part 19

151 8 0
                                    

Aku mengangguk, "duduk, saya mau bicara"

"Jangan marah marah" ucap syatira yang hanya ku balas dengan senyuman

"Peramu saji yang tadi baru kerja di sini? Sudah berapa lama" Tanya ku

"Baru sekitar dua bulanan, bu"

Aku mengangguk. "Kata dia ayam abis, kamu ngga minta untuk segera di kirim lagi?"

"Sudah bu. Saya sudah menelpon dan meminta untuk segera di kirim kembali, tapi mereka bilang mereka kena macet bu, jadi mungkin dua menit lagi baru bisa sampe" jawabnya

Aku tau dia gugup terlihat sangat jelas kegugupannya itu. Beberapa kali aku mampir ke sini baru kali ini aku sampe memanggilnya, sebelumnya walau aku dan dia saling melihat aku hanya tersenyum dan mengangguk untuk menyapanya.

"Kamu tau bagaimana cara dia menyapa dan melayani pelanggan?" Tanya ku sesantai mungkin

"Saya tidak terlalu memperhatikan, bu"

Aku menarik nafas dalam dan menyenderkan tubuh ku di kursi untuk merasakan sedikit ke rilekskan.

"Menyela ucapan pelanggan, tidak ramah atau bisa di kategorikan kurang sopan, meninggalkan pelanggan begitu saja tanpa berkata apa pun. Itu semua yang dilakukan" ucap ku

"Kamu tau bukan, itu semua sudah termasuk pelanggaran?" Lanjut ku

Ia mengangguk. "Saya minta maaf atas kelalaian saya, bu"

Aku menarik napas pelan. "Kali ini saya maafkan, tapi tolong kamu bilang ke dia untuk tidak melakukan perlakuan itu lagi, kaalo tidak mau berhenti kerja saat itu juga. Ini peringatan terakhir untuknya" ucap ku

Mungkin untuk kali ini aku bisa mentoleransi perlakukannya tapi jika dia berperilaku seperti itu lagi maka jangan salahkan kalo dia di keluarkan seperti dia perprilaku kepada para pelanggan ku, aku tidak peduli orang mau berkata apa tentang ku ingat itu.

"Kamu boleh kerja lagi, dan lain kali lebih teliti" ucap ku

Ia mengangguk. "Saya permisi bu, sekali lagi maaf atas kelalaian saya"

~ALSEN~

"Lo serius, dia ikut ke sini sekarang?" Tanya zeline

Setelah selesai makan tadi aku dan syatira memutuskan untuk langsung ke kampus ku, karena kata zeline kelas sepuluh menit lagi bakal di mulai.

Sesuai kesepakatan syatira menunggu ku di perpustakaan dan aku mengantarnya terlebih dahulu tadi. Sekarang kelas ku sudah selesai jadi aku akan ke perpus sekarang.

Aku mengangguk, "iya, kenapa sih?"

"L-lo udah maafin dia?" Tanya zeline ragu

"Emang kapan dia buat salah?" Ucap ku

"Gila sih, lo terlalu baik lin. Menurut gw kesalahan dia itu ngga mudah buat di maafin. Gini, lu udah berbuat banyak buat dia, ya walau gw gatau pastinya. Tapi, itukan ga mudah buat lo gitu, tapi apa balasan dia? Dia malah ngejelekin lu" ucap zelin

"Apa yang gw perbuat ngga sebanding dengan ilmu yang dia kasih ke gw zel. Dan menurut gw, dia ngga ada niat buat ngejelekin gw sebenernya. Udahlah ngga penting, dia sahabat gw. Sampe kapan juga bakal begitu, jangan sampe cuman gegara masalah kecil persahabatan jadi ancur zel"

"Jadi dia doang nih sahabat lo?" Ucap zeline

Aku terkekeh, "lo jugalah, udah ayo" ucap ku menarik tangannya

~ALSEN~

Aku kira ketika zelin dan syatira bertemu suasana akan menjadi tegang tapi ternyata salah, salah besar malah.

ALSENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang