6. Pertemuan dan Perpisahan

207 34 1
                                    

Hari ini adalah hari yang cukup melelahkan bagi Jong-suk. Bukan fisiknya yang lelah, tapi pikirannya. Masalah-masalah itu membuat pikiran Jongsuk menjadi bercabang. Apalagi tentang foto Sabina yang dikirimkan oleh paparazi itu.

Jongsuk sangat memikirkan bagaimana nasib Sabina ketika foto itu tersebar.

"Apa gadis itu sudah tiba di negaranya?" pikir Jong-suk tiba-tiba, "Seharusnya tadi aku meminta nomor ponselnya. Betapa bodohnya diriku ini." lanjutnya mengutuk dirinya sendiri.

Saat ini Jong-suk sedang mengendarai mobilnya menuju salah satu coffee shop di mana Suzy sudah menunggunya. Instrumen piano terputar di audio mobilnya, Jong-suk bermaksud untuk menenangkan pikirannya. Tapi ternyata tidak berhasil. Lelaki itu masih tampak frustasi.

Lambaian tangan Suzy dan senyum lebar gadis itu bisa Jong-suk lihat ketika dia sedang memarkirkan mobilnya di depan coffee shop.

"Mengapa kau lama sekali?" kata Suzy pada Jong-suk yang sedang menduduki tubuhnya di kursi, "Minumlah. Aku memesan kopi favoritmu." lanjutnya menyodorkan segelas kopi yang dia katakan tadi.

"Gomawo, suzy-ah."

"Sekarang, ceritakan padaku apa yang sebenarnya terjadi denganmu akhir-akhir ini?"

Jong-suk meletakkan kembali gelasnya, "Aku difitnah. Itu saja."

"Ya! Aku bilang ceritakan. Bagaimana kau bisa mengalami kejadian seperti ini."

"Aku juga tidak tau. Tiba-tiba saja semuanya sudah terjadi." Jongsuk mengalihkan pandangan seraya menatap keluar jendela besar di sampingnya dengan tatapan kosong, "Make Up Artistku selalu berganti setiap saat. Dan aku tidak tau mana yang mereka maksud telah menjadi korban nafsuku."

Suzy menghembuskan nafasnya panjang, "Apa kau tidak ingat sesuatu? Mungkin kau melakukan kesalahan fatal pada seseorang?"

"Entahlah. Aku tidak mengingatnya." jawab Jong-suk terdengar sendu.

"Kalau benar ada seseorang yang dendam padamu. Yaaa~~ dia sukses menghancurkanmu."

"Ya! Aku tidak mudah dikalahkan. Kau tau betul sifatku. Aku tidak akan melepaskan apa yang sudah ku genggam."

Suzy menganggu-anggukan kepalanya, "Arraseo, arraseo."

"Bagaimana butikmu?"

Sudah muak sekali Jong-suk tentang skandal itu. Membicarakannya hanya membuat pikiran lelaki itu semakin stres.

"Semuanya berjalan lancar seperti yang aku harapkan."

Untuk beberapa saat Jong-suk hanya diam terpaku memandangi wajah Suzy yang berseri. Suzy adalah gadis yang sangat hebat menurut Jongsuk.

Masa lalu gadis itu sangat buruk. Dia pernah menjadi korban pemerkosaan dan kekerasan. Jongsuk tau benar bagaimana hancurnya Suzy saat itu. Tubuhnya selalu bergetar dan dia selalu menangis tiap kali memgingat laki-laki yang sudah mengambil keperawanannya.

Tapi kini? Suzy berhasil bangkit dan memilih untuk terus maju tanpa mengingat masa lalunya yang kelam.

"Ya, jongsuk-ah!" Jong-suk terperanjat ketika Suzy mengibaskan tangannya di depan wajah lelaki itu.

"Aku tau kau merasa sedih. Tapi kumohon jangan terlalu larut dalam kesedihan itu. Kau tidak salah. Ingat itu. Mereka yang berada di balik ini semua pasti akan segera mendapat hukuman. Percaya itu."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
It's You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang