Semakin malam udara terasa semakin dingin. Itulah yang dirasakan oleh warga Korea Selatan saat ini. Termasuk Suzy. Walaupun sudah memegang dua hotpack yang ia masukkan ke dalam jaket musim dinginnya, udara dingin masih terasa menusuknya.
Saat ini Suzy tengah berjalan untuk menemui seseorang di cafe. Jarak cafe itu tidak terlalu jauh dari butiknya. Makanya dia memilih untuk berjalan kaki dari pada mengendarai mobilnya. Yaaa, meskipun udara terasa begitu dingin tapi Suzy terlihat semangat ketika kakinya terus melangkah.
Kali ini bukan Lee Jong-suk yang akan dia temui. Tapi pria itu. Seorang pria bersetelan jas yang kini terlihat sedang menikmati kopinya di sudut cafe.
"Ahjussi!" kata Suzy menyapa.
Pria itu meletakkan kembali cangkir kopinya ketika menyadari Suzy telah tiba, "Yaa~ berhenti memanggilku Ahjussi. Apa aku terlihat begitu tua? Bahkan jarak umurku dan Jong-suk hanya beberapa tahun. Panggil aku oppa."
"Ne, Oppa." jawab Suzy sembari duduk, tidak ingin mendengar lagi celotehan Mr. Park yang sedikit menjengkelkan.
"Silahkan pesan kopi yang kau mau."
"Tidak perlu. Aku tidak akan lama di sini. Hanya ingin mengatakan beberapa hal kepadamu."
"Apa itu?" tanya Mr. Park penasaran.
"Aku merasa semakin hari tingkah laku Jong-suk semakin aneh," Suzy memulai pembicaraan ke arah yang lebih serius, "Apa kau menyadarinya?" tanya gadis itu selanjutnya.
"Tentu saja aku menyadarinya."
Suzy merasa lega, ternyata benar Jong-suk semakin aneh, bukan hanya ia yang merasakan, "Dia terus mengatakan hal aneh kepadaku."
"Contohnya?"
"Hmm.. Dia memintaku untuk menemukan bulannya, kemudian juga memintaku untuk membacakan Al-Qur'an, dan terus berkata sesuatu seperti i..islam?"
"Yaa~ sejak kapan dia tertarik dengan islam? Bukankah itu sebuah agama?"
"Setahuku, iya." Suzy menganggukkan kepalanya, "Lalu apa yang ia maksud dengan bulan? Bulan yang dapat menerangi dunianya yang gelap. Dia berkata seperti itu." Suzy tampak penasaran.
Untuk beberapa saat Mr. Park terdiam, kemudian ia menyesap kopinya sebentar lalu kembali meletakkan cangkirnya, "Sepertinya dia sedang kehilangan arah dan terlalu takut terjadi apa-apa dengan temannya."
"Dugu? Chingu? Apa maksudmu, Mr. Park? Aku tidak mengerti."
Mr. Park menghela napasnya perlahan, "Saat Jong-suk berada di U-do, dia bertemu dengan seseorang. Seorang gadis yang mengenakan hijab. Aku rasa Jong-suk jatuh cinta pada gadis itu. Dan kau tau? Penculik yang menculik Jong-suk saat itu memiliki foto gadis itu. Dan dia mengancam Jong-suk dengan foto itu."
Kini berganti Suzy yang mematung sesaat di tempatnya, "Ah, jadi bulan yang menurut Jong-suk mampu menerangi dunia gelapnya adalah gadis itu? Gadis yang baru Jong-suk temui itu?"
"Aku rasa iya. Karena Jong-suk memohon padaku untuk memastikan kalau hidup gadis itu aman."
Aku sudah bersamanya sejak lama, mencintainya dalam diam adalah rutinitasku selama ini. Tidak ada sedikitpun keberanian untuk mengatakan apa yang aku rasakan. Dan kini aku menyadari kalau hatimu memang bukan untukku, Jongsuk-ah.
Kau mencintai orang lain.
Yaa~~ kenapa saat ini hatiku seperti dihantam batu besar.
Hati Suzy bersuara sendu. Rasanya tidak percaya kalau apa yang ia takuti sudah terjadi sekarang. Selama ini Suzy memang menyimpan rasa untuk Jong-suk. Bahkan sejak mereka masih sibuk mengerjakan tugas sekolah mereka.
Bagi Suzy, Jong-suk adalah laki-laki spesial setelah ayahnya. Dia merasa terlindungi setiap kali tubuh jangkung Jong-suk berdiri di sampingnya. Menghalangi sinar matahari yang seolah siap melahap gadis itu.
Jong-suk tidak tau apapun tentang perasaan cinta yang Suzy miliki. Bahkan mungkin lelaki itu tidak ingin tahu, sebab bagi Jong-suk, Suzy adalah adik perempuannya.
"Suzy-ssi, gwaenchana?" kata Mr. Park menyadarkan Suzy dari lamunannya.
"Ne? Ah, sampai mana kita tadi?"
Mr. Park menautkan kedua alisnya, "Sampai Jong-suk memintaku untuk memastikan hidup gadis itu aman."
"Hmm.. Jadi, apa kau sudah memutuskannya?"
"Belum. Belum ada waktu."
"Jong-suk bisa terus menggila kalau kau belum memastikannya."
"Arra~"
"Apa kita harus membawanya ke psikiater?"
"Yaa~~ Jong-suk tidak segila itu."
"Kau benar. Tapi aku mengkhawatirkan dia. Mungkin psikiater mampu mengerti lebih dalam apa yang dia rasakan."
I T ' S Y O U
A.N
Akhirnya ya Bun, setelah sekian purnama aku update cerita ini juga hwhw😩
Makasih yaaaaa atas komen-komen positifnya:)) terharu akutuh. Kirain gada yang suka alurnya, tapi ternyata banyak ya Bun😩 ALHAMDULILLAH😌
YAUDAH, SELAMAT MEMBACA YA GAIS. MAAP SEKALI LAGI DAH NGEGANTUNGIN KELEN:))
Jan lupa vote dan komen yaaaa Bun. Komen dari kalian adalah penyemangat untukkuu☺️
eiya btw mampir ke ceritaku yang baru juga yuk!! TENTANG AIRA judulnyaaaaa, aku lg semangat up di sana niihhh😌😌
Ini trailernyaaaaa
Alasyu😘
KAMU SEDANG MEMBACA
It's You
Fanfiction[ FOLLOW SEBELUM MEMBACA - UPDATE 3 BAB SETIAP HARI SELASA ] Siapa yang menyangka, jika skandal yang diterima oleh Lee Jong-suk hanyalah permulaan untuk mimpi buruknya yang panjang. Tidak ada yang menyangka jika ternyata Lee Jong-suk berhadapan lang...