Hai, apa kabar kalian?
Ramaikan lapak ini dengan komentar kalian!
HAPPY READING🌻
°°°
Selalu terpaku pada kesedihan hingga kamu melupakan bahwa masih ada kata bahagia.
Arkano Fristhian Dirgantara
°°°
Matahari mulai memunculkan dirinya secara perlahan. Seorang gadis yang sedang tertidur pulas merasa tidurnya terusik karena cahaya matahari yang kian masuk melalui celah celah jendela kamarnya. Queen perlahan membuka matanya, ia masih merasa sangat sakit pada bagian badannya. Namun, ia tidak mempedulikan itu, ia segera bergegas menuju kamar mandi untuk melakukan ritual mandinya, ia berjalan dengan kaki yang sedikit pincang.
Sekitar 30 menit kemudian, Queen sudah siap dengan seragam sekolahnya, Queen pun memakai bedak tipis disekitar mukanya.
Setelah dirasa sudah siap, Queen bergegas menuruni tangga dengan kaki yang sedikit pincang. Ia melihat di meja makan hanya ada papanya.
"Loh kok ada papa doang, abang kemana?" batin Queen dengan heran.
Ia pun dengan penasaran, segera menanyakan keberadaan abangnya.
"Pah, bang Axel ke mana? Kok tumben jam segini belum keliatan," tanya Queen kepada papanya.
"Axel gak pulang, dia ngekost di tempat yang dekat dengan tempat kuliahnya," ucap Rico tanpa menatap Queen.
Queen hanya membalasnya dengan anggukan kepala yang menandakan ia mengerti, Queen bingung harus bagaimana, Queen melihat sepertinya papanya masih marah kepadanya. Dia ingin sarapan bersama papanya, tetapi sepertinya papanya masih belum memaafkannya.
"Kamu ngapain masih di sini? Cepat berangkat. Gak perlu sarapan di rumah, nanti kamu telat. Dan, satu lagi kamu gak boleh bawa mobil kamu, terserah kamu mau berangkat naik apapun itu," jelas Rico dengan nada dingin.
Queen pun hanya bisa menuruti perkataan papanya, ia segera memesan taksi untuk dirinya berangkat sekolah.
Tak lama taksi pesanan Queen pun telah tiba, dia ingin berpamitan dan menyalimi tangan papanya, namun segera ditepis dan papanya langsung meninggalkannya.
Queen hanya bisa diam, tak lama ia pun tersadar dari lamunannya, di situ ada asisten rumah tangganya, dia pun berpamitan.
"Bi, Queen berangkat ya," pamit Queen dengan senyum tulusnya.
"Bentar dulu neng, nih bibi bawain bekal untuk dimakan di sekolah," ujar bibinya seraya menyodorkan kotak makan yang berisi nasi goreng itu kepada Queen.
"Hehe, makasih ya, bi," tutur dengan tertawa kecil.
Queen pun segera memasuki taksi tersebut, ia menatap jalanan yang tampak sangat ramai, banyak orang berlalu lalang. Tak terasa, saat ini Queen sudah sampai di depan gerbang sekolahnya, Queen segera turun dan membayar taksi tersebut.
Queen berjalan dengan agak lambat, bahkan sekarang Queen menjadi pusat perhatian karena dirinya berjalan dengan kaki yang agak pincang, tetapi Queen tidak mempedulikannya.
Di tengah perjalanan menuju kelasnya, Queen melihat Arka berjalan agak jauh dengan tangan yang dimasukkan ke dalam saku. Mendadak rasa sakit yang ada di kakinya hilang begitu saja, ia segera mengejar Arka.
"ARKAAAAA, TUNGUUUU," teriak Queen memanggil Arka.
Arka yang merasa namanya dipanggil segera menolehkan kepalanya, namun saat ia tahu bahwa yang memanggilnya adalah Queen, ia langsung mempercepat langkahnya. Dia tidak ingin bertemu gadis itu, baginya bertemu Queen pagi ini hanya akan merusak moodnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Love
Novela Juvenil[ BELUM REVISI ] Arazyla Queensha Pratama, panggil saja ia dengan nama Queen. Gadis yang selalu terlihat ceria, dan jangan lupakan ia mempunyai otak yang sangat pintar, namun siapa sangka ternyata menyimpan begitu banyak luka yang mengharuskan dirin...