Berbulan bulan sudah aku jalani di pesantren tanpa terasa ternyata sudah enam bulan aku di sini. Hari ini saatnya aku untuk kembali ke jakarta, untuk melanjutkan pendidikan ku di sana.
"Kamu yakin fris tidak ingin tetap di sini?" Tanya syatira
Aku tersenyum. "yakin tir, aku rasa ini yang terbaik"
"Kita bakal pisah dong" ucapnya
Aku menatapnya, "kita tetep bisa komunikasi tira, kamu simpen nomer ku ini ya. Nanti sesekali aku hubungi kamu lewat pengurus" ucap ku menyerahkan selembar kertas
Kalo dulu aku berat untuk berpisah dengan keluarga ku tapi sekarang aku berat untuk berpisah dengan syatira.
Sahabat pertama ku yang begitu banyak memberikan arti dalam hidup ku, bahkan ia menjadi guru ku di saat aku tidak mengerti pelajaran.
Ia memeluk ku. "aku pasti bakal kangen kamu" ucapnya
Aku membalas pelukannya. "aku juga, tapi aku yakin kita bakal ketemu lagi" ucap ku menenangkan
"Eh jangan nangis, kalo kamu nangis aku ikut nangis" ucap ku sambil mengelap air matanya
"Sudah ya, aku mau ke pengurus dulu buat mesen taksi online sebentar"
Aku meninggalkannya di asrama, berjalan menuju ruang pengurus. Sesuai dengan keinginan ku papa tidak menjemput ku di sini jadi aku akan naik taksi dari pesantren lalu ke jakarta naik kereta.
Tujuh menit lagi taksi online akan datang ke pesantren berarti tujuh menit lagi aku akan pergi dari pesantren.
"Mba" aku menoleh melihat siapa yang berbicara
Aku menunduk, "Assalamu'alaikum gus" ucap ku
"Wa'alaikumsalam warohmatullohi wabarokatu maaf mba, mba jadi ke jakarta hari ini?" Tanyanya
"Nggih gus, tujuh menit lagi saya akan ke stasiun, ada apa ya gus?" jawab ku
"Maaf apa bisa sebelum ke stasiun nanti mba ke kafe starwat deket pesantren? Ada yang ingin saya bicarakan" ucapnya
Ke kafe? Ada yang ingin di bicarakan? Ada apa?
"Hmm baik gus, nanti saya akan kesana, kalo begitu saya permisi dulu gus, assalamu'alaikum"
Bukan maksud ku untuk tidak sopan karena buru buru pergi, masalahnya di tempat ini sepi. Aku takut menimbulkan fitnah nantinya.
"Waalaikumsalam warohmatullohi wabarokatu"
Pikiran ku tidak karuan, ketemuan dengan gus sendi di luar pesantren ini adalah hal yang menegangkan untuk ku, aku takut ada salah yang membuatnya ingin bertemu dengan ku.
"Assalamu'alaikum" ucap ku
"Wa'alaikumsalam fris"
"Loh tir barang barang ku?" Tanya ku
Syatira tersenyum, "sudah aku masukan ke koper mu"
Is syatira dia begitu baik bahkan sangat baik.
"Terima kasih" ucap ku memeluknya
"Assalamualaikum"
"Wa'alaikumsalam warohmatullohi wabarokatu" jawab ku dan syatira berbarengan
"Syatir kamu di panggil ustazah fina" ucap temen se asrama ku
Syatira mengangguk, "iya, makasih infonya ya, kalo gitu aku kesana dulu, assalamu'alaikum"
"Waalaikumsalam"
Alhamdullilah barang ku sudah beres berarti aku tinggal pamit ke bu nyai dan pak kyai.
Loh, ini surat siapa? Apa punya syatira ya?
KAMU SEDANG MEMBACA
ALSEN
Teen FictionAlina frisya aprilia seorang wanita yang mencintai gusnya sendiri, Sendi namanya. hingga tiba waktunya dia untuk kembali ke daerah asalnya dia mengetahui sebuah fakta yang dimana sahabatnya itu juga mencintai gus sendi. Berbarengan dengan di diketah...