•16•

18.1K 2.1K 195
                                    

JANGAN LUPA VOTE!

KOMEN!

SHARE!

OTE?

TANDAI TYPO!

FOLLOW IG TATA, IG BARU EHE

@wp_tatasetrikaa

HAPPY READING!

o00o

Gelapnya malam dengan taburan hiasan di langit membuat hati Lisa semakin terasa hampa. Kosong dan benar benar sunyi. Kesepian adalah hal yang paling dia benci, namun mau bagaimana lagi? Inilah takdirnya.

Memiliki keluarga yang harmonis. Bercanda gurau dengan keluarga, bermanja dengan sang ibu, dan di sayang oleh super heronya anak perempuan, siapa lagi kalau bukan sang ayah.

Hal itu adalah impiannya. Dulu saat menjadi Sila, dia sangat memimpikan itu semua. Terkadang dia merasa dunia ini terlalu menghakiminya. Berkeluh kesah pun itu tidak akan mengubah apa apa. Dulu dia selalu mengatakan Tuhan tidak pernah adil padanya. Dulu semangatnya selalu membara untuk membuat dia di akui oleh orang sekitar. Dulu dia selalu menyemangati dirinya untuk selalu berusaha. Dulu dia tidak pernah menangis dan selalu tersenyum. Dulu, dulu, dan dulu semuanya hanya masa lalu.

Bisakah sekarang dia tidak menyembunyikan lukanya? Tapi siapa yang akan peduli. Lisa terkekeh miris. "Setelah semuanya terbongkar, apa lagi yang bakal terjadi? Kedepannya bakal lebih sulit atau lebih mudah ya?." Tanyanya entah pada siapa.

Dia merogoh saku jaketnya dan menemukan sepasang penjepit rambut bermotif kelinci lucu. Dia ingat. Nala, ya itu adalah milik Nala yang seharusnya dia berikan saat kembali ke Indonesia.

Lisa tersenyum. Setidaknya masih ada rumah yang bisa membuat nya merasa diterima. Menyimpan jepit rambut itu kembali kedalam sakunya, Lisa mendongak menatap langit malam yang cerah dan indah. Tetapi itu tidak membuat hatinya lepas dari rasa kehampaan.

Di taman kota ini, dia merasa sedikit lebih tenang walau angin malam yang terasa dingin.

"Permisi. Gue boleh ikut duduk disini?"

Lisa sontak menoleh dan mengernyit heran. Wajah orang ini sedikit familiar namun siapa? Tak ingin ambil pusing Lisa hanya mengangguk dan kembali mengalihkan pandangannya ke langit malam.

"Nggak baik cewek malam-malam sendirian di luar." Ucapan orang itu membuat Lisa mendengkus sebal.

"Diem deh. Lo berisik"

Namun hanya di balas kekehan kecil. Mood Lisa mendadak hilang, memang sih orang yang disampingnya sekarang tampan. Tapi tetap saja saat Lisa hanya tidak ingin di ajak bicara.

Padahal tadi dia mencoba menangis dengan membayangkan nasibnya yang selalu ter dzolimi agar seperti di novel-novel, namun pria ini datang dan merusak suasana.

"Ngapain malam-malam disini? Nggak takut?" Lihatlah pemuda ini mencoba mengajaknya mengobrol lagi.

"Nggak" balas Lisa singkat.

Pemuda itu menatap Lisa dalam "emang nggak di cariin sama orang rumah lo?" tanyanya lagi.

"Ck, berisik banget sih. Gue kesini cuman mau nyari udara segar. Gabakal ada yang nyariin gue juga, mati juga kagak ada yang peduli" ujar Lisa ketus.

FIGURAN!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang