29. Akhir sang wanita malang

28 10 0
                                    

"Kaja, biar kuantar kau pulang ke tempatmu."

Darah di dalam tubuh Soo Young seketika berdesir cepat. Kakinya bergetar ketakutan melihat senyum mengerikan yang terlukis pada wajah lelaki di hadapannya.

Lee Gwang-il mengulurkan tangannya yang terbungkus rapih dengan sarung tangan hitam berbahan kulit.

Lee Gwang-il mengulurkan tangannya yang terbungkus rapih dengan sarung tangan hitam berbahan kulit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seolah tersihir, Soo Young tidak bisa berbuat apa-apa. Wanita itu dengan sukarela menerima uluran tangan Gwang-il untuk ikut masuk ke dalam mobilnya.

Keheningan menyelimuti keduanya selama di dalam mobil. Soo Young terus memandang kosong ke arah luar jendela.

Mungkin inilah akhirku, hati gadis itu terdengar pilu.

Gwang-il tertawa renyah seolah mendengar isi hati wanita di sampingnya. Tangan lelaki itu perlahan mengusap pelan kepala Soo Young masih menggunakan sarung tangannya.

"Aku sudah mengingatkanmu untuk bungkam. Tapi kau malah memilih untuk menggali kuburanmu sendiri."

Soo Young masih diam membisu. Tubuhnya membuat gerakan penolakan dengan meringkuk ketakutan, menghindari tangan Gwang-il di kepalanya.

"Wae? museowo?" lelaki itu kembali tertawa.

"Apa begitu sulit menuruti perintahku? lagi pula itu demi kebaikanmu sendiri. Kalau sudah begini jadinya, apa boleh buat? geuraeji?"

Gwang-il membawa Soo Young menuju kediamannya. Lelaki itu menyeret tubuh Soo Young yang sempat memberontak tidak tentu arah.

Dengan santainya lelaki itu menarik rambut Soo Young untuk dibawa ke lubang kematiannya.

Mereka sempat berpapasan dengan presdir Lee juga nyona Kim, tapi orangtua Gwang-il memilih untuk buta dari apa yang anak bungsunya lakukan.

Kalau tidak.. nyawa mereka yang menjadi taruhannya.

Presdir Lee dan nyonya Kim bersikal acuh ketika Gwang-il tersenyum mengerikan sembari menyeret wanita malang yang terus berteriak kesakitan.

Gwang-il membuka pintu lubang kematiannya. Kemudian lelaki itu menendang kasar, membuat tubuh Soo Young terhempas begitu saja ke dalam lubang kematian Lee Gwang-il.

Teriakan Soo Young terdengar menyayat hati. Bahkan presdir Lee dan nyonya Kim memilih pergi dari rumah dari pada harus mendengar teriakan seorang wanita yang tidak bersalah.

Di dalam lubang kematian, Gwang-il membenturkan kepala Soo Young berkali-kali pada dinding ruang prakteknya. Kini lelaki itu sudah mengenakan jas hujan berwarna hitam yang sudah tercampur banyak darah korbannya.

Soo Young menangis, meraung kesakitan memohon ampun yang berhasil menaikkan hormon bahagia Lee Gwang-il.

Bagai di neraka, Soo Young terus mendapat siksaan dari Gwang-il.

It's You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang