[ FOLLOW SEBELUM MEMBACA - UPDATE 3 BAB SETIAP HARI SELASA ]
Siapa yang menyangka, jika skandal yang diterima oleh Lee Jong-suk hanyalah permulaan untuk mimpi buruknya yang panjang.
Tidak ada yang menyangka jika ternyata Lee Jong-suk berhadapan lang...
Haloooo, ini masih flashback ya, guys, ya😅 Aku pikir satu bab juga cukup gitu untuk kilas balik ke-bejatanGwang-il, tapi setelah aku pikir-pikirnantinya malah terlalu panjang. Bahkan dua bab pun masih kepanjangan. Aku takut kalian malah pusing.
Di bab selanjutnya ada sedikiiit adegan flashback setelahnya adegan masa kini! Selamatberpusing ria!
Selamat membaca! terimakasih sudah setia menunggu😖👌
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
23. KILAS BALIK - Akibat
Lee Gwang-il tiba di kediamannya sekitar pukul sepuluh pagi. Para penjaga presdir Lee dan semua asisten rumah tangganya, berbaris menyambut lelaki itu.
Gwang-il bersiul sembari memutar, memainkan kunci mobilnya. Tatapannya datar tidak memedulikan semua karyawan ayahnya.
Sekretaris Han menghentikan Gwang-il tepat di depan pintu rumahnya. Dia adalah tangan kanan presiden direktur, Lee Tae-chan.
"Bikyeo." kata Gwang-il sembari menepis bahu sekretaris Han.
Pria bertubuh besar itu tidak bergeming. Postur tubuhnya yang tegak benar-benar menghalangi jalan Lee Gwang-il.
Gwang-il baru ingat. Semalaman ia meninggalkan dua pasangan berumur itu di lorong kematiannya, "Aaahhh~ aku lupa," jawabnya santai, "Wae? apa kau tidak bisa menemukannya?"
Sekretaris Han diam menunggu tuan mudanya kembali berbicara.
"Ttalawa."
Sekretaris Han sontak membuka jalan. Membiarkan Lee Gwang-il memimpin, menunjukan keberadaan presdir Lee dan istrinya.
Langkah Gwang-il terhenti, tepat di depan pintu kamar tamu di lantai dua. Lelaki itu memutar tubuhnya sembari tersenyum aneh.
"Tunggu sebentar. Aku harus memeriksa sesuatu." titahnya.
Kemudian Gwang-il membuka pintu kamar tamu seraya menguncinya dari dalam. Dengan mudah lelaki itu mengangkat dipan ranjang yang ia gunakan sebagai penutup pintu datar lorong kematiannya.
Lee Gwang-il mengambil sebotol air mineral yang ia sediakan di kamar itu, sebelum akhirnya membuka pintu lorong kematian.
Seperti biasa, lelaki itu bersiul sembari berjalan menuruni anak tangga yang suram.