34. Tamu Tak Terduga

20 11 0
                                    

Malam itu, di kediaman Suzy. Mereka bertiga melepaskan iblis itu begitu saja. Membuat Lee Gwang-il semakin keras kepala merasa tidak bisa dikalahkan.

Kejadian lima tahun silam membuat Jongsuk, Suzy, dan Mr.Park memilih untuk bersikap hati-hati meskipun dengan mata kepala sendiri mereka melihat narapidana itu bebas berkelana.

"Menukar tersangka saja sudah jelas kalau para petinggi hukum melindungi Lee Gwang-il, membebaskan bajingan itu dari dakwaan yang menjeratnya." Park Jae-chan bersuara sembari memijit keningnya yang terasa pusing.

Kali ini mereka bertiga memilih berunding di ruang VIP di kafe milik Jongsuk.

"Aku tahu. Apa yang bajingan itu katakan tidak main-main. Dia sudah merencanakan ini semua." jawab Jongsuk sembari memandang ke luar jendela.

"Bahkan kemunculannya kemarin sudah ia rencanakan. Bajingan itu seolah memberi peringatan kalau ia tidak takut apapun."

"Menurutku, kemunculannya di sebabkan karena dia yang mulai panik. Bajingan itu sengaja menunjukkan wajahnya di depan kita, dia ingin menggoyahkan kita. Dia tahu rencana apa yang telah kita buat. Dia tahu kalau kita sudah mengetahui tentang kebebasannya." kali ini Suzy ikut bersuara.

"Semacam gertakan?" Mr.Park memastikan, membuat Suzy mengangguk tanpa ragu.

"Semua ini terjadi usai kita yang memastikan kehadirannya di lapas, oppa. Kita melupakan fakta kalau lelaki yang ia tukar untuk menggantikannya itu berada di pihaknya. Tidak menutup kemungkinan kalau lelaki itu mengadukan kedatangan kita."

Hening seketika.

Benar juga. Mr.Park baru menyadari hal itu.

Di tengah keheningan, pintu ruangan VIP itu terbuka. Menampakkan seorang pria dengan penampilannya yang mulai membaik dari terakhir kali bertemu.

Seo Ji-tae, kekasih wanita yang Gwang-il bunuh dengan sadis.

Pria itu berjalan masuk tanpa senyum menyapa. Ia langsung duduk di samping Mr.Park di seberang meja Jongsuk dan Suzy.

"Bagaimana? sudah dapat DNA pelaku yang kalian maksud?" ucap pria itu langsung bertanya pada inti pertemuan mereka.

"Aku tidak bisa membiarkan jasad Soo Young terlalu lama. Waktu kita tidak banyak." lanjutnya.

Mr.Park mengangguk paham, pria itu mengeluarkan plastik klip dari sakunya. Plastik berisi selembar kain yang dipenuhi darah bercampur liur.

Jitae mengambil plastik klip itu, mengamati isinya dengan alis yang terangkat satu, "Dapat dari mana?"

"Semalam bajingan itu menampakkan diri di rumah Suzy." jawab Mr.Park.

"Dan kalian tidak menghubungiku? Aish, wae?"

"Kalau kami menghubungimu, bajingan itu bisa langsung mati di tanganmu. Aku tidak ingin Sooyoung-ssi bersedih karena kekasihnya berubah menjadi pembunuh." kata Suzy.

Jitae tertawa renyah seraya memukul meja kayu di depannya, "Aku tidak mengerti dengan pola pikir kalian, kalian bertiga terlalu membuang-buang waktu!"

"Bukan seperti itu Jitae-ssi." sanggah Mr.Park, "Tidak adil rasanya setelah semua penderitaan kekasihmu, bajingan itu mati dalam waktu singkat. Biarlah dia menerima hukuman terlebih dahulu baru mati dan pulang ke neraka." lanjutnya.

Seo Ji-tae terdiam seketika. Tangannya mengepal kuat plastik klip berisi DNA Gwang-il. Kilatan matanya terlihat penuh amarah.

"Gadis di sampingku juga salah satu korbannya."

tiba-tiba Lee Jong-suk bersuara. Dia membenarkan posisi duduk sembari melihat ke arah Jitae dengan tatapannya yang terkesan kosong.

"Kalau boleh bicara pun aku juga korbannya di sini. Maaf, tapi bukan cuma kekasihmu saja yang menjadi korban bajingan itu. Dan, aku tidak rela jika bajingan itu dengan mudahnya mati begitu saja. Setelah semua penderitaan kami, rasanya tidak adil."

It's You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang