Happy Reading!
_______________________Hari berlalu begitu cepat, besok adalah hari dimana Lisa akan berangkat untuk perlombaannya nanti. Malam ini dia menginap di panti bersama yang lain, suara tertawa jelas sangat terdengar. Suasana malam ini begitu hangat.
"Kak Lisa kalah!! Ayo ayo jadi kuda" Heboh Ara sambil melompat lompat kegirangan. Mereka bermain ular tangga, dan Lisa lah yang kalah disini.
Lisa mengambil posisi merangkak, Ara dan Gio dengan sigap naik ke atas punggungnya. "Eh.. satu satu sayang, itu nanti Kak Lisa keberatan" ucap bunda khawatir yang di balas gelengan dan senyuman oleh Lisa.
"Gapapa bunda. Nala juga mau naik?" Tanyanya, namun Nayla hanya menggeleng dan tersenyum sembari memakan coklat kesukaannya.
"Kak Lisa ayo jalan!" Pekik Ara dan Gio bersamaan. Lisa mulai merangkak sesekali merangkak cepat membuat mereka tertawa senang. Lisa bahagia, sangat! Dia berharap mereka selalu ada untuknya. Semoga.
Hal itu terus berlanjut Ara dan Gio akan bergantian dengan Dila dan Angga, hingga akhirnya mereka lelah dan memilih untuk duduk kembali bersama bunda dan Nayla.
"Eum... Kak Lisa bakalan ada perlombaan lagi besok, doain kak Lisa menang ya" perkataan Lisa sontak membuat mereka menatap Lisa dan keadaan menjadi hening.
"Kak Lisa mau pergi lagi?" Tanya Nayla dengan suara bergetar
"Bukan gitu. Kak Lisa disana cuma satu hari aja, soalnya disana langsung di umumin kejuaraannya nanti, jadi ga pake eliminasi lagi kaya di Korea kemarin. Kak Lisa janji kalo Kak Lisa menang, kalian Kakak traktir makan deh, gimana?" Tanya Lisa
Awalnya mereka ragu, namun pada akhirnya mereka menyetujui nya. Mereka juga sangat ingin melihat Lisa menjadi seorang idol terkenal.
"Nanti kalo Kakak udah jadi idol yang dikenal banyak orang, jangan lupain kita ya kak" ucap Nayla, dia sangat takut jika Lisa melupakan mereka.
Lisa tersenyum. "Mana mungkin Kakak lupain adik adik Kakak yang manis ini" ucapnya.
"Aku mau liat Kak Lisa nanti jadi idol telkenal. Pasti selu, telus nanti olang olang ili sama aku kalena bisa dekat sama idol" ucap Gio dengan wajah polosnya ditambah ucapan cadelnya.
Lisa tertawa mendengarnya. "Kakak janji bakal jadi idol terkenal kayak kemauan kalian, tapi kalian juga janji haru terus bareng Kak Lisa karena perasaan kakak benar benar ga enak" ucapnya di akhiri lirihan yang tak seorangpun mendengarnya.
"Oke! Sekarang adik adik kakak yang cantik dan ganteng ini harus tidur. Ayo masuk kamar masing masing, udah larut malam loh ini" ucap Lisa agar mereka segera beristirahat.
Mereka mengangguk. Satu persatu dari mereka mencium Lisa serta memeluknya mengucapkan selamat malam. Hingga tiba giliran Nayla, entah kenapa perasaan Lisa semakin gelisah ketika berpelukan dengan Nayla.
"Kak Lisa jaga diri yaa, kalo nanti kita ngga ada Kak Lisa nggak boleh nyerah. Tetap jadi orang yang kuat" ucap Nayla tiba tiba membuat Lisa membeku.
"Hei, maksud kamu apa Nala?" Tanya Lisa lembut. Nayla hanya menggeleng dan tersenyum, dia berlalu meninggalkan Lisa yang masih mencerna perkataan nya barusan. Lisa beralih menatap bunda Lina yang tersenyum ke arahnya.
"Tidur gih, besok kamu kesekolah dulu kan? Lagian udah larut malam" ujarnya lembut
Lisa mengangguk dan menghampiri bunda Lina, dia memeluknya erat seakan akan pelukan itu tidak akan bisa dia rasakan lagi. "Lisa sayang bunda" ucapnya pelan.
Bunda tersenyum lembut sembari mengelus surai Lisa sayang. "Bunda lebih sayang sama kamu. Ingat, kamu harus bahagia. Kebahagiaan itu hak semua orang Lisa, cuman caranya aja yang berbeda beda. Kamu anak yang kuat, bunda bangga sama kamu" ucapan bunda Lina membuat Lisa tersenyum.
