 6 pagi, itu artinya beberapa jam lagi papanya akan mengetahui hasil peringkatnya yang sebenarnya.
Dengan lesu, Queen memasuki kamar mandi. Dia memutuskan untuk membersihkan dirinya terlebih dahulu.
Tak butuh waktu lama, Queen sudah siap dengan seragamnya. Walaupun hari ini pembagian rapor, namun semua murid harus tetap datang ke sekolah.
Dirasa sudah siap, Queen menuruni tangga. Gadis itu menuju dapur untuk sarapan terlebih dahulu, di sana sudah ada papanya yang sudah siap untuk ke sekolah mengambil rapornya.
"Queen, sini sarapan dulu," panggil Rico.
"Iya pah."
Queen menghampiri papanya dan Axel yang tengah sarapan bersama.
"Papa gak sabar liat hasil ujianmu, kamu yakin kan pasti bisa dapet peringkat itu?" tanya Rico.
Queen hanya menundukkan kepalanya, terpaksa dia harus menjawab bohong lagi. "I-iya pah."
"Pah, udahlah, ini lagi di meja makan loh, masih aja ngomongin peringkat, Axel muak dengernya. Apa pun hasilnya ya terima aja, anak papa udah berusaha!" potong Axel.
"Kamu gak perlu ikut campur, Axel!" tegas Rico.
"Pah, bang, udah ya jangan berantem. Ayo sarapan," ucap Queen menengahi.
Queen sangat tidak selera makan untuk hari ini, dia sejak tadi hanya mengaduk-aduk makanannya dengan pikiran yang tidak tau sudah sampai mana.
Lamunannya buyar ketika papanya menarik tangannya untuk berdiri. "Queen, sarapannya lanjut nanti saja, ayo sekarang ke sekolah. Papa sudah tidak sabar melihat hasilmu."
Axel yang mendengar itu langsung meletakkan sendoknya dengan kasar. "Pah! Papa gak bisa liat? Queen lagi sarapan, papa kenapa sih?" kesal Axel.
Rico tidak mempedulikan ucapan Axel, dia terus memaksa Queen untuk segera menyelesaikan sarapannya. "Cepat, Queen! Sudah tidak perlu sarapan! Ayo cepat kita ambil rapor mu!"
Queen pun mengangguk pasrah, gadis itu membiarkan sarapannya begitu saja, padahal makanannya pun belum tersentuh sama sekali.
Rico menarik tangan Queen untuk berjalan cepat, Queen hanya pasrah mengikuti papanya. Mobil mereka pun melaju menuju sekolah Queen.
°°°
"Bundaaa."
"Bundaaa, bundaaa," teriak Arka.
Arka memanggil-manggil nama Fina, pagi ini Fina yang akan mengambil rapor Arka. Arka pun sudah siap dengan seragam sekolahnya.
Arka mencari-cari Fina, lelaki itu mencari bundanya di dapur, namun tetap saja ia tidak menemukan keberadaan bundanya. Arka ingat, pasti bundanya sedang dandan di dalam kamarnya.
Arka mengintip kamar bundanya itu, dia tersenyum senang saat bundanya ternyata memang sedang ada di dalam kamar. Arka langsung menghampiri Fina dan memeluknya dari belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Love
Teen Fiction[ BELUM REVISI ] Arazyla Queensha Pratama, panggil saja ia dengan nama Queen. Gadis yang selalu terlihat ceria, dan jangan lupakan ia mempunyai otak yang sangat pintar, namun siapa sangka ternyata menyimpan begitu banyak luka yang mengharuskan dirin...