31. Kabar Terburuk

19 5 0
                                    

Kedatangan Park Jae-chan, Lee Jong-suk dan Suzy disambut baik oleh seorang wanita paruh baya. Wanita itu tersenyum membuka pintu rumah dengan jalannya yang tergopoh-gopoh dibantu tongkat.

Tubuhnya sudah membungkuk, seluruh rambutnya berwarna putih dengan sedikit kebotakan yang dapat terlihat mata telanjang.

"Masuklah..." ucap ibu Soo-young dengan suaranya yang terdengat parau.

Wanita itu belum tahu apapun tentang kematian anak semata wayangnya.

Lee Jong-suk membalas senyuman itu tak kalah tulusnya. Ia tersenyum dengan tatapan sendu. Rasa ragu kembali memenuhi hati Jongsuk, Mr.Park, dan Suzy.

Rasanya mereka tidak siap harus menukar senyum tulus seorang ibu dengan kesedihan tak berujung.

Mereka duduk berhadapan di ruang tamu rumah Soo-young yang tampak luas dengan design interior bergaya american classic.

"Aku mengingatmu, pria tampan. Kau teman Soo-young 'kan?" ucap ibu Soo Young memecah keheningan sembari menunjuk Lee Jong-suk di hadapannya.

Jongsuk mengangguk sembari tertawa kecil, "Maja-yo." jawabnya sopan.

"Putriku.. apa kau mendengar kabar tentangnya? tidak seperti biasanya, sudah berminggu-minggu putriku tidak menghubungiku."

Akhirnya, pertanyaan sulit itu terdengar.

Seketika, Lee Jong-suk memandang Mr.Park dan Suzy bergantian. Mereka saling memandang ragu.

Belum sempat menjawab, pintu rumah kembali terbuka. Ah, lebih tepatnya ada yang membukanya dari luar.

"Oh, eoseo? kau sudah datang?" ibu Soo-young berdiri, menyambut kedatangan seorang pria yang datang dari pintu masuk.

Seo Ji-tae namanya. Kekasih Soo-young yang kini tampak berantakan. Pria itu hanya memakai kaos abu-abu dengan celana jeans yang tampak kusam. Rambunya ditutupi oleh topi hitam. Wajahnya sembab dengan kedua mata yang masih digenangi air mata.

Jitae datang dengan secarik kertas yang kini ia cengkram kuat.

Gejolak amarah dalam diri Jitae seolah meledak begitu melihat Lee Jong-suk berdiri tegak di rumah kekasihnya, "SHHII, YAAAA!! GAE SAEKKI!!!" Jitae memekik penuh amarah seraya memukul wajah Jongsuk tanpa ampun.

Mr.Park berusaha memisahkan, bukannya berhasil, pria itu juga ikut menjadi sasaran bom waktu yang meledak dalam diri Jitae.

"KAU, PEMBUNUH! BERANI-BERANINYA KAU MENAMPAKKAN DIRI! SHIBAL!"

Bug! bug! bug!

Lee Jong-suk benar tidak tahu harus berbuat apa. Mendengar kalimat itu seolah memberi jawaban kalau pria yang menghajarnya sekarang adalah seseorang yang menganggap Soo-young begitu berarti dalam hidupnya.

"KEMBALIKAN DIA!! KEMBALIKAN NYAWANYA!!! AISHH! MENGAPA TIDAK KAU SAJA YANG MATI, BAJINGAN GILA!!"

Terus seperti itu, tidak ada yang bisa memadamkan api amarah dalam diri Jitae.

Hingga, ibu Soo-young berteriak kencang. Memohon dengan sangat untuk Jitae berhenti menghajar Jongsuk.

"Geumanhae.... jaebal.." ibu Soo-young meminta dengan nada suara yang bergetar.

Jitae berhenti. Pria itu berusaha mengatur napasnya yang tidak beraturan, membiarkan Lee Jong-suk yang sudah terkapar lemah di lantai.

"Nona, tolong bantu ibu mengambil kotak obat di sana." ucap ibu Soo-young pada Suzy yang sudah menangis sejak tadi.

It's You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang