part 7

183 11 0
                                    

"Maaf mas, tidak boleh masuk ini khusus karyawan" ucap seorang pelayan

"Saya ingin bertemu dengan mba yang tadi"

"Iya mas, tapi masnya tidak boleh masuk" ucap pelayan tersebut

"Terus kenapa mba yang tadi boleh?" Tanyanya

"Yang tadi itu pemilik resto ini, makannya boleh masuk mas. Namanya bu alin" jawab pelayan tadi

Dia terdiam, bagaiamana bisa seorang yang ia kenal menjadi pemilik resto yang terkenal ini.

"Anak pemilik resto?" Tanyanya lagi

Pelayan tersebut menggeleng. "Bukan mas, yang tadi itu murni pemilik resto ini bukan orang tuanya yang punya resto ini"

Saat ini rasa kagumnya kembali lagi, wanita seanggun dia bisa memegang bahkan mendirikan restoran sebesar ini, itu hebat.

Ia mengangguk, "tolong panggilkan dia, saya ingin bicara"

"Baik, mas nya tunggu di sana dulu. Biar saya panggilan sebentar"

Ia menuruti perintah pelayan tersebut dengan duduk di meja nomer lima.

"Maaf mas, ini bu alin nya. Bu ini yang tadi saya bilang" ucap pelayan tersebut yang membuatnya menoleh

"Iya, terima kasih. Kamu boleh kembali berkerja" ucap bosnya itu dan ia menuruti kemauannya

"Silakan duduk" ucapnya

"Dari mana gus tau saya ada di sini?" Tanya alina

"Sejak kapan karyawan menjadi saudara?" Tanyanya balik

"Mereka memang saudara saya. Saudara seiman apa saya salah?" Ucap alina

"Dari mana gus tau saya ada di sini? Dan, untuk apa gus menemui saya?" Lanjutnya

"Tidak penting saya tau dari mana. Kamu ke sini untuk menghindari permasalahan bukan?" Ucap gus sendi

"Menghindari permasalahan? Saya rasa saya tidak punya masalah, gus" jawab nya

Keduanya sama sama terdiam. "Sampai kapan kamu akan merahasiakan perasaan mu" ucap gus sendi

Alina tersenyum, "tidak ada yang di rahasia kan dan tidak ada yang harus di beri tau gus"

"Apa benar benar tidak ada kesempatan untuk saya?" Tanya gus sendi

Alina terkekeh pelan. "Di saat besok gus akan menikah, gus masih bertanya apa ada kesempatan ke saya? Lalu kalo saya bilang ada, gus akan membatalkan semua ini dan mempermalukan dua keluarga sekaligus, iya gus?"

"Saya bukan orang yang egois gus, lagi pula saya sudah bilang kalo tidak akan pernah ada kesempatan untuk jenengan jadi untuk apa jenengan bertanya lagi? Lupakan saya gus dan belajarlah mencintai syatira, karena mulai besok ia akan menjadi istri gus" lanjut alina

Mereka termenung sibuk bergelut dengan pikiran masing masing.

"Lupakan saya gus. Belajarlah mencintai syatira, dia wanita yang baik. Tidak perlu ada yang gus ragukan darinya. Saya yakin kalian akan hidup bahagia"

Alina memejamkan mata sebentar. "Cintai dan bahagiakan dia gus, bila gus menyakitinya sama saja gus menyakiti saya. Lakukan ini sebagai pembuktian kalo gus benar benar mencintai saya"

"Kalo saya melakukan itu. Apa saya boleh meminta satu permintaan ke mba?" Tanyanya

"Apa, apa yang gus inginkan?" Jawab alina

"Teruslah bahagia, dan jangan pernah melepaskan apa yang seharusnya milik mba" ucap gus sendi

Alina terjangah ia mengira gus sendi akan meminta sesuatu yang berat tapi ternyata ia hanya mengatakan hal demikian, yang semakin membuat alina ingin menangis.

ALSENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang