Buat yang kangen sama Arka-Queen, aku ada sedikit pemanis, semoga bisa mengobati sedikit rindu kalian mwhehe.
Happy Reading!
°°°
Queen yang tadinya tengah menyibukkan diri dengan memainkan ponselnya, perhatiannya teralih ke suara yang memanggilnya. Queen menatap Arka sekilas. "Gue udah gak laper, gue mau ke kelas aja, maaf ya."
Arka menahan lengan Queen yang hendak pergi dari tempatnya. "Lo kenapa sih? Selalu aja ngehindarin gue."
"Apa sih, Ar, gue gak ngehindarin lo, bukannya lo sendiri yang nyuruh gue untuk jauhin lo?" tanya Queen.
Arka tak bisa menjawab pertanyaan Queen. Sial! Ia merutuki kebodohannya karena pernah berbicara kasar pada gadis itu ketika emosi sedang menguasai dirinya.
"Gue duluan, mau ke kelas," ucap Queen singkat.
Belum sempat Queen melangkah pergi, tangannya sudah ditarik oleh Vio. Gadis itu menyuruh Queen untuk tetap diam di tempatnya.
"Duduk, Queen!" perintah Vio.
"Gue gak mau, Vi. Gue mau ke kelas aja," tolak Queen.
"Gue bilang duduk. Lo harus tetep istirahat sama kita," tegas Vio.
"Kalian juga apa-apaan sih? Kenapa kalian jadi kayak gini? Coba kalau ada masalah selesaiin, jangan cuma diem-dieman, kalian udah dewasa seharusnya bisa berpikir dewasa juga," ucap Vio seraya melemparkan tatapan tajamnya ke arah Queen dan Arka.
"Tau nih Arka sama Queen kayak bocah, sama-sama tukang ngambek, ngeselin lagi dua-duanya," celetuk Kyra.
"Sama, kayak Shafa juga. Kalau cemburu tuh bilang, jangan diem-diem aja," tambah Kyra menyebalkan.
"Apaan sih? Kok jadi bawa-bawa gue!" omel Shafa.
"Kalau mau selesaiin ya selesaiin sekarang, kalian tuh cuma lagi pada salah paham, tapi gengsinya pada gede gak ada yang mau ngalah. Lo kan cowok, Ar, yaudahlah ngalah aja, minta maaf, jangan suka buat cewek nangis," cibir Satria.
"Sok-sok an ngasih saran sama orang, terus bilang jangan buat cewek nangis, padahal dia sendiri yang akhir-akhir ini buat Shafa nangis terus," sindir Kyra memasang wajah julidnya.
"Lo nyindir gue?" tanya Satria sinis.
"Ih, Kyra mah gak nyindir siapa-siapa, tapi kalau Satria ngerasa sih yaudah, bagus! Nanti Shafa biar Kyra ajak cari cowok baru, yang bisanya gak cuma nyakitin doang," ketus Kyra.
"Kasian banget lo, Sat. Tapi gue dukung Kyra sih," kekeh Rifki.
"Gue mau ngomong, Queen," ucap Arka tiba-tiba.
Arka meraih tangan Queen untuk digenggamnya, namun segera ditepis oleh Shafa. "Lo gak usah pegang-pegang kalau belum minta maaf yang bener, minggir gak usah deket-deket temen gue!" sinis Shafa.
"Ngomong aja," balas Queen.
"Baikan yuk," ajak Arka enteng.
Rifki tidak bisa menahan tawanya lebih lama lagi, tawa meledak ketika mendengar Arka mengatakan hal itu dengan ekspresi bodohnya. "Orang gila, ngajak baikan kayak ngajak Kyra beli permen karet."
"Ihh, kok jadi Kyra yang dibawa-bawa," sebal Kyra, gadis itu mengembungkan pipinya tanda ia kesal.
"Kan perumpamaan, cantik. Jangan sebel gitu dong mukanya," balas Rifki lembut.
"Gombal teross, gue tonjok lo, Rif," sahut Shafa.
"Ye, nape sih lo, sewot aja bawannya," jawab Rifki.
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Love
Teen Fiction[ BELUM REVISI ] Arazyla Queensha Pratama, panggil saja ia dengan nama Queen. Gadis yang selalu terlihat ceria, dan jangan lupakan ia mempunyai otak yang sangat pintar, namun siapa sangka ternyata menyimpan begitu banyak luka yang mengharuskan dirin...