Hai!
Penuhi lapak ini dengan komen dan vote kalian!
Happy reading!
°°°
"G-gue takut kalau papa tau, papa beneran bakal lakuin ancamannya, papa mau pisahin gue sama Arka kalau gue gak bisa dapet peringkat itu," ucap Queen berbarengan dengan air mata yang jatuh membasahi pipinya.
"HAH?" kompak mereka bertiga.
"Kok gitu sih! Itu keterlaluan banget," imbuh Shafa.
"Papa lo gak ada cara lain gitu? Ya maksud gue gak harus misahin lo sama Arka juga kali," potong Vio.
"Ihh jahat, om Rico kok gitu sihh," kesal Kyra.
"Gue gak tau harus gimana. Gue gak mau ngebantah papa, tapi di satu sisi gue juga gak mau kalau hubungan gue sama Arka harus berakhir," lirih Queen.
"Susah sih kalau itu," gumam Shafa.
"Lo udah coba omongin baik-baik?" tanya Vio.
"Percuma, Vi, lo tau kerasnya papa gue kayak gimana. Kalau papa maunya itu ya harus itu," balas Queen.
"Queen, lo bisa backstreet, kan?" tanya Shafa dengan hati-hati.
"Kukira sad ternyata sesad, ya siapa lagi kalau bukan Shafa," celetuk Kyra.
"Diem cil, gue cabein nih mulut lo!" sinis Shafa.
"G-gue takut ketahuan, Shaf," balas Queen.
"Jangan deh, Shaf. Lo tau kan akibatnya kalau mereka backstreet terus ketahuan? Jangan ambil resiko," timpal Vio balik.
"Ya gimana lagi, papa lo punya pendirian yang terlalu keras, Queen," ucap Shafa.
"Bentar deh, ini kok udah bel tapi gurunya gak masuk-masuk?" heran Vio.
Tiba-tiba ketua kelas mereka mengumumkan bahwa mereka akan jamkos sampai jam terakhir karena guru-guru sedang rapat untuk pembagian rapor esok hari.
"Akhirnya sekolah kita ada jamkos," ucap Shafa.
"Jadi gimana? Lo nanti pulang langsung cerita ke papa lo atau nunggu papa lo tau sendiri pas pembagian rapor?" tanya Vio.
"Gue gak tau, Vi. Gue takut, gue ragu, tapi gue gak bisa gitu aja lari dari masalah, gue harus bisa ngehadapinnya sendiri," ujar Queen.
"Itu yang gue suka dari lo. Gue tau lo bisa ngelewatinnya, kalau emang itu kemauan papa lo, coba lo turutin dulu. Siapa tau kalau lo sama Arka emang ditakdirin buat bersama, gue yakin pasti nanti ada jalannya," jelas Vio.
"Kalau beneran, apa gue mampu untuk ngejauh dari Arka sementara?" tanya Queen pada dirinya sendiri.
"Kyra yakin, Queen pasti bisa. Queen yang Kyra kenal itu Queen yang gak pernah nyerah," sahut Kyra.
"Lo inget gak, Queen, waktu pertama kali lo merjuangin Arka. Si Arka ngatain lo sampai segitunya, tapi lo gak pernah nyerah. Sekarang udah sampai di tengah jalan, dan hubungan lo lagi diuji, lo mau nyerah gitu aja?" tambah Shafa.
Lagi, lagi, dan lagi tanpa sadar air mata Queen menetes, gadis itu terenyuh mendengar ucapan teman-temannya yang memang ada benarnya.
"Iya kalian bener. Gue gak akan nyerah cuma karena hal ini, gue akan terus berusaha sampai papa ngizinin gue deket lagi sama Arka," ucap Queen.
"Nah gitu dong, gak boleh nyerah harus semangat!" ujar Shafa.
Vio yang melihat itu pun tersenyum manis ke arah Queen, Vio menghapus sisa air mata di pipi Queen. "Nah ini baru Queen. Senyum dong biar makin cantik."
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Love
Ficção Adolescente[ BELUM REVISI ] Arazyla Queensha Pratama, panggil saja ia dengan nama Queen. Gadis yang selalu terlihat ceria, dan jangan lupakan ia mempunyai otak yang sangat pintar, namun siapa sangka ternyata menyimpan begitu banyak luka yang mengharuskan dirin...