part 10

247 11 0
                                    

Hari ini adalah hari undu mantu syatira dan gus sendi, alhamdulillah acara pun berjalan lancar tanpa ada kendala.

Semua susunan acara undu mantu terlaksana dengan baik dan bener sesuai dengan apa yang aku bayangin, bahkan lebih baik dari semua itu.

"Frisya, sini nak" panggil ummi

"Assalamu'alaikum bu nyai, pak kyai" ucap ku menyalami tangan ummi dan nyai salamah

"Wa'alaikumsalam warohmatullohi wabarokatu" jawab mereka

Ummi memegang pundak ku. "Kenalin sal, hanif, ini sahabat menantu ku, yang aku ceritain ke kalian namanya frisya" ucap ummi yang hanya mampu ku balas dengan anggukan kepala dan senyum

Nyai salamah dan kyai hanif ini adalah adik sepupu dari ummi yang kebetulan juga memiliki pesantren sendiri.

"Masya allah sudah pintar, cantik pula" ucap nyai salamah tersenyum

"Terima kasih nyai" ucap ku penuh hormat

"Sudah punya calon nak?" Tanya nyai salamah

Aku menggeleng, "boten, bu nyai"

Nyai salamah melihat ke arah suaminya. "Sepertinya cocok dengan ali. Frisya mau kalo saya jodohkan dengan anak saya, ali?" Tanyanya

What? Haha ini sungguh lelucon yang lucu. Bagi segelintir orang bila di jodohkan dengan 'gus' adalah hal yang menggembirakan apalagi nyainya sendiri yang meminta, tapi itu semua tidak dengan ku.

"Maaf bu nyai, bukannya saya lancang. Kalo memang saya berjodoh dengan gus ali pasti akan Allah pertemukan, tapi untuk saat ini saya masih belum memikirkan untuk menikah. Saya ingin memperbaiki diri saya untuk menjadi istri yang baik di kemudian hari. Saya tidak ingin nantinya menjadi istri yang kurang baik buat suami saya" ucap ku

Nyai salamah tersenyum, "ngga papa nak saya ngerti, maaf kalo ucapan saya membuat frisya kaget. Saya yakin siapa pun suami kamu nanti akan sangat beruntung mendapatkan wanita secerdas kamu, semoga Allah memberikan jodoh yang terbaik untuk mu nak"

Aku tersenyum. "Amiin, terima kasih bu nyai"

"Kalo begitu saya ijin permisi dulu bu nyai, pak kyai, assalamu'alaikum" ucap ku pamit

"Wa'alaikumsalam warohmatullohi wabarokatu"

Pernolakan ku itu bukanlah hanya sebuah alasan belakang agar bisa menolak nyai salamah dengan halus. Melainkan aku memang mengutarakan pemikiran ku yang sejujurnya. Saat ini aku belum memikirkan menikah, karena aku masih ingin belajar dan membahagiakan kedua orang tua ku tidak lebih. Tapi, kalo memang takdir berkata lain aku tidak akan mengelak semua itu.

Harapan ku saat ini satu yaitu hidup bahagia bersama orang tua dan kedua adik ku, selebihnya aku menyerahkan semuanya kepada Allah biarkan Allah yang mengatur dan menentukan yang terbaik untuk ku. Mungkin apa yang bunda alami dulu sedang terjadi pada ku saat ini.

~ALSEN~

Selepas acara undu mantu syatira waktu itu, aku langsung membantu diah untuk mengurus restoran hingga waktu yang kami tentukan di yogya selesai. Walau begitu aku masih sesekali mengunjungi pesantren untuk sekedar bertemu ummi atau pun syatira, karena setelah undu mantu syatira memang menetap di pesantren bersama gus sendi.

Bahkan hingga tiba waktu aku untuk kembali ke jakarta sekarang syatira mengantar ku hingga ke bandara. Aku mengambil penerbangan pagi karena sore nanti aku ada kelas, jadilah agar ngga keburu buru nantinya lebih baik pulang dari waktu yang lama.

Aku tersenyum, "aku pamit dulu, baik baik di sini ya" ucap ku pada syatira

"Bunda, frisya pamit. Salam buat ayah ya bun, maaf kalo selama di sini frisya nyusain bunda" lanjut ku

ALSENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang