HAI TATA KAMBEK! KANGEN GAK?
EHE PEDE SEKALI SAYA.
OKEH LANGSUNG SAJAHAPPY READING!
o00o
Dua minggu sudah berlalu. Selama itu Lisa tidak pernah lagi berhadapan dengan para pemeran novel ini, dia hanya lebih sering dengan Rose dan jadwal latihannya yang semakin padat. Ah iya, akhir akhir ini Ayra semakin menempel padanya entah karena apa, namun Lisa hanya membiarkan saja pasalnya jika ia menolak maka Ayra akan menangis layaknya anak kecil.
Saat ini ia tengah berjalan di koridor sekolahnya yang sepi karena masih terlalu pagi. Memasuki kelas dan menelungkup kan kepalanya di lipatan tangan.
Tanpa sadar air matanya mengalir deras hingga isakan kecil terdengar. "Udah kenapa sih Lis. Gue capek, please jangan kasih gue mimpi dan ingatan itu lagi" lirihnya pelan.
"Gue nggak sekuat itu. Anak usia lima tahun harus ngemis buat makan, tidur di depan ruko orang, di caci maki arghh!! Stop!!!"
Tangis Lisa pecah saat itu juga. Dia lelah, dikehidupan sebelumnya dia juga tidak pernah merasakan bahagia yang utuh. Bolehkah Lisa mengatakan jika Tuhan tidak adil?
Dia bersyukur bisa hidup kembali, dia bersyukur bisa hidup di raga yang sangat nyaman untuk dia tempati, tapi bisakah dia meminta untuk tidak menempati raga yang tersiksa secara batin? Ah itu hanya percuma, nyatanya sekarang dia ada di raga yang batinnya terluka.
Perlahan tangisan Lisa reda seiring dengan kelasnya yang mulai ramai. Lisa mengabaikan mereka, toh mereka juga selama ini mendiaminya kan? Lisa mulai belajar untuk mengabaikan orang yang juga mengabaikannya.
"LILI!!"
Kalian pasti tau kan siapa yang berteriak itu?
Lisa menghembuskan nafasnya kasar, bukannya tidak menyukai kedatangan Ayra hanya saja pawang Ayra itu seram. Kan tidak lucu jika Lisa tiba tiba di kill hanya karena Kenan cemburu pada Ayra yang lebih dekat dengan Lisa dibanding dengannya.
"Lili..." Rengek Ayra sembari menarik narik kecil baju seragam Lisa.
"Hmm"
"Minta permen" Ucapnya dengan mengadahkan tangannya pada Lisa, siap menerima permen yang akan di beri.
Lisa memberikan satu permen tangkai rasa melon. Ayra menerimanya dengan senang hati dan memajukan kepalanya kearah Lisa.
Lisa yang paham menepuk puncak kepala Ayra dua kali dan mengelusnya. Ini sudah menjadi kebiasaan Ayra jika bertemu dengan Lisa. Terkadang Lisa mendapat tatapan tajam dari Kenan, tapi untungnya pria itu sedang tidak ada jadi dia tidak perlu takut.
Setelah itu Ayra pergi tanpa pamit, Lisa hanya geleng geleng kepala melihat kelakuan bocil satu itu.
🌈🌹✨.
Bel istirahat telah berbunyi. Awalnya Lisa tidak berniat ke kantin, akan tetapi Rose dengan paksa menariknya kekantin alasannya karena mereka sudah lama tidak makan di kantin.
Selama dua minggu ini memang mereka tidak pernah lagi ke kantin, biasanya Lisa akan langsung ke ruangan dance sekedar berlatih ringan ataupun tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
FIGURAN!
Fantasy[FOLLOW SEBELUM MEMBACA!] MURNI KARANGAN SENDIRI 💗 Transmigrasi jiwa? bukankah itu konyol apalagi berpindah jiwa ke dalam novel yang didalamnya diisi para manusia kulkas? Rasanya Sila ingin menangis saja. Bukan sebagai protagonis ataupun antagonis...