•11•

19.1K 2K 166
                                    

Maap kemarin bikin kalian esmosi ehe🤭

Oke kita langsung aja, gas ngengg!

Tandai typo!

Happy Reading!
_________________________



Sore yang indah ditemani secangkir coklat panas menatap indahnya langit jingga. Lisa berada di balkon apartemen nya menikmati pemandangan indah itu, dia juga tengah berpikir sekarang, apa kesalahan yang dia perbuat?

Saat sampai di dunia yang menurutnya dunia novel ini, dia memasuki tubuh seorang karakter figuran yang tidak terlalu sering di sebutkan namanya. Tapi kenapa? Kenapa masalahnya hampir segudang?

Siapa Shena? Kenapa seolah olah Shena memmiliki dendam yang besar padanya? Ada apa sebenernya ini?

Kepalanya serasa ingin pecah memikirkan semuanya. "Gue udah berusaha buat jalanin semuanya sesuai alur novel, tapi kenapa semenjak gue terdampar di sini alur novel itu ngga pernah terjadi sama sekali? Ya tuhan gue bingung banget" Dia menghela nafas kasar lalu kembali menyesap coklat panasnya.

"Siapa Shena? Ngga mungkin kan dia selalu ganggu idup gue kalo ngga ada penyebabnya" Lisa mencoba mengingat ingat, mungkin saja ada ingatan yang terselip tentang Shena.

Tapi hasilnya nihil, tidak ada sama sekali. "Gue ngga bakal peduli lagi ini dunia novel atau ngga. Gue udah dikasi kesempatan buat hidup lagi, jadi gue ngga bakal sia siain ini cuman buat ikutin alur drama yang cuman bisa buat gue terjebak di dalamnya" Lisa bertekad kuat.

Lisa bersyukur bisa hidup dua kali, jadi dia hanya akan melakukan hal yang bisa membuatnya bahagia. Sudah cukup selama ini dia hidup tanpa kebahagiaan yang nyata.

"Pilihannya cuman ada dua, hidup menikmati segalanya dan bantai mereka yang mengganggu atau terbantai karena terpatok oleh alur yang sangat menjijikkan"

Ayo tentukan pilihan kalian.

🌈🌹✨.

Suasana makan malam di keluarga Danudaksa terasa hangat kali ini. Ada yang berubah yaitu anak angkat keluarga itu mau bergabung untuk pertama kalinya saat makan malam bersama keluarga besar.

"Iren, kau ingin apa lagi?" Tanya Shinta Danudaksa bibi dari Iren dan para kakaknya yang sering dipanggil mama.

"Tidak ada" Balas Iren yang sedikit canggung.

Shinta hanya tersenyum tipis memaklumi sifat Iren. Dia tau bahwa Iren sedikit canggung dengan keadaan sekarang.

Makan malam mereka selesai dan sekarang mereka semua sedang berkumpul dia ruang keluarga hanya sekedar mengobrol ringan.

"Iren kemari" panggil Adijaya Danudaksa sang kepala keluarga besar yang dipanggil opa.

Iren mengangguk dengan wajah datar andalannya, menghampiri sang Opa dan duduk di sampingnya.

"Kau pasti belum kenal dengan para sepupumu itu kan?" Tanya Opa sembari mengelus lembut surai Iren.

Iren mengangguk dan menatap datar para sepupunya yang menatapnya tak kalah datar tapi terdapat kelembutan disana.

FIGURAN!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang