PART 44 : SISI LAIN LEON

213 24 234
                                    

Lunas ya, buat double up.

Happy Reading!

°°°

"Le, maaf ganggu lo. Sebenarnya, kemarin waktu abis bersih-bersih di rumah lo, cincin gue ilang, kayaknya sih jatuh. Boleh gue masuk dan cari cincin gue?" alibi Queen.

"Boleh kok boleh, masuk aja. Perlu gue bantu?" Leon mempersilahkan Queen untuk masuk.

"Kayaknya gak perlu deh, gue bisa sendiri," tolak Queen.

"Lo tau cincin lo jatuh di mana?" tanya Leon.

"Dugaan gue sih, cincin gue jatuh di ruang kerja papa lo waktu itu, soalnya pas gue keluar dari ruang kerja papa lo, gue ngerasa ada yang ilang di jari gue, tapi gue gak sadar," kata Queen disertai kekehan. "Gue boleh gak, masuk ruang kerja papa lo buat nyari cincinnya?"

Leon mengangguk. "Boleh, cari aja, gak pa-pa."

Queen masuk ke dalam ruang kerja Evan, dia berpura-pura menundukkan kepalanya seolah sedang mencari cincinnya yang hilang.

Terdengar orang datang dari luar rumah, Queen sebenarnya sudah merasa tidak tenang sejak tadi, namun ia harus tetap bersikap biasa saja.

"Kayaknya bokap gue pulang deh, gue tinggal gak pa-pa, ya? Lo cari aja cincin lo sampai ketemu," kata Leon.

"Beneran gak pa-pa nih gue masuk ke ruang kerja papa lo?" tanya Queen.

"Gak pa-pa, santai aja."

Setidaknya, Queen bisa bernafas lega sedikit, ketika Leon meninggalkannya. Namun, ia tidak boleh terlalu lama berdiam diri, gadis itu takut nantinya papanya Leon menghampirinya dan memergokinya saat tengah mengambil map itu.

Sial! Mengapa Queen jadi terasa seperti maling yang tengah mengendap-ngendap masuk ke rumah orang.

Queen masih ingat persis di mana map itu diletakkan, ia segera mendekati laci itu, dalam hatinya Queen berharap map itu masih disimpan di dalam sana.

Ia pun perlahan membuka lacinya, Queen tersenyum sejenak, sepertinya keberuntungan lagi berpihak padanya, map kuning itu benar-benar masih tersimpan di antara tumpukan berkas lainnya dalam laci itu.

Gadis itu dengan cekatan memasukkan map itu ke dalam tasnya. Queen mendengar suara Evan yang sepertinya ada di ruang tamu, gadis itu segera merapikan ruang kerja Evan, dan tidak meninggalkan jejak sedikit pun.

Queen menutup pintunya, akhirnya ia bisa bernafas lega ketika map itu sudah berada di dalam tasnya, Queen pun mencoba tenang, setelahnya ia menghampiri Leon dan Evan di ruang tamu.

Queen tersenyum kaku, gadis itu menyalami tangan Evan. "Hai, Om."

"Eh, kamu ada di sini?" tanya Evan.

"Gimana, udah ketemu belum cincinnya?" tanya Leon.

"Hehe, udahh."

"Cincin apa?" heran Evan.

"Itu, pah. Kemarin pas Queen bantuin beres-beres, cincin jatuh," jelas Leon.

Last LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang