•24•

16.9K 1.9K 132
                                    


APA KABAR?

SEMOGA SEHAT SELALU AAMIIN.

HAPPY READING GUYSS
___________________________



Sebulan sudah berlalu sejak kejadian itu. Keadaan Lisa sangat memprihatinkan saat ini. Tatapan matanya yang kosong, bahkan dia sering mengamuk sampai kedua tangannya di borgol di sisi brankar nya.

Keluarga Danudaksa merasa hancur selama sebulan ini. Penyesalan menyelimuti hati mereka. Kata kata pedas dan melihat tatapan benci yang Lisa layangkan kepada mereka selama sebulan ini, mampu membuat hati mereka sakit.

Lisa tetap di rawat di rumah sakit. Pernah sekali pihak rumah sakit mengajukan agar Lisa di rawat di rumah sakit jiwa, akan tetapi keluarga Danudaksa menolak keras. Lisa mereka tidak gila. Hanya saja dia sangat terpukul.

Mental Lisa sangat terganggu. Guncangan kesedihan yang tidak pernah berakhir membuatnya depresi. Kebahagiaan kebahagiaan kecil yang dari dulu dia harapkan sudah musnah begitu saja.

Terlalu banyak kesedihan, terlalu berat beban yang dia tanggung hingga sekarang puncaknya dia tidak sanggup lagi menahan itu semua.

"Lisa sayang, ayo makan dulu," ucap Asri selaku ibu kandung dari Lisa. Setelah sembuh akibat kecelakaan itu, dia langsung menemui putrinya. Putrinya? Entahlah dia pantas di sebut sebagai ibu atau tidak.

Lisa melirik sinis Asri. "Mending lo pergi. Gue muak liat muka lo tau gak!" Ucapnya sarkas. Hal itu membuat Asri menatapnya sendu.

Sebulan lamanya Lisa selalu seperti ini. Wajar jika Lisa membencinya. Bukankah dulu dia juga membenci gadis manis ini? Entah apa yang ada dipikirannya dulu hingga mampu melukai hati kecil putri nya ini.

Dia meneliti kondisi Lisa. Tangan yang di borgol agar tidak menyakiti dirinya ataupun orang didekatnya, kantung matanya yang hitam, rambut yang berantakan, mata yang sembab akibat selalu menangis, bahkan tatapannya yang kosong. Tapi terkadang menatapnya sinis dan benci.

"Kamu belum makan dari tadi pagi. Sedikit aja ya? Biar perut kamu terisi," ucapnya lembut berusaha membujuk.

Lisa menatap Asri nyalang. "Gue udah bilang mending lo keluar! Arghh sialan! Keluar gue bilang!! Bunda, Lisa benci mereka! Bawa Lisa ikut bunda. Keluar lo brengsek!" Teriak Lisa.

Dia mengamuk dengan tatapan benci nya yang dia tujukan pada Asri. Lisa berusaha melepaskan tangannya yang di borgol. "Arghh! Lepasin borgol ini bangsat! Ara tolongin kakak!" Lisa terus mengamuk.

Asri meneteskan air matanya melihat hal itu. Lisa selalu seperti ini jika dia ataupun keluarga yang lainnya berusaha mengajaknya mengobrol. Dia menyesal. Sungguh sangat menyesal.

Tiba tiba Lisa tertawa keras. "Gue benci situasi ini. Cih, andai gue ga pergi waktu itu, pasti gue sama bunda udah tenang di sana," ucapnya terkekeh.

Ceklek

Pintu ruang rawat Lisa terbuka. Jhon, Daddy Lisa memasuki ruangan itu dengan keadaan yang berantakan. Selama sebulan ini, dia selalu saja memikirkan Lisa, putrinya. Rasa penyesalan itu seperti membunuhnya secara perlahan.

Jhon menatap Lisa sendu. Lisa yang sadar ditatap oleh seseorang kembali menatap Jhon. Binar kebencian yang sangat besar terpancar dari mata Lisa. "Mau ngapain lo kesini? Mending lo berdua keluar! Muak banget gue liat muka lo berdua, rasanya pengen gue bunuh tau gak!" Sarkas nya membuat hati Jhon dan asri kembali nyeri.

FIGURAN!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang