15. Berita Duka

67 15 0
                                    

"Sabina-ssi." Langkahku terhenti ketika suara berat itu terdengar.

Seorang pria menggunakan kaos hitam polos dengan celana panjang senada juga jaket musim dingin yang menyelimuti tubuhnya. Keningku mengernyit menerka-nerka apa aku mengenalnya, tapi sepertinya ini kali pertama aku melihatnya.

"D-dugu.. ss-seyo?" ucapku ragu.

Pria itu tersenyum. Senyumnya sedikit....mengerikan dengan tatapan mata berkilat tajam.

Perlahan pria itu berjalan menghampiriku, mensejajarkan tubuhnya dan berdiri tepat di sampingku, "Benarkah kau Sabina-ssi, teman dekat Lee Jong-Suk?"

Apa aku tidak salah dengar? Teman dekat?

"Ne, maja-yo. Aku Sabina." jawabku sembari mengangguk ragu, "Tapi aku bukan teman dekat Lee Jong-Suk. Sepertinya kau salah orang. Bagaimana bisa aku menjadi teman dekat aktor papan atas seperti dia?"

"Jinjja-yo?" pria itu kembali bertanya.

Aku mengangguk kembali, "Bagaimana kau bisa mengenalku?" tanyaku

"Karena," Pria itu menggantung ucapannya, "Lee Jong-Suk yang memberitahuku." lanjutnya.

Sesaat aku hanya diam sembari memikirkan apa itu mungkin? Pertemuan kami begitu singkat. Hanya tiga hari kalau aku tidak salah. Kasta kami juga jauh berbeda aku hanyalah foreigner di negara ini. Sedangkan lelaki itu? semua orang mengenalnya.

"Jeongmal-yo?" ucapku akhirnya.

Pria yang kini melangkah ke depan seraya berdiri menghadapku mengangguk.

"Ada keperluan apa?" aku bertanya kembali.

"Dia memintaku untuk mengantarmu ke asrama, Sabina-ssi."

Lelucon macam apa ini? apa aku sedang bermimpi? seseorang tolong bangunkan aku!

"Wae-yo?"

Kini pria itu tertawa kecil, tapi dengan jelas aku bisa melihat ia menciptakan seringai yang cukup aneh, "Dia khawatir akan ada psikopat tampan yang memangsamu." jawabnya dengan nada yang begitu dingin.

" jawabnya dengan nada yang begitu dingin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tubuhku benar-benar mematung sekarang. Tidak tahu harus menjawab dan melakukan apa ketika kini pria asing itu mengatakan hal yang sangat tidak masuk akal.

"A-apa.. y-yang kau katakan?" suaraku bergetar takut.

"Hahaha.. aniya~"

It's You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang