•28•

16.4K 1.5K 56
                                    


Happy Reading!
____________________

Pagi ini Lisa sedang bersantai ria di ruang rawatnya. Wajahnya tanpa ekspresi menatap pada orang-orang yang duduk di sofa dalam ruangan itu.

Setelah dia selesai sarapan, dua geng motor itu datang menjenguknya. Mereka datang dengan teman-teman Lisa dan jangan lupakan Ayra dan Shena.

Ayra menatap takut takut pada Lisa, dia ingin menyapa tetapi tidak berani. Sorot matanya menunjukkan kerinduan yang sangat amat dalam, pasalnya sudah satu bulan lebih lamanya dia tidak dekat lagi dengan Lisa.

Tidak hanya Ayra, yang lain juga seperti itu. Lisa merasa ada aura yang berbeda dari mereka, yang awalnya dingin sekarang entah kenapa terasa sedikit hangat.

"Eum... Lisa udah makan?"

Pertanyaan itu di lontarkan oleh Ayra dengan suara yang pelan. Dia takut jika Lisa akan mengamuk lagi seperti dulu padanya.

Lisa menoleh menatap Ayra yang juga menatapnya. Dia mengangguk dan menyodorkan satu permen kaki. Ayra menatap permen itu dan Kenan bergantian seolah meminta ijin. Lisa yang melihat itu berdecak kesal.

"Lo gak mau?" Tanya Lisa dengan nada datar dengan menaikkan sebelah alisnya.

Ayra menggeleng keras dan mulai mendekati Lisa. Dia mengambil permen itu dari tangan Lisa, tak lupa Lisa juga mengusap kepala Ayra lembut walaupun wajahnya tetap tanpa ekspresi.

Ayra tersenyum manis hinggap matanya membentuk bulan sabit, "Timakaciii Lili!" Pekiknya girang dan memeluk Lisa erat.

Lisa membalas pelukan itu tak kalah erat. Jujur, walaupun dia kecewa dengan mereka, akan tetapi rasa rindu itu juga membuncah. Lisa merindukan Ayra yang seperti bocil menurutnya. Hatinya tidak bisa membenci mereka terutama para sahabatnya yang memang selama ini ada untuknya.

Walaupun mereka bertengkar karena tidak saling percaya, akan tetapi menurut Lisa dia tidak bisa membenci mereka. Selama ini, hanya mereka yang menemani Lisa, kecuali para geng motor dan saudaranya itu tentu saja.

"Gimana keadaan lo?" Tanya Rose sedikit enggan menatap Lisa, dia juga takut Lisa akan semakin marah padanya dan dia tidak ingin melihat wajah marah itu.

Lisa yang melihat itu tersenyum kecil, "Kritis, bentar lagi meninggoy," ucapnya santai.

Rose yang mendengar itu menatap Lisa dengan mata membulat sempurna. Melihat wajah Rose yang lucu membuat mereka yang ada disana, bahkan Ayra yang duduk di atas brankar bersama Lisa tertawa keras.

Rose mendengus kesal, dia menghampiri Lisa dan memukul pelan bahunya.

"Ucapan itu doa. Lo nggak usah aneh-aneh, mau gue lempar pake sepatu gue biar headsot!" Ucap Rose garang.

Lisa terkekeh, sudah lama sekali rasanya tidak melihat Rose yang kesal karena dirinya. Walaupun perasaan marah karena tidak mempercayainya dulu itu ada, akan tetapi rasa sayangnya pada sahabat sahabatnya lebih besar.

"Becanda. Gue udah ngerasa lebih baik," ucap Lisa.

"Gimana perlombaan dance lo di Amerika kemarin?" Tanya Rose membuat senyum Lisa mengembang. Matanya berbinar cerah. Ekspresi yang sudah lama tidak dia tunjukkan.

FIGURAN!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang