Hai! Maaf sudah membuat kalian menunggu lama.
Happy Reading!
°°°
Suara dari derum motor mengalihkan pandangan beberapa murid yang hendak memasuki gerbang sekolah.
Arka, lelaki itu langsung memarkirkan motor miliknya di halaman belakang sekolah. Semua aktivitasnya sekecil apapun menjadi pusat perhatian siswi yang berlalu-lalang.
Arka menyampirkan tasnya di bahu kanannya, ia melewati beberapa siswi yang terus menerus menatapnya dengan tatapan kagum, bahkan sampai ada yang tersenyum tidak jelas ketika melihat Arka persis melewatinya.
Banyak siswi yang ingin menyapa Arka, namun mereka urungkan ketika melihat ekspresi Arka yang tidak seperti biasanya, raut wajah lelaki itu sangat tidak bersahabat, apalagi mereka sempat mendengar kabar bahwa hubungan Arka dan Queen sedang tidak baik.
Arka berjalan santai ke arah kelasnya. Sepertinya Arka melihat gadis yang belakangan ini mengusik pikirannya, ingin rasanya ia menyapa gadis itu dan bertanya kabarnya, namun rasanya tidak mungkin.
Arka dengan sengaja melewati Queen begitu saja dan melanjutkan langkahnya menuju kelasnya, seolah ia benar-benar tidak mempedulikannya lagi.
Langkahnya terhenti, ketika mendengar suara yang familiar menurutnya, ia menolehkan kepalanya untuk memastikan.
Secara tak sengaja, ekor matanya menangkap sebuah pengelihatan yang membuat dadanya naik turun karena kesal, sorot matanya menajam.
"Brengsek!" geram Arka.
Tangannya mulai terkepal sangat kuat, menahan gejolak emosinya yang tiba-tiba saja muncul. Leon dan Queen, kedekatan dua orang yang sangat Arka tidak sukai.
Arka tertawa sinis, ketika melihat mantan gadisnya tertawa bersama Leon yang notabenenya sebagai mantan sahabatnya, bahkan sampai membawakannya bekal sarapan.
Cih! Apa-apaan!
Arka ingin melampiaskannya, kebetulan ia melihat Fanya yang berjalan ke arahnya, dengan cepat Arka menarik gadis itu memasuki bilik toilet.
Arka menarik Fanya ke dalam pelukannya, ia semakin erat memeluk pinggang Fanya dan menenggelamkan wajahnya pada curuk leher milik gadis tersebut.
"Gue kangen sama lo, Nya," racau Arka.
Fanya melotot tak percaya dengan yang terjadi saat ini. "A-arka, lo kenapa sih?"
"Jangan tinggalin gue, gue sayang sama lo, Zefanya Rawellis," gumam Arka.
Sontak hal itu membuat Fanya senang, pipinya merona. "Lo serius? Gue gak akan ninggalin lo, gue di sini."
"Gue serius, gue masih sayang sama lo, Fanya. Gue minta maaf atas semua perbuatan gue, lo mau kasih gue kesempatan untuk balik kayak dulu lagi?" tanya Arka dengan nada yang terdengar sangat putus asa.
Bodoh!
Arka adalah murid terpintar di sekolahnya, ia selalu menjadi peringkat paralel pertama sampai tiga angkatan berturut-turut, namun kali ini, hal terbodoh yang pernah Arka lakui ketika lebih memilih meluapkan semua emosinya kepada orang yang tidak mengetahui masalahnya. Namun, lelaki itu tampak sama sekali tak menyesali perbuatannya.
Senyum Fanya semakin terukir, dengan cepat ia mengangguk. "Gue mau-"
"Akhirnya lo sadar, sampai kapan pun cuma gue yang terbaik buat lo, bukan orang lain," ucap Fanya.
"Makasih cantiknya Arka," ujar Arka dengan senyumnya.
Hal sekecil itu mampu membuat Fanya salah tingkah, ia menutup wajahnya malu-malu. "Mau pelukk, kan kita udah pacaran lagi. Gue seneng deh."
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Love
Teen Fiction[ BELUM REVISI ] Arazyla Queensha Pratama, panggil saja ia dengan nama Queen. Gadis yang selalu terlihat ceria, dan jangan lupakan ia mempunyai otak yang sangat pintar, namun siapa sangka ternyata menyimpan begitu banyak luka yang mengharuskan dirin...