•22•

17.2K 1.9K 293
                                    


Happy Reading!
_____________________


Media di hebohkan dengan berita kecelakaan beruntun yang terjadi di jalan raya Gajah Mada. Sebuah truk tangki tiba tiba oleng dan membuat kecelakaan beruntun tidak bisa di elakkan.

Bahkan tangki itu bocor dan membuat sebuah panti terbakar, itulah panti asuhan sunflower tempat dimana Bunda Lina dan yang lainnya tinggal.

Lisa terburu buru mengendarai motor sport nya dengan kecepatan tinggi menuju rumah sakit yang sudah diberitahu oleh Bang Satria, salah satu orang yang menghandle cafe miliknya. Setelah mendapat telpon itu, dia memohon pada guru pembingbingnya agar diperbolehkan pulang terlebih dulu, untungnya gurunya itu mengerti keadaan Lisa saat ini. Air matanya terus mengalir deras, sesekali isakan keluar dari bibir mungilnya.

Jadi ini firasat buruknya semalam? Bodoh! Seharusnya dia tidak pergi agar bisa menjaga mereka.

Lisa terus merutuki kebodohannya, bayangan semalam saat mereka bermain, tertawa, saling bercanda membuat hati Lisa kian bertambah sesak.

Entah berapa kali dia harus merasa penderitaan yang panjang setelah kebahagiaan yang sementara. Dia ingin mengatakan dia lelah pun rasanya sudah tidak berguna, karena tidak ada lagi siapapun di sisinya saat ini.

Dia melihat rumah sakit sudah dekat, akhirnya dia menambah kecepatan motornya, dia menyalip mobil di depannya tanpa sadar ada mobil pengangkut sayur juga melaju kencang ke arahnya, Lisa terpental jauh namun dia masih sadar walaupun kepalanya darah mengucur deras.

Dengan berusaha keras dia melepaskan helmnya dan mencoba untuk berdiri, langkahnya tertatih tatih dan tak ada seorangpun yang menolongnya. Mereka malah hanya memperhatikan keadaan supir mobil sayur itu tanpa melihat dirinya yang terluka parah.

Tapi Lisa tidak peduli, yang hanya dia inginkan adalah melihat orang orang kedatangan. Lisa terus berjalan dengan kaki pincang ke arah rumah sakit yang jaraknya tidak jauh lagi. Air mata nya tidak bisa ia hentikan, dadanya kian sesak serta ketakutan melanda dirinya.

"Aku juga mau lihat kak Lisa jadi idol"

"Kamu anak kuat, bunda bangga sama kamu"

"Makasih kak Lisa! Ala suka"

"Kak Lisa harus tetap kuat, jangan mudah nyerah ya"

Suara merdu mereka terngiang ngiang di kepalanya. Ketakutan semakin hebat melanda dirinya. Dia mempercepat langkahnya, hingga akhirnya dia memasuki rumah sakit itu.

Dia langsung menuju UGD masih dengan keadaan yang kacau, semua orang menatap heran dirinya bahkan suster menghampirinya untuk menolongnya namun Lisa hanya diam, terus berjalan, dan menangis.

Lisa menatap di depan UGD sangat ramai orang, ruang UGD itu tidak hanya satu tetapi ada beberapa berjajar. Tentu saja ini adalah rumah sakit yang sangat terjamin segala kualitas nya.

Lisa melihat ada bang Satria disana yang menunduk dan termenung. Lisa melangkah kan kakinya cepat menuju tempat Satria berada. Semua orang yang disana menatap ke arah Lisa saat mendengar suara langkah kaki yang tak seirama namun tergesa gesa. Lisa sempat terkejut melihat mereka, para pemeran utama dan antek anteknya ada disini? Bahkan keluarga Danudaksa juga?

Lisa hanya terkejut akan tetapi dia tidak peduli sama sekali. Sedangkan mereka menatap Lisa dengan mata membola, kenapa dengan keadaannya sekarang? Ada apa dengan Lisa? Hanya itu yang ada di pikiran mereka saat ini.

FIGURAN!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang