"ALINA" teriak zelin sambil melambaikan tangan pada ku
Aku kira dia hanya akan bertanya saja, tapi ternyata dia juga menjemput ku kebandara.
Aku tersenyum, "assalamu'alaikum"
"Wa'alaikumsalam"
"Eh eh lin, mata lu sembab. Lo nangis?" Tanya zeline
Aku memalingkan muka, "ngaco"
"Kenapa? Saya yakin kamu selama perjalanan nangiskan, ada masalah?" Ucap ka arsen
Ka arsen ini bisa baca pemikiran orang atau gimana sih? Kok selalu tepat tebakannya.
"Alina, gw sabahat lu bukan sih?" Tanya zeline
"Kalian ini kenapa sih? Alina ngga papa kok" ucap ku terkekeh
Zeline menarik tangan ku untuk duduk di bangku bandara dan di ikuti ka arsen dari belakang.
"Lin dengerin gw. Kita emang baru bareng tahun tahun terakhir ini, tapi gw tau banget lo itu kalo udah ada masalah pasti nangis, dan selalu ngelak kalo di tanya. Jawab gw jujur, lu kenapa lin?" Ucap zeline
Aku tidak bisa membendung air mata ku. "Gw ke yogya untuk nemuin syatira, sahabat gw yang pernah gw ceritain. T-tapi saat gw kesana.." aku ngga bisa ngelanjutin ucapan ku lagi
Zeline memeluk ku. "Gw ngga sengaja denger dia lagi bertengkar. Dan gw denger semuanya, dia bertengkar karena gw zel" ucap ku
"Jangan nangis. Gw yakin kalo itu semua bukan karena lo, tapi itu karena mereka sendiri yang ngga bisa ngontrol emosinya" ucap zeline
"Gimana kalo kita ke suatu tempat? Kayanya kalo ngobrol di sini ngga enak deh. Liat tuh, di liatin orang banyak" ucap ka arsen, aku dan zeline saling pandang dan selanjutnya kami semua terkekeh
Kami pergi menggunakan mobil ka arsen yang entah mau kemana hanya ka arsenlah yang tau kita akan pergi ke mana, tapi aku yakin tempatnya tidak jauh dari bandara.
Kali ini tebakan ku yang benar, tempat yang kita tuju ternyata tidak jauh dari bandara. Kalian tau kita di bawa ka arsen kemana? Ka arsen membawa kita ke atas gedung dan di sana sudah ada sofa, meja, dan beberapa cemilan sepertinya dia sudah menyiapkan ini sejak tadi.
"Niat ya ka?" Ucap ku terkekeh
Zeline ikut terkekeh, "pastilah niat, masa ngga. Ya ga bang?"
"Harus niatlah. Menghibur orang itukan bisa dapet pahala, ya ngga lin" ucap ka arsen yang ku balas anggukan
Membuat bahagia orang tidak merugikan diri sendiri jugakan? Malah dapet pahala, lagi pula membuat bahagia orang sama dengan membuat diri sendiri bahagia. Selama tidak merugikan siapa pun itu tidak ada salahnya dan tidak dilarang.
Di tempat ini kami menghabiskan waktu cukup lama kurang lebih tiga jam, kegiatan yang kami lakukan pun rondom entah itu aku menceritakan krinologi tentang kejadian itu, ngobrol bersama, bernyanyi garis bawahi hanya zeline lah yang bernyanyi di sini dan akan terpotong dengan ledekan ka arsen yang membuat ku tertawa namun beda halnya dengan zeline yang menatap jengkel ke abangnya.
Saat seperti ini aku marasa seperti sedang kumpul dengan irvan dan bang rayen yang tidak lain adalah mahrom ku, mereka benar benar menerima kehadiran ku. Betapa bahagianya aku ketika mereka bisa menjadi bagian dari keluarga ku, walau kadang mereka suka debat kecil yang membuat ku geram tapi semua itu seperti hiburan untuk ku.
Bersyukurlah ketika masih bisa menikmati waktu bersama saudara kandung atau pun bisa bersama mereka, karena banyak orang di luaran sana yang iri pada posisi itu. Ketika kalian mundur dari posisi itu tidak sedikit orang yang mengajukan diri untuk mendapatkan kedudukan tersebut, hanya untuk merasakan bagaimana rasa kehangatan, dan kegembiraan saat bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALSEN
Teen FictionAlina frisya aprilia seorang wanita yang mencintai gusnya sendiri, Sendi namanya. hingga tiba waktunya dia untuk kembali ke daerah asalnya dia mengetahui sebuah fakta yang dimana sahabatnya itu juga mencintai gus sendi. Berbarengan dengan di diketah...