"Queen, nanti malam kita mau ngadain promnight." Arka menatap Queen intens, "lo mau, kan, dateng nanti malam? Jadi pasangan gue?"
Queen masih menimang jawaban yang akan ia beri karena sejujurnya dia masih sangat bingung. "Iya, gue dateng." Entah apa yang dipikirkan gadis itu, persetujuan keluar begitu saja dari bibirnya.
"Janji?" tanya Arka menyakinkan.
"Iya, gue janji," imbuh Queen.
Arka tersenyum puas. "Nanti malam, gue jemput."
"Gue berangkat sendiri aja," tolak Queen. "Pasti gue dateng, tenang aja."
"Oke. Mau pulang, kan? Ayo pulang sama gue," tawar Arka.
"Gue udah dijemput bang Axel," balas Queen.
"Gue udah izin ke bang Axel, jadi gue yang bakal nganter lo balik," papar Arka.
Queen mengangguk pelan mengiyakan, ia pun berjalan beriringan dengan Arka. Lelaki itu menyelipkan jari tangannya ke sela-sela jari Queen dan menggenggamnnya erat, tak ingin terlepas sedikit pun seolah membiarkan semua orang tahu bahwa Queen hanya boleh untuknya.
°°°
Sudah satu jam lamanya, Queen sedang sibuk mencocokkan dirinya dengan pakaian yang akan ia kenakan nanti, isi lemarinya sudah dikeluarkan semua oleh gadis itu, namun hanya decakan kesal yang keluar dari bibirnya karena tak kunjung menemukan yang menurutnya cocok.
Pandangannya tertuju pada sebuah gaun dengan warna yang tidak terlalu mencolok menambah kesan indah tersendiri pada gaun tersebut.Queen langsung menyukainya, ia mengambilnya dan kembali merapikan isi lemarinya yang tadi sempat ia acak-acak. Queen segera masuk ke dalam kamar mandi dan bersiap.
Tak butuh waktu lama, Queen sudah menyelesaikan mandinya dengan lilitan handuk disertai wangi khasnya tercium tajam, entah sudah berapa banyak botol sabun yang Queen habiskan, Queen keluar dari dalam kamar mandi, senyumnya tak kunjung luntur sejak tadi, gadis itu mulai mengeringkan tubuh dan rambutnya terlebih dahulu.
Queen menatap dirinya lewat pantulan kaca, ia mengoleskan beberapa riasan pada wajahnya, untuk kali ini Queen benar-benar ingin tampil sempurna, sebaik mungkin ia memperhatikan penampilannya dari atas hingga bawah.
Setelah riasan pada wajahnya dirasa cukup, Queen mengambil gaunnya dan langsung ia kenakan, balutan gaunnya terlihat sangat serasi dengan kulit putihnya, Queen tidak salah memilih gaun tersebut.
Gadis itu kembali duduk di depan kaca, tangan lentiknya mengatur rambut miliknya menjadi sebuah gulungan yang berpola teratur. Terakhir, ia mengambil hiasan untuk rambutnya dan memakaikannya pada gulungan rambutnya.
Queen berdiri dan mulai meneliti penampilannya, semuanya terlihat sempurna seperti yang ia inginkan. Queen berharap Arka menyukai penampilannya.
Puas memandangi dirinya, Queen baru tersadar saat ada yang mengetuk pintu kamar. Gadis itu segera membukakan pintu kamarnya, ternyata ada Rico yang sudah memanggilnya sejak tadi namun Queen tidak sadar.
"Maaf, Pah, Queen gak denger waktu papa manggil, ada apa, Pah?" tanya Queen.
"Kamu sudah rapi? Kebetulan sekali, tadi papa ingin memberitahu kamu kalau papa akan mengajakmu menemui teman kantor papa, berhubung kamu sudah rapi ya sudah kita langsung berangkat aja," jelas Rico.
"Lho, Pah? Kapan? Bukannya biasanya sama bang Axel?"
"Sekarang. Kamu mau, kan, temani papa? Axel sedang ada kerjaan, dia tidak bisa ikut." Rico menjawab.
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Love
Teen Fiction[ BELUM REVISI ] Arazyla Queensha Pratama, panggil saja ia dengan nama Queen. Gadis yang selalu terlihat ceria, dan jangan lupakan ia mempunyai otak yang sangat pintar, namun siapa sangka ternyata menyimpan begitu banyak luka yang mengharuskan dirin...