Semoga, semoga selamanya selalu begitu.
o00o
Pagi harinya Lisa sampai di sekolah nya. Dia benar benar sendiri sekarang, akan tetapi dia senang setidaknya Rose sudah kembali akrab bersama sahabat sahabat nya yang sebenarnya. Masalah alur novel? Dia tidak ingin ikut campur, bukan kah perannya disini sebagai figuran? Jadi biarlah itu urusan para pemeran utama itu.
Ngomong ngomong dia mendengar jika Aslan dan Irene sudah berpacaran, sedangkan Jennie tengah dekat dengan Sean. Entah bagaimana ceritanya Lisa pun tidak mau tahu.
Dia melangkahkan kakinya memasuki sekolah, dia akan berangkat bersama guru pendamping dan beberapa teman seangkatannya, sebagai back dancer nya nanti.
Raut wajahnya tidak berubah, dia masih Lisa yang sedingin es. "Lili!" Orang yang memanggilnya seperti itu hanya satu 'Ayra'. Lisa melihat ke belakang, disana ada Ayra dan para pemeran utama sedang menghampirinya. Setelah sampai di hadapannya, Lisa mengangkat sebelah alisnya.
Ayra yang paham langsung berkata "Lili mau ada lomba dance ya? Di Amerika kan? Wahhhh semangat ya, Ayra selalu dukung Lili" ucapnya menggebu gebu membuat hati Lisa menghangat.
Walaupun dia menjauhi Ayra, tetapi Ayra tidak berubah sama sekali. Lisa mengangguk mengiyakan dan memberi setangkai permen yang selama seminggu lebih ini tidak dia lakukan pada Ayra.
Ayra menerimanya dengan senyum sumringah. "Pokoknya Lili harus semangat! Ayra yakin Lili pasti juara nanti" lanjutnya.
Lisa mengangguk "Thanks" ucapnya singkat dan berlalu pergi dari sana tanpa melihat ke mereka yang lain. Dia muak melihat wajah Shena disana, ingin rasanya dia menyiram wajah itu dengan air keras.
Sebenarnya Lisa berharap mendapat semangat dari Rose ataupun Soya serta Jennie, namun dia sadar diri bahwa sekarang dia bukan siapa siapa mereka lagi. Setidaknya dia berhasil memperbaiki persahabatan mereka yang harus retak karena Rose yang berada di pihaknya.
o00o
Panggung yang lumayan besar itu sedang menunjukkan sekumpulan orang yang melakukan gerakan yang luar biasa. Koreografi yang mereka bentuk sangat bagus, Lisa menjadi gugup sendiri melihat betapa hebatnya lawannya.
Namun dia harus tetap tenang agar nanti semuanya bisa berjalan lancar.
Ya, dia sudah sampai di Amerika, lebih tepatnya di tempat diadakannya perlombaan ini.
Selanjutnya adalah giliran Lisa dan teman temannya, mereka melakukan gerakan itu dengan powerfull dan serentak. Tidak ada yang salah semuanya terlihat sempurna, bahkan sorakan heboh selalu terdengar dalam setiap gerakan mereka.
Dalam beberapa menit akhirnya mereka selesai. Mereka kembali ke tempat semula, guru pendamping mereka bahkan sangat kagum dan tak henti hentinya memuji gerakan mereka tadi, hingga sampai akhirnya handphone Lisa berbunyi.
"Em, maaf pak saya ijin angkat telpon dulu ya" ijinnya pada guru pendamping yang hanya di balas anggukan.
Lisa berlalu dari sana dan mengangkat telpon tersebut.
"Halo"
"Lisa, bisa pulang sekarang? Panti kebakaran, ibu Lina dan anak anak yang lain di larikan ke rumah sakit karena kondisi mereka yang kritis"
Deg!
GIMANA? MASIH NYAMBUNG GA SIH?
MAAPKAN AKU YANG GAJE INI:)
JANGAN LUPA VOTE!
KAMU SEDANG MEMBACA
FIGURAN!
Fantasy[FOLLOW SEBELUM MEMBACA!] MURNI KARANGAN SENDIRI 💗 Transmigrasi jiwa? bukankah itu konyol apalagi berpindah jiwa ke dalam novel yang didalamnya diisi para manusia kulkas? Rasanya Sila ingin menangis saja. Bukan sebagai protagonis ataupun antagonis...