PART 37 : IZIN

283 27 246
                                    

Hai!

Penuhi lapak ini dengan komen dan vote kalian!

Happy reading♡

°°°

Queen terbangun dari tidurnya dengan tubuh yang masih terasa sakit, Queen melirik ke samping tempat tidurnya, seingatnya tadi malam abangnya tidur di sebelahnya, namun pagi-pagi sekali Axel sudah tidak ada di sampingnya.

Queen bangun dan segera membereskan tempat tidurnya terlebih dahulu. Gadis itu pun masuk ke dalam kamar mandi, tak jarang gadis itu meringis sakit karena lukanya yang belum benar-benar sembuh itu terkena air.

Queen tidak ingin terlalu lama berada di dalam kamar mandi, Queen keluar dari dalam sana dan dengan hati-hati memakai pakaiannya supaya tidak mengenai lukanya.

Queen menuruni tangga, dia melihat papanya di dapur yang sedang asik menyiapkan sarapannya, Queen tau bahwa sebenarnya papanya sangat menyayanginya dan Axel, namun mungkin caranya yang terkesan salah.

Gadis itu menghampiri papanya.

"Pah, sini Queen bantu," ucap Queen dengan senyum tulusnya.

Tidak ada balasan dari Rico, Rico terus mengacuhkan ucapan Queen dan sama sekali tidak menatapnya.

Queen pun menghela nafasnya sejenak, tanpa banyak kata Queen pun ikut menata sarapan mereka di meja makan.

Saat makanan sudah tersaji, Rico langsung duduk dan mengambil sarapannya sendiri, ia menyantapnya dengan mata yang fokus ke arah ponselnya, dia benar-benar sama sekali tidak menganggap Queen ada.

Queen pun hanya diam melihat tingkah papanya yang begitu acuh kepadanya, gadis itu memutuskan untuk menghampiri Axel di kamarnya dan mengajaknya sarapan.

"Abang, Queen masuk ya?"

"Masuk aja, dek, kamarnya gak abang kunci." Axel menyuruh adiknya masuk dengan setengah berteriak.

Queen memunculkan kepalanya sedikit melihat abangnya di dalam kamar. "Abang ngapain?"

"Gak ngapa-ngapain, kenapa manggil abang?"

"Queen mau ngajak abang sarapan," ucap Queen.

"Ada papa?" tanya Axel.

"Ada, emang kenapa?"

"Kamu sarapan duluan aja, abang nanti nyusul," jawab Axel.

"Abang masih marah sama papa ya? Abang gak boleh gitu sama papa, Queen tau kok sebenarnya papa itu sayang sama kita," ungkap Queen.

"Sayang? Dengan cara nyiksa kamu seperti tadi malam? Kamu gak liat bekas-bekas luka lebam di tubuh kamu?" kesal Axel.

"Bang, berhenti salahin papa. Papa wajar marah dan ngelakuin itu ke aku karena di sini aku yang salah, aku udah janji dapetin peringkat itu tapi aku gagal, aku yang salah udah buat papa kecewa, dan aku pun pantes ngedapetin pukulan itu," timpal Queen.

"Hanya gara-gara peringkat, papa sampai mukulin kamu, dan kamu bilang itu wajar?" lontar Axel.

"Wajar, bang. Queen tau papa sayang sama aku, papa ngelakuin itu karena papa ingin aku jadi yang terbaik, abang gak perlu khawatirin keadaan aku, buktinya aja sekarang aku masih baik-baik aja," jelas Queen.

"Sampai kapan kamu mau pura-pura kuat?" Axel bertanya balik.

"Queen gak pura-pura, abang liat sendiri kan, buktinya sampai saat ini aku emang beneran masih kuat. Abang jangan benci sama papa ya, minta maaf sama papa karena tadi malem abang sempet bentak papa, mau, kan?" bujuk Queen.

Last LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang