AYO ABSEN DULU PAKE EMOT🌈
YANG GA ABSEN, GA PREN KITA!
OKE, GAS NGENG!!
HAPPY REDING!
"Lisa~"
Jhon Ayah kandung Lisa mendekati Lisa yang menangis di pelukan Irene. Dia juga sudah menitikkan air matanya tak kuat melihat Lisa seperti ini. Hatinya sakit bagai ditikam ribuan pisau.
"Hiks... Pergi! Gue ga butuh siapapun lagi!" Sentak Lisa sembari melepaskan diri dari pelukan Irene.
Langkah Jhon terhenti. Dia menatap Lisa sendu, ingin rasanya merengkuh tubuh mungil itu ke dalam dekapannya. Inikah putrinya yang dia sakiti karena kebodohannya dulu? Putrinya sangat mirip dengan Asri istrinya, akan tetapi mata itu adalah duplikat dirinya. Ah putrinya? Entah sejak kapan perasaan aneh itu muncul dalam hatinya.
"Lisa Da-"
Ceklek
"Keluarga dari pasien Nyonya Asri?" Seorang dokter keluar dari salah satu ruang UGD dan memotong perkataan Jhon.
Jhon langsung menghampiri dokter tersebut dengan raut khawatir nya. Begitupun dengan keluarga Danudaksa lainnya. "Bagaimana keadaan istri saya?" Jhon bertanya dengan nada khawatir yang sangat kentara.
"Nyonya Asri baik-baik saja tuan, tidak ada luka yang serius. Hanya saja Nyonya masih belum siuman, mungkin akan siuman beberapa jam lagi. Nyonya akan segera di pindahkan keruang rawat tuan," ucap dokter tersebut kemudian pamit pergi.
Setelah dokter itu pergi satu ruang UGD kembali terbuka. "Keluarga dari pasien bernama Shena?" Tanya dokter tersebut.
Irene langsung menghampiri dokter itu. "Ya, saya temannya. Bagaimana keadaannya dok?" Tanyanya khawatir.
"Benturan di kepalanya cukup keras sehingga membuat memori ingatannya sedikit menghilang. Apabila dia sadar nanti mungkin dia akan sedikit linglung, jadi jangan memaksanya untuk mengingat semuanya. Dia akan dipindahkan ke ruang rawat sebentar lagi baru kalian bisa menjenguknya." Setelah mengatakan itu dokter tersebut pamit undur diri.
Shena dan Asri adalah korban dari kecelakaan beruntun itu juga. Asri yang hendak pergi menuju butiknya dan Shena yang mereka tidak tahu kenapa dia bisa ikut jadi korban juga.
Mereka langsung ke rumah sakit ketika mendapat kabar bahwa Shena kecelakaan.
"Lisa."
Suara Satria mengalihkan semua atensi mereka. Lisa tak bergeming dari tempatnya berdiri di depan UGD yang masih belum terbuka. Pandangan nya kosong, berharap bahwa semua ini hanya mimpi. Darah di kepalanya tak berhenti keluar, tapi Lisa tidak bisa merasakan sakit itu.
Bahkan ada yang lebih sakit dari luka di tubuhnya. Hatinya.
Satria menghampiri Lisa, dia hendak menepuk pundak Lisa akan tetapi pintu yang sedari tadi Lisa tunggu terbuka membuatnya menghentikan gerakannya.
Para perawat dan dokter keluar sembari mendorong beberapa brankar.
Jantung Lisa berdegup cepat. Matanya tak lepas dari tubuh di atas semua brankar yang telah di tutupi kain putih. Air matanya kembali mengalir deras, pikirannya tak bisa lagi berpikir jernih.
KAMU SEDANG MEMBACA
FIGURAN!
Fantasy[FOLLOW SEBELUM MEMBACA!] MURNI KARANGAN SENDIRI 💗 Transmigrasi jiwa? bukankah itu konyol apalagi berpindah jiwa ke dalam novel yang didalamnya diisi para manusia kulkas? Rasanya Sila ingin menangis saja. Bukan sebagai protagonis ataupun antagonis...