13. Peran Keluarga

53 16 0
                                    

Suzy POV

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suzy POV

"Terimakasih." dengan tergesa-gesa aku beranjak keluar dari taksi, sedikit membanting pintu taksi itu hingga membuat pemiliknya berteriak kesal.

"YAAA!!!"

Ralat. Aku membantingnya dengan keras bukan sedikit.

"Cheosonghamnida.." aku memutar sejenak tubuhku, membungkukkan badan sembari tersenyum kaku, lalu kembali berlari menuju Sungai Han.

Pandanganku menyapu sekitar sungai, mencari mobil berwarna hitam metalik yang katanya berada di sini.

Beberapa saat yang lalu Lee Jong-suk mengirimkan lokasinya ke padaku. Dia tidak menulis pesan apapun. Hanya mengirim lokasinya, Itu saja dan sudah pasti lelaki itu ingin aku datang menemuinya.

Ya, Lee Jong-suk, kau harus bangga punya sahabat yang sigap sepertiku. Tapi di mana kau sekarang?! terlalu banyak mobil berwarna hitam metalik di sungai han.

Aku memicingkan mata, saat menemukan mobil ber-plat nomor sama seperti milik Jong-suk. Tanpa berpikir panjang aku langsung berlari menghampirinya. Mengetuk pelan kaca mobil, membuat sang empunya menoleh sembari menurunkan kacanya.

Benar, dia sahabatku. Aktor terkenal yang sekarang sedang frustasi. Lihat saja, kemana wajahnya yang semula selalu bersinar? mengapa sekarang aku hanya bisa melihat wajah pucat pasi itu?! sudah berapa lama dia tidak makan?

Aku membuka pintu mobil sesaat setelah Jong-suk membuka kuncinya. Aku duduk di kursi pengemudi. Sedangkan lelaki frustasi itu duduk di sebelahku-di kursi penumpang- dengan tatapan kosong, memandang lurus ke arah sungai han dengan pemandangan senja yang begitu indah.

Beberapa menit berlalu dan lelaki ini sama sekali tidak mengucapkan sepatah katapun padaku, membuatku menggeram kesal sembari menatapnya heran.

"Ya! apa yang kau mau, kau menyuruhku menyusulmu. Tapi lihat sekarang, kau menganggapku tidak ada dan terus asik dengan beban pikiranmu itu!" gerutuku.

Dan lagi, Jong-suk sama sekali tidak menjawab. Lelaki itu justru mengeluarkan ponselnya, menghidupkan benda elektronik itu seraya memberikannya kepadaku.

"Apa maksudmu?" ucapku bingung sembari menerima ragu ponsel tersebut.

"Dengarkan." jawabnya singkat.

Tubuhku terperanjat ketika suara pria terdengar dari ponsel Jong-suk. Suara berat yang disamarkan itu mulai terdengar meracau, membuatku menaikkan sebelah alisku bingung.

"Pria itu tadi menelfonku dan aku rasa dia pria gila yang menculikku beberapa hari lalu."

Perkataan Jong-suk membuatku langsung berkonsentrasi mendengarkan rekaman percakapannya dengan pria itu.

"Apa yang kau mau dariku?"

Suara Jong-suk terdengar bergetar. Lelaki itu pasti geram setengah mati saat pria itu menelfonnya.

It's You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